09- Anxiety.

31 4 0
                                    

Hello, i'm back :b
Metbaca man teman! :'D

Jangan lupa vote sebelum baca, komen setelah baca :'D

***

Fiona memasang wajah malas. Panasnya terik matahari siang ini tak mengurungkan Fiona menunggu teman-temannya. Ia sekarang berada di depan toko buku seperti yang dirinya dan teman-temannya rencanakan. Ditemani dengan berbagai macam camilan.

Memang Fiona dan yang lainnya hari ini pergi ke toko buku karena ada diskon besar-besaran. Jadilah mereka hari ini berencana membeli buku-buku yang disukai dengan harga dibawah hari biasa.

Fiona memang belum masuk ke dalam toko buku tersebut. Ia takut nantinya kepisah dengan teman-temannya yang belum datang. Jangan heran Fiona memang lebih rajin menepati janji dari pada yang lainnya.

Sudah dari tadi ia chat dan telepon teman-temannya itu. Namun sama saja jawabannya mau on the way tapi belum sama sekali menunjukkan batang hidungnya.

"Ini ni, udah dikabari dari tadi bilang nya OTW mulu eh, tapi nggak ada nongol-nongol batang hidungnya," dumel Fiona kesal saat matanya mendapatkan mobil yang ia yakini milik Lucy memasuki area toko buku ini.

Lalu ia beranjak dan melangkahkan kaki untuk menemui dimana teman-temannya memarkirkan mobil.

***

Setelah beberapa lama mereka mengelilingi toko buku tersebut, akhirnya mereka memutuskan pulang setelah mampir sebentar di salah satu cafe terdekat.

Di dalam mobil yang diiringi lagu-lagu favorit Fiona yang tengah duduk di kursi kemudi.

Ia berpisah dengan sahabat-sahabatnya itu. Karena ia membawa kendaraan sendiri, dan sahabat nya yang lain mengenakan mobil Lucy. Jadi Fiona pulang sendiri.

Fiona menghentikan laju mobil nya saat lampu lalu lintas berwarna merah. Sembari menunggu warna lampu lalu lintas itu berubah, Fiona menggumamkan lagu yang sedang didengarnya.

Ia lihat langit malam tampak mencekam. Tak ada bintang-bintang yang biasa menghiasi langit malam. Tak nampak juga keberadaan bulan sang penerang gelapnya malam.

"Mau hujan nih keknya," gumam Fiona.

Dan benar saja rintik demi rintik air hujan mulai terlihat. Dan semakin lama semakin deras.

Tinn!

Fiona tersentak kaget dan segera melajukan mobilnya. Ia ternyata tak menyadari bahwa lampu lalu lintas telah berubah warna.

Fiona menembus deras nya hujan, jalanan kota yang biasa nya ramai sekarang lengang. Mungkin karena adanya hujan yang cukup deras ini, pikirnya.

Sambil bernyanyi-nyanyi kecil ia menikmati perjalanan pulang nya. Tiba-tiba ia mengurangi kecepatan laju mobil nya. Ia mengernyit menatap ke pinggir jalan.

Di sana terlihat seorang lelaki yang berjalan dengan tatapan nya kosong. Fiona merasa familiar dengan lelaki tersebut. 

Dengan rasa penasaran nya yang tinggi ia menepikan mobilnya. Dengan segera ia meraih payung yang memang tersedia di mobilnya.

Only The Wrong TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang