Jimin sudah sebuh total, ia sudah siap pergi bekerja, seperti biasanya, Jaera akan menyiapkan sarapan dan mereka akan makan bersama.
“selamat pagi.” sapa Jaera yang jelas untuk Jimin.
“hm.” balas Jimin tanpa memandang Jaera sedikitpun, diraihnya gelas susu lalu duduk dan menyruput pelan cairan putih yang masih mengepulkan asap itu.
Jaera sudah biasa dengan Jimin yang seperti itu. Sepertinya kejadian kemarin memang bukanlah apa-apa. Seperti biasanya, setiap hal yang sudah terjadi tidak akan membawa kemajuan untuk hubungan mereka. Jaera akan membiarkannya dan tetap seperti biasa, begitupun Jimin yang tidak akan mengungkit-ngungkit kejadian lalu.
Sebenarnya Jaera pensaran dengan keadaan Jimin, tapi melihat Jimin yang sudah terihat sehat, dengan sifat menyebalkan seperti biasanya membuat Jaera tidak ingin repot-repot menanyakan keadaannya.
Namun Jaera teringat satu hal.
“Jim.” panggil Jaera pelan.
Jimin mengalihkan pandangannya dari sandwich yang sedang disantapnya, alisnya terangkat untuk menanggapi panggilan Jaera.
“air dikamar mandiku tidak mengalir.” jelas Jaera berterus terang.
Jimin mengernyit bingung.
“a-aku juga bingung, saat aku bangun tidur dan pergi ke kamar mandi, air keran yang kuhidupkan tidak mengalir, saat kucaba dibagian shower dan bathup juga tidak mengalir.” jelas Jaera, “apa dikamar mandimu juga sama?” tanya Jaera memastikan.
“tidak ada masalah.” jawab Jimin.
“j-jadi apa yang terjadi di kamar mandiku?” tanya Jaera.
Jaera heran, dan karena hal itu Jaera hanya menggosok gigi dan mencuci muka di kamar mandi dapur pagi ini.
“entahlah, nanti aku akan mengeceknya. Sekarang aku tidak punya waktu.” jawab Jimin.
Jaera mengangguk menanggapi. Melihat Jimin yang kembali melanjutkan kegiatan makannya, membuat Jaera ikut melakukan hal yang sama.
.
.
.
Hari ini cukup melelahkan untuk Jimin. Hanya absen sehari saja, sudah membuat perkerjaannya menupuk. ‘Kim Taehyung sialan, dia sama sekali tidak mengerjakan pekerjaan yang kemarin.’ batinnya kesal.Namun marah pun tidak akan ada gunanya, Jimin sangat mengenal rekan kerja sekaligus sahabatnya itu, suka bertindak semaunya, namun biarpun seperti itu, tak jarang juga Taehyung mengeluarkan ide-ide yang luar biasa, untuk itu Jimin tidak akan marah kalau Kim Taehyung tidak bekerja dengan baik, karena disaat kantor menghadapi masalah, dan seperti tidak akan ada jalan keluar, Kim Taehyung akan mengeluarkan suara dan menyampaikan ide cemerang yang benar-benar tak terpikirkan.
Dering ponsel membuat Jimin menghentikan kegaiatannya yang sedang meregangkan tubuhnya.
alisnya mengernyit saat mengetahui siapa yang menelponnya.
“ada apa?” tanpa basa basi Jimin langsung to the point.
Mendengar sahutan dari sebrang telpon Jimin spontan menegapkan tubuhnya, matanya membesar dan refleks berdiri.
“tunggu aku.” ucapnya, lalu mematikan sambungan dan segera berjalan meninggalkan kantor.
.
.
.
Jimin dengan tergesa memasuki rumahnya. Dia bernafas lega saat melihat rumahnya masih sama, tidak seperti yang dibayangkannya seusai menerima telpon.Namun dengan tergesa ia kembali melangkahkan kakinya.
“oh! Jimin-ah!” ucap Jaera, setelah melihat Jimin membuka pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
if you - ParkJimin
Fanfiction🔞 Mature ---- detail ---- vulgar Tolong kebijakannya