Bab 8 - Dinner

3.4K 142 0
                                    

Hei... gue balik lagi nih membawa berita yang entah bagus atau tidak dari Kalin dan Deja. So, check this out! Jangan lupa vote nya^^ hihi.. thankyou :*

---------------------------------------

[Kalin POV]

"Itu muka tadi pagi nggak di setrika, Lin? Kusut amat kayak cucian sebulan." Timpal Kesha ketika aku dan kedua sahabatku yang lainnya sedang duduk di kantin.

 "Lagi galau ? Hmmm? Lo mau bilang kalo cinta lo nggak di bales Deja? Udah basi kali!" tanya Kissy.

"Emangnya hidup gueCuma buat Deja apa?"

"Ya... mungkin aja kali? Kan lo sendiri yang bilang lo nggak bisa hidup tanpa Deja. Yakaliiiii."" kata Karenz.

"O... gue tau. Lo pasti berduka cita ya karna Deja mati?" tebak Kesha asal.

"Eh, sembarangan. Orang Deja sehat wal-afiat kok."

"Kok lo tau? Jangan-jangan lo mata-matain dia ya?" tanya Kesha.

"Makanya denger dulu penjelasan gue. Gue sedih banget, karena kemarin..."

"Lin!" panggil Deja dari ujungpintu masuk kantin sebelum aku sempat meneruskan kata-kataku pada para sahabatku.

"Eh, ngapain tuh Deja manggil lo? Ciyeeeeee..." ledek Karenz.

"Kalo gue tau, ya pasti gue nggak musti nemuin dia dong?"

Deja memanggilku lagi dengan suara yang lebih keras. "Lin... cepetan !"

"Iya..." aku berbalikdan langsung menemui Deja.Sepeninggal aku, sepertinya para sahabatku  saling bertatapan dengan heran.

***

[Deja POV]

"Ada apa sih?" tanya Kalin tanpa menoleh padaku setelah aku  mengajaknya untuk mengobrol di bangku di dekat lapangan basket.

"Lo jangan seneng dulu ya? Walaupun ortu kita temen lama, bukan berarti kita damai. Inget itu."

Kalin menoleh dengan wajah penuh emosi. Sepertinya. "Eh, lo nggak usah keGRan banget ya jadi orang! Lagian siapa sih yang tempo hari baik banget sama gue."

Aku mematung. "Siapa yang keGRan?"

"Udah deh, gue lagi nggak mood berantem sama lo. Dan asal lo tau, Sabtu malam ntar, Nyokap lo ngundang gue sekeluarga buat makan malem di rumah lo."

"Hah?"

"Kalo lo nggak percaya, lo tanya langsung aja ke Nyokap lo. Bye..." timpalnya sambil pergi meninggalkan ku.

Tumben, biasanya kalau dipancing begini Kalin langsung nyolot kayak api. Kenapa kali ini dia biasa aja ya? Dia sakit lagi? Tau ah... kenapa aku harus peduli sama dia. Memang, wajahku sempat memaku ketika Kalin mengatakan bahwa kemarin aku bisa bersikap baik padanya. Itu hanya sebagai rasa tanggung jawab aja sebagai lelaki. Daripada aku disebut banci.

***

[Kalin POV]

"Kok lo tumben nggak ngeladenin Deja ngamuk?" tanya Karenz.

"Lagi nggak mood." jawabku sewot.

"Lo kenapa sih Lin?" tanya Kissy.

"Makanya, gue tadi mau cerita... Tapi, kaliannya malah ngeledekin gue mulu."

"Ya udah, sekarang cerita, ada apa?" tanya Kesha sambil merapikan kukunya dengan potongan kuku yang sengaja ia selipkan di case aksesories dan make up yang dibawanya setiap hari ke sekolah.Ckckck. Kesha...Kesha...

My Enemy is My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang