Shy

5 2 1
                                    

Dalam perjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan, situasi dalam mobil hening beberapa detik. Marco fokus ke depan sementara Syabiel menatap keluar jendela entah apa yang ada di pikirannya. Tiba-tiba Marco berdehem karena bingung mau cerita tapi apa yang akan di ceritakan kepada cewek dingin yang duduk di bangku penumpang itu.

"Hmm.. "

Syabiel hanya berbalik ke sumber suara dan menatap Marco seakan bertanya kenapa.

"Makasih, ya buat semuanya."

"Semua?" Tanya Syabiel bingung.

"Iya, kemarin udah di pinjemin mobil untuk pulang, sekarang sama aja lo ngantar gue juga ke sekolah. Cuma bedanya gue yang nyetir sekarang." Marco tersenyum tipis setelah berbicara panjang lebar.

"Hm" Jawab Syabiel singkat.

"Cuek banget sih?" Tanya Marco.

"Bukan urusan, lo."

"Ok.. Ok.. Sorry, sebagai tanda terima kasih lo mau ga gue traktir di kantin?"

"Ga usah"

"Di kafe juga bisa kalo lo mau? Jujur gue ga enak lo udah bantu gue."

"Gue ikhlas"

"Berandal gini gue punya hati dan tau terima kasih, kalo lo mau sesuatu panggil gue aja" Marco tersenyum tipis ke arah belakang.

Syabiel yang menatap Marco hanya ngangguk pelan lalu tunduk. Ia terlalu malu untuk menatap pengemudi mobilnya.

Mobil memasuki area sekolah, Marco memarkirkan mobil tiba-tiba Syabiel membuka pintu dan berlari ke kelas. Marco yang melihat hal itu hanya tersenyum.

"Dia imut" Batinnya.

Lalu Marco sadar kunci mobil masih di tangannya. "Ah kunci mobil.." Marco menepuk jidatnya lalu berjalan menuju kelas.

Pelajaran pertama berjalan damai, semua siswa-siswi kelas XI IPA 2 hanya sibuk mencatat sesekali mendengarkan guru yang menjelaskan di depan. Sampai terdengar suara yang di rindukan berbunyi.

Kring.. Kring.. 🔔
Semua siswa menghentikan proses belajar dan mulai menutup buku, ada yang langsung ngacir ke kantin dan perpustakaan.

"Kantin, yuk" Ajak Febby menatap kedua temannya itu.

"Yuk, Biel" Vita menarik tangan Syabiel. Karena ia tau percuma bertanya sama syabiel, paling di jawab tatapan dingin.

Mereke bertiga beranjak meninggalkan kelas. Di dalam kelas tersisa tiga bad boy yang masih duduk sambil main game, kecuali Marco hanya diam mematung entah apa yang ada di pikirannya saat ini.

Dava menyenggol bahu Marco "kenapa lu, Co?"

"Diam-diam bae" Cerocos Aldo.

Marco hanya berdecak. "Ck.. Gimana caranya gue ngasih ke dia? Masa harus pulang bareng lagi? Ga tau malu banget gue" Tangannya mengacak rambutnya kasar.

"Ngomong apa sih?" Tanya Dava heran.

"Tau nih anak, kerasukan jin kelas kali" Sahut Aldo.

"Yang di tanya hanya diam, ada apaansi?" Tanya Dava menghentikan permainan game di ponselnya.

"Gue tuh pusing gimana cara ngembaliin nih kunci mobil ke pemiliknya?" Ucap Marco sambil menatap kunci yang ada di tangan kanannya.

"Emang itu kunci mobil siapa?" Tanya Aldo.

Marco hanya tetdiam, tidak tau mau jawab apa. Ia juga malu mengakui kalo hari ini berangkat bareng Syabiel pake mobil cewek yang selalu di  katain sombong oleh Marco.

I Love HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang