Halohaloooo... 👐
Just relax reading this part, guys😉
Happy reading!***
Hari ini weekend dan Leta sangat ingin menjalani weekend nya kali ini seperti weekend yang lalu. Kenapa? Weekend kali ini ia mau tidak mau harus membersihkan seluruh rumah nya. Tidak seperti weekend yang lalu.
Leta membersihkan seluruh rumah nya tanpa terkecuali. Orang tua nya akan pulang dari tour job nya dan 2 asisten rumah tangga nya minggu terakhir izin tak bisa menjalani rutinitas nya di rumah Leta.
Jangan tanya, Leta tergolong gadis yang malas bersih-bersih. Dan karna di rumah nya -terutama kedua orang tuanya sangat menjunjung tinggi yang namanya kebersihan. Jikalau orang tua nya pulang dengan keadaan rumah yang mengenas kan, selama orang tua nya tak ada saja belum tentu Leta menyapu rumah sebanyak 2 kali lebih. Jadi, ia harus siap kena omelan dari Mamanya yang panjang sepert kenanga, dan konsekuensi yang diberikan Ayah nya. Karna ia tak mau itu terjadi terpaksa ia harus bersih-bersih di weekend yang biasa nya ia anggap indah.
Tama dengan tidak perdulinya dengan sang adik yang sedang menyapu untuk kedua kalinya, duduk dengan santai di sofa depan TV sambil memakan cemilan dari toples di meja kaca.
Leta sekali lagi hanya bisa menghela napas lelah. Sudah dua kali ia menyapu bagian ruang keluarga tetap saja ia masih mendapati banyak sekali kotoran, enta itu debu atau kotoran lain yang ia dapat dari kolong-kolong kursi ataupun meja.
Dengan frustasi ia menjatuhkan sapu yang dipegangan nya lalu menghempaskan tubuh nya di sofa panjang yang sedang diduduki Tama.
Tama menoleh kan kepalanya kearah sang adik yang sedang mengipas-ngipaskan tangan nya sendiri.
"Tuh, kan rasain. Jadi anak gadis jorok banget. Mama balik baru kelagapan," sindir Tama dengan pandangan fokus ke TV.
Leta menoleh dan langsung melotot menatap Tama. Tangan nya terulur tanpa di komando untuk mencubit perut bagian samping kakak nya itu. Tama meng'aduh' kesakita sembari mengelus bagian yang terkena cubitan kepiting Leta.
"Apaan sih dek?!" tanya Tama kesal. Ia nggak bego, kalau adik nya itu nggak terima atas sindiran nya tadi. Tapi apa salah nya jangan main cubit seenak jidat.
"Lo, bang yang paan? Enak aja ngatain adek nya sendiri. Kualat entar mampus." Sungut Leta pada Tama yang menatap jengkel adiknya.
"Kenyataan kali. Kek abang nggak tau elu aja. Nih ya, elu tuh belum tentu bersihin kamar dalam seminggu," ucap Tama tak mau kalah. Lalu ia meraih remote TV dan mengganti chanel yang menurut nya enak di tonton.
"Si abang, emang dah. Mana ada gue kayak gitu." Leta memukul lengan Tama membuat lelaki itu meringis kesakitan.
"Gue gak ngada-ngada yah. Coba aja nggak ada Mbok Uun pasti tu kamar lu udah jadi sarang tikus. Apalagi sekarang lo bersihin satu rumah. Kayak sekarang nih, baru sedikit aja udah ngeluh," ujar Tama dengan nada kesal yang dibalas cengiran lebar adiknya.
Leta menyadari kalau abang nya sudah ngambek mode on, ia menyenderkan tubuh nya ke tubuh abang nya dengan manja. "Aihh, bang. Jangan ngambek dong. Yah, yah, yah." Leta mengerjapkan matanya dan membuat wajah seimut mungkin.
Bukannya merasa luluh dengan bujukan sok imut ala Leta, Tama malah merasa jijik. Tanpa belas kasihan dia mendorong tubuh adik nya dengan kasar agar menjauh dari tubuh nya. "Udah elah, banyak drama lu, jijik tau nggak. Dah, gih, balik kerja lagi lu."
"Sumpah punya abang gue gini amat," gumam Leta yang masih dapat didengar oleh Tama. Lalu ia bangkit dari duduk nya memungut sapu yang tergeletak dan melanjutkan pekerjaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only The Wrong Time
Teen Fiction[Follow dulu baru baca.] Jangan lupa tinggalkan jejak!😉 _______________________________________ Mungkin menjadi Aleta adalah suatu impian banyak para gadis-gadis. Yap, bagaimana tidak? Memiliki kekasih yang sayang sama dirinya, dengan paras rupawan...