prolog

867 18 0
                                    

Tak ada seorangpun yang berniat memecah kesunyian di dalam mobil sejak perjalanan panjang yang telah dilalui.

Kedua sejoli yang terlihat lelah itu tidak ambil pusing untuk memikirkan kata dan memulai percakapan.

Berbeda dengan lelaki yang berekspresi datar dan terlihat fokus megendarai mobil, wanita yang duduk disampingnya terlihat sedikit tidak nyaman dengan kesunyian yang menurutnya sedikit menegangkan.

Namun saat melihat wajah lelaki yang disampinya benar-benar terlihat tak bersahabat, dia pun tak perduli dan memejamkan mata, mencoba beristirahat. Walau tidak mengetahui tempat apa yang akan di tuju, si wanita tetap tak berniat menanyakan.
.
.
.
Merasa terganggu dengan suara berisik yang berasal dari belakang mobil, wanita cantik yang sempat tertidur kembali tersadar.

Dilihatnya mobil yang ditumpanginya sudah terparkir disebuah basement. Lalu ditolehkannya kepalanya ke sumber suara yang membuatnya terbangun. Ternyata lelaki yang duduk di sampingnya tadi sedang menurunkan barang-barang bawaan mereka yang terdapat di jok belakang mobil.

“oh. Sudah sampai?” tanya nya.

“hm. Cepat angkat barang bawaanmu.” perintahnya tanpa menoleh sedikitpun.

Tanpa banyak bertanya wanita yang sedikit kesulitan berjalan itu, tetap mengikuti lelaki tampan berbalut jas yang sudah terlebih dahulu jalan didepannya dengan menyeret satu buah koper dimasing-masing tangannya.

Sesunggunya bukan koper kecil yang diseret wanita itu yang membuatnya kesulitan berjalan, melainkan gaun putih panjang yang membalut tubuhnya beserta heels yang digunakannya itu yang membuatnya sulit berjalan.

Namun tak ingin merepotkan dan membuat kesal si lelaki, dia tetap berjalan tanpa mengeluh.

Setelah keluar dari elevator dan sedikit berjalan menyusuri koridor. Akhirnya mereka berhenti didepan sebuah pintu. Dengan cepat lelaki itu membuka pintu dengan memasukkan password.

“masuklah.” ucap lelaki tampan itu, saat sadar bahwa si wanita tetap berdiri di luar.

Si wanita hanya berdiri kaku saat telah sampai di ruang tamu apartemen besar dan mewah yang sepertinya akan menjadi tempat tinggal barunya itu. Matanya mengikuti pergerakan lelaki yang berjalan ke arah dapur, membuka kulkas lalu mengambil sebotol air dan meminumnya.

Setelah menghabiskan minumannya, sang lelaki tampan menatap dingin wanita yang sejak tadi menatapinya.

Merasa matanya bertemu pandang dengan lelaki yang telah menjadi suaminya itu, wanita itu mengalihkan pandangannya.

“hanya satu yang kumau.” ucap si lelaki sambil membuang botol minumnya tadi ke tempat sampah. “jangan campuri urusanku.” lanjutnya. Lalu pergi memasuki sebuah ruangan dan menutup pintunya.

“huh.” hembusan kasar keluar dari mulut wanita cantik yang baru saja melepas status lajangnya itu. Sedikit tegang akibat tatapan dan perkataan lelaki yang baru saja meninggalkannya sendirian di ruang tamu.

Mereka adalah pasangan suami istri yang baru saja menikah.

Tidak seperti pasangan-pasangan pada umumnya, yang akan melakukan ritual panas dimalam pertama.

Tampaknya hal itu sama sekali tidak akan terjadi untuk pasangan baru ini.
.
.
.

if you - ParkJimin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang