Excusme,
⅛ ,,
¼,,
⅓,,
½,,
¹ '''
Complete!
° ° °
"Yes. I'll bring him to Sidney in this week."
". . ."
"Okkay. I wanna all needs done in 2-4 days."
"…"
Tit.
"Really? You're keep going to Sidney in this week? Aren't too fast?"
"Of course. Lagi pula aku tak mau kecolongan bila terlalu lama di GS city. How's if he got back my lover?"
Pria yang duduk di sofa single di samping Sehun terkekeh sinis. Lalu berdiri, berjalan dan berhenti di dekat jendela. Matanya menangkap pemandangan mendung pekat di langit.
"Remed your word. Isn't your lover, but that's his lover, right?"
"F**k! Diamlah sebelum ku tendang keluar kau!!"
Pria itu terbahak-bahak.
"Are you kidding? Seseorang yang kau culik mana mau menganggapmu kekasihnya. Impossible!"
"A man too easy give up at him luv, cannot talk like that!!"
Pria itu terdiam.
"Karena aku bukan pria gila yang suka memaksa cinta sepertimu. Aku hanya membiarkan dia memilih cintanya."
"Dan karena aku bukan pria munafik seperti mu. Yang bila di depannya seakan ikut bahagia, padahal di belakang merasa sakit hati dan kecewa. Yang lebih parah lagi,,
Dia tak mau menghentikan fantasi liarnya tentangnya. Selalu menjadikannya objek saat hormonnya naik, atau saat mimpi basah."Sehun ganti menatapnya sinis. Ruang terasa panas dengan kedua pria yang seakan saling mendominasi lawan bicara, menentukan siapa yang menang.
"Sh**!!"
"Why? Can't deny it?"
Sehun terkekeh, menertawakan pria di hadapannya yang berwajah masam.
"Before say it, please look your self first, Kim Namjoon."
"Dia tak mungkin akan balas mencintaimu."
"Tentu mungkin. Karena aku sudah memikirkan suatu cara."
"What?"
Sehun hanya menyeringai sambil menatap lapar seseorang dalam sebuah figura kecil di mejanya.
• • •
"T-tuan?"Kookie terkejut saat sedang melihat luar masion yang basah di mana mana karena hujan, dari balkon. Tiba² sepasang tangan melingkar di perutnya. Hobie dengan santai mengendus punggung di depannya.