CDKT 6

58 34 0
                                    

Tepat pada hari ini, dimana hari terakhir gue menginjakan kaki di rumah milik Cello untuk mengajari Cello sebagai guru les privat pribadinya. Hubungan kami juga semakin dekat dari hari ke hari.

Banyak sekali perubahan dari diri Cello seperti ucapannya pada hari itu di taman. Guru-guru pun senang sekali dengan perubahan yang ada pada diri Cello, sehingga tidak banyak pula guru-guru yang berterima kasih pada Thea, mungkin menurut mereka karena Thealah Cello dapat memiliki perubahan hingga hari ini.

Langsung saja gue pergi ke kamar Cello, dengan baju seragam yang masih melekat pada tubuh gue. Disana sudah ada Cello yang sedang serius mengerjakan soal matematika yang hingga membuatnya menggaruk-garuk kepalanya yang frustasi.

“Kalo soal yang ini caranya bukan yang ini, pantes aja gak ketemu,” Ucap Thea yang membuat Cello kaget.

“Baru sampe?” Ucap Cello kembali fokus pada soal matematikanya.

“Udah daritadi si, takut ganggu lo ngerjain soal,” Balas Thea.

“Gak bakal ganggu elah,” Ucap Cello yang sudah kembali melihat wajah Thea.

“Udah siap nih kayaknya buat UN,” Canda Thea.

“Siap apanya. Nyesel iya, gue 3 tahun sekolah bukannya belajar malah ngelanggar aturan sekolah. Ya gini deh akibatnya gue gak ngerti apa-apa sama sekali,” Ucap Cello lalu mengehembuskan nafas lelahnya.

“Masih syukur lo mau tobat sebelum terlambat,” Ucap Thea pada Cello.

“Bener juga, daripada gak tobat sama sekali kan,” Ucap Cello yang dibalas dengan senyuman khas milik gue.

“Gemes banget gue sama lo,” Ucap Cello sambil mencubit kedua pipi chubby milik Thea.

“Sakit tau,” Ucap Thea sambil mengelus pipinya yang memerah akibat cubitan Cello.

“Yaudah maaf, sini gue tiup,” Ucap Cello sambil meniup-niup pipi Thea. Karena jarak mereka yang lumayan dekat membuat mereka menjadi saling bertatap-tatapan satu sama lain. Setelah lumayan lama, akhirnya Thea memutuskan tatapan mereka. Lalu Thea menetralkan detak jantungnya yang sangat berdetak dengan kencang. Dan atmosfer di ruang itu menjadi canggung.

Tak terasa pertemuan terakhir ini berlangsung sangat cepat. Mereka pun tidak hanya belajar pada hari ini, tetapi mereka juga bercerita tentang kehidupan mereka masing masing. Hingga jam sudah menunjukkan pukul 21.00.

Gue harus pulang sekarang sebelum Bunda khawatir mencari gue nantinya, walaupun gue sudah mengabari Bunda bahwa sekarang gue sedang berada di rumah Cello.

“Gue harus pulang sekarang deh Cel, takut Bunda nyariin,” Ucap Thea sambil membereskan seluruh peralatan alat tulisnya.

"Ayo gue anterin.” Ucap Cello sambil memegang tangan Thea dengan lembut.

“Gue bisa kok pulang sendiri.” Ujar Thea lembut takut merepotkan Cello.

“Yakin lo mau pulang sendirian jam segini? Daerah sini katanya angker loh.” Ucap Cello menakut-nakuti Thea. Thea sendiri sudah mulai ketakutan dengan mukanya yang pucat pasi.

“Ayoo gue anterin pulang, gue gak nerima penolakan.” Ucap Cello langsung saja menarik tangan Thea untuk keluar dari kamarnya menuju garasi rumahnya untuk mengambil motor miliknya.

cinta datang karena terbiasa (COMPLETED✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang