[4] Kembali ke hutan

145 15 0
                                    

( Deva POV)

"......"

Aku menghadap ke atas saat ingin tidur, TAPI TIDAK BISA?!

Eh? Tentu aku merahasiakannya.

Kenapa?

Aku tidak mau membuat mereka khawatir denganku. Keadaan disini sudah menyusahkan jadinya aku tidak mau menambah mereka semua lebih susah.

"Haaaah.." aku mendesah mengingat percakapan kami dimana Irsan memutuskan untuk merahasiakan kepergiannya dari desa.

Irsan, kau seharusnya berbicara baik-baik dengan penduduk desa yang mencemaskanmu ketimbang pergi tidak mengatakan apa-apa. Kau bisa menambah kesusahan dengan membuat semuanya cemas kepadamu.

Tok, tok, tok..!

Tepat jam 9 malam pintu rumah Irsan diketok. Kami kedatangan tamu?

Karena penasaran aku ikut bangkit menyusul Irsan yang pertama bangun. Ceritanya aku tidur di lantai dekat ranjang gadis ini tidur.

"Bibi!? Ada apa malam-malam begini??" tanya Irsan bingung kepada perempuan yang adalah tamu kami.

"I-Irsan, tolong bibi.! Suamiku belum saja pulang. Padahal sore tadi ia membantu para penjelajah untuk mengangkat barang yang ada di dalam hutan ke desa. Bibi khawatir ia terluka atau apa, bibi mohon.!"

"Baiklah akan aku bantu.!"

Hm. Itu bag--?!!

"Irsan??" panggilku keheranan.

"Deva, kau jaga rumah!"

"Kenapa?! Aku ikut.!"

Aku ambil celana panjangku dan menyusul Irsan yang pergi cuma membawa sapunya. Kami kembali ke Pemburu cuma berdua karena Irsan meminta bibi itu untuk tetap tenang di rumahnya. Ngomong-ngomong orang yang kami cari adalah om botak yang menjual perlengkapan petualang.

"Jangan tergesa-gesa. Berlari di malam hari itu berbahaya, Irsan.!"

"Aku tahu! Tapi paman bisa saja dalam bahaya. Kita mesti cepat!" Irsan menambah laju larinya hingga benar-benar tidak terlihat saat masuk ke dalam beruntung [Deteksi] aku aktifkan sehingga aku bisa mengetahui keberadaan Irsan.

Tinggal..

"...Makhluk Kegelapan : Gagak Hitam..."

Satu lingkaran sihir berwarna hitam dengan gambar paruh burung gagak beserta mukanya muncul saat aku angkat tangan kanan, sosok hitam sebesar 50cm.

"Periksa sekitar!" perintahku.

"Kroaaak!" gagak itu menjauh dari sisiku terbang tinggi.

Gagak Hitam adalah mahkluk kegelapan yang bertugas untuk mengawasi bagi Penguasa Gelap. Bukan itu saja gagak itu juga memiliki tiga kemampuan sihir yang lumayan berguna, menurutku.

"...Gagak Hitam : Bayangan Malam..."

Gagak yang aku panggil, dirinya terbagi jadi banyak dan berpencar ke segala arah. Aku menempatkan satu di dekatku berjaga-jaga jika ada hewan buas yang mendekat.

"Paman Musi!"

"Heh, Irsan?!" kagetku mendengarnya berteriak nyaring.

"PAMAN!"

"Irsan, cukup. Kau bisa--"

Srek?!

Baru aku ingin mengucap, seekor ular hijau dengan panjang 3 meter muncul di di depan. Ugh, kekhawatiranmu bisa membahayakan kita, Irsan!?

Terkirim Ke Dunia Lain Sebagai Pahlawan. Tapi Aku Adalah Penyihir Hitam???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang