Happred gaes!
***
GOriorio: Gan, lu dimane dah?
Otw, kantin borr
GOriorio: buruan elah
Iya njir. Sewot amat
GOriorio: iyain.
Gandhi terkekeh setelah membaca pesan terakhir dari sahabatnya itu. Terlihat Rion kesal. Tanpa membalas pesan Rion, Gandhi memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan melanjutkan langkahnya menuju kantin.
Dengan gayanya yang cool dan terlihat seperti orang dingin, mengundang perhatian orang-orang. Tapi sebenarnya Gandhi bukan orang yang dingin. Gandhi tipe orang yang memang cuek dan dingin terhadap orang-orang baru. Percayalah kalau sudah menjadi orang terdekat Gandhi, pasti akan tau bagaimana sifat Gandhi sebenarnya.
Gandhi menghentikan langkah nya sebentar. Keningnya berkerut tampak seperti sedang berpikir. "Oh, iya," gumam nya seraya menjelentikkan jari tangan. "Gue ke loker aja dah dulu. Entar kagak keburu."
Gandhi lalu mengubah arah langkah kakinya di mana loker berada. Ia ingin mengambil buku paket di lokernya.
"Aww!"
Gandhi menoleh ke belakang di mana sumber suara berasal. Ada seorang cewek jatuh tersungkur tak jauh dari ia berdiri.
Gandhi jalan menghampiri. Ia ikut berjongkok di depan cewek itu. "Lo, gapapa?"
Cewek itu mendongak menatap Gandhi dengan tatapan kesal. "Gapapa, gimana?! Udah tau jatuh ditanyain gapapa. Jadi cowok bego banget!" ujar nya malah ngegas. Gandhi mengernyit. Kenapa jadi ini cewek yang marah ke dia?
Cewek itu berusaha berdiri. Namun saat Gandhi mengulurkan tangannya cewek itu malah menepis nya dengan kasar.
"Dih apa-apaan ni cewek. Kenal aja enggak. Udah marah-marah sama gue. Jatoh sendiri pula. Gila."
Gandhi menggerutu dalam hati. Ia kesal. Berniat untuk menolong eh, malah direspon seperti itu. Kurang ajar.
Gandhi kembali berdiri saat gadis itu sudah bisa berdiri dan ingin melanjutkan langkah kakinya. Gandhi mengamati cewek itu dengan seksama. Hingga pada akhirnya Gandhi memalingkan wajahnya saat gadis itu menoleh lagi padanya.
"Eh, buat lo cowok bego. Makasih," ucap nya jutek. Lalu gadis dengan potongan rambut berponi itu melanjutkan langkahnya yang pincang.
"Istigfar, Gan. Ada-ada aja tu cewek."
***
"Hoy!" sapa Gandhi saat sudah berada di dekat meja yang dihuni teman-temannya.
"Eh, elu, mau makan apa? Biar dipesenin plus ditraktir sama dia. Mumpung Rion lagi baik."
Rion yang lagi memakan nasi goreng nya dengan hikmat tiba-tiba terbatuk karena nama nya disebut-sebut oleh Azka. Dengan kecepatan kilat ia meraih botol air mineral dan menghabiskan setengahnya.
"Kurang ajar!" ceplos Rion kesal. Ia menjitak kepala Azka, sadis. Bukannya mengaduh kesakitan, Azka justru tertawa melihat wajah merah Rion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only The Wrong Time
Teen Fiction[Follow dulu baru baca.] Jangan lupa tinggalkan jejak!😉 _______________________________________ Mungkin menjadi Aleta adalah suatu impian banyak para gadis-gadis. Yap, bagaimana tidak? Memiliki kekasih yang sayang sama dirinya, dengan paras rupawan...