brat

431 16 0
                                    

air mengucur membasahi tubuhnya. Dipandanginya air yang telah membasahi tubuhnya mengalir ke arah pipa pembuangan. Lantai keramik putih bersih kamar mandi membuatnya dapat melihat Jelas air yang sudah mengaliri tubuhnya itu berwarna sedikit kemerahan.

Dialihkannya pandangannya ke arah tubuh bagian bawahnya.

Darah akibat penyatuan pertama mereka masih sedikit membekas dikemaluannya.

'aku jadi yang pertama untuknya.' tidak bisa dipungkiri, rasa bangga yang dirasakannya sejak semalam kembali membuatnya sedikit tersenyum senang.

Lelaki mana yang tidak merasa terhormat ataupun dihargai, saat mengetahui bahwa sang istri telah menjaga kesuciannya selagi belum menikah. Tidak ada.

Jimin jelas mengingat segala hal yang terjadi kemarin malam. Walau sudah meminum minuman beralkohol berbotol-botol, namun Jimin belum mabuk, Jimin seorang peminum yang kuat.
.
.
.
Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Jimin keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada, selembar handuk putih melilit pinggangnya, menutupi bagian bawahnya.

Dering ponsel membuatnya segera mengalihkan pandangan ke sumber suara. Jimin ingat dia belum menyentuh hpnya sejak kembali ke apartemen.

Dipungutnya celana jinsnya yang terletak di lantai, diambilnya hpnya yang masih berdering dari dalam kantong.

"ah bocah sialan." umpatnya saat melihat nama Jungkook tertera di layar.

"Hyung!" teriak Jungkook dari sebrang sana saat Jimin mengangkat panggilannya. Membuat Jimin sedikit mengernyit kesal dan menjauhkan hpnya dari telinga.

"yoboseo hyung. Kau sudah bangun?" lanjut Jungkook.

"hm. Ada apa ? ini sangat pagi dan aku masih kesal dengan kalian." ucap Jimin dengan nada kesalnya.

"hehe, apa kau jadi melakukannya dengan noona ? untunglah aku mengejar kalian dan membawa pergi wanita yang terus menempelimu itu. Kau harusnya berterimakasih hyung." Jungkook berucap dengan suara riangnya, dapat dibayangkan dia sedang tersenyum disebrang sana.

Jimin memutar matanya tak menjawab.

Kejadian kemarin kembali berputar di pikirannya.

FLASHBACK

"hyung aku mau ke club, Namjoon hyung dan hobi hyung sudah ditempat, Suga hyung bilang akan datang terlambat. Kau mau ikut tidak?"

Jimin yang sedang membereskan barang-barangnya jadi teringat dengan obrolan grup mereka kemarin malam.

"hm aku ikut."

"ya bagus hyung. Kau kan sedang stres, sebaiknya kau bersenang-senang."

Benar yang dibilang Jungkook, Jimin benar-benar stres akibat pembicaraannya dengan Jungkook tadi. Setelah mendengar informasi yang disampaikan Jungkook, moodnya semakin buruk. Jimin butuh hiburan.

"baiklah, aku akan mampir ke ruang Tae hyung dulu, siapa tau dia juga mau ikut. Kau bisa pergi duluan hyung. Hobi hyung sudah mengoceh di grup." jelas Jungkook sambil berjalan ke arah pintu. Jimin hanya membalasnya dengan gumaman.

Itulah awal mula yang membuat Jimin berakhir ditempat yang dipenuhi oleh suara EDM yang memekakkan telinga. Suara musik dan orang-orang yang menari dengan bebas Membuat siapa pun yang melangkahkan kaki memasuki ruangan itu segera merasakan euphorianya.

Kebetulan sekali, dj hari itu adalah Steve Aoki. Taehyung segera melompat dan menari gembira saat melihat salah satu dari teman mereka yang menjadi dj special.

Club yang dikunjungi oleh mereka ini adalah milik rekan Namjoon, club berkelas yang hanya dapat dimasuki oleh orang tertentu, seperti selebriti ataupun orang-orang kaya layaknya Jimin dan kawan-kawan. Tidak sembarang orang bisa memasukinya, membutuhkan biaya mahal dan koneksi agar mendapat izin masuk.

if you - ParkJimin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang