(Deva POV)
"H-hachiiuuuu.! "
"Deva, kau masuk angin?? " tanya Irsan bingung ke arahku. Begitu juga aku sendiri.
"T-tidak tahu. Kata orangtuaku dulu bila kita bersin mungkin ada seseorang yang membicarakanmu.. " jawabku mempercayai mitos itu.
"Beneran!? Hm..jadi waktu aku bersin saat hujan turun itu juga ada yang membicarakanku.!? "
"Itu namanya masuk angin.. " 😑.
Drap, drap, drap...
Sekarang aku dan Irsan ada di satu toko buah-buahan membeli beberapa anggur dan juga pisang untuk bekal di perjalanan kami. Jadi wajar saja suara langkah kaki dan bising lainnya dapat aku dengar karena toko yang aku maksud mirip seperti warung, tidak memiliki pintu dan hanya ada tenda di depan. Disini aku memperhatikan Irsan menawar buah-buahan yang akan dibeli, caranya sama seperti ibuku tapi dengan tambahan unsur 'muda' saat Irsan sedikit memberi tambahan volume di beberapa kata seakan terdengar mirip nyanyian padahal cuma godaan.
Kalian mengerti maksudku?
"Ayo Deva ke toko berikutnya~~"
"Walau kau sebut toko pun, yang kita datangi sedari tadi adalah warung, Irsan.. " aku mendesah lelah sambil mengikutinya dari belakang. Aku bertugas sebagai pembawa barang di dalam tas besar ini. Irsan memutuskan membawanya sebagai 'gudang' kami, tidak seperti kisah dunia lain yang aku baca dimana ada ruang dimensi Alborn tidak mempunyai sihir seperti itu.
Apa aku bisa memasukkannya ke dalam [ Dimensi Kegelapan ] lalu mengeluarkannya kembali.?
Aku tidak bisa berpikir cara itu bakal berhasil. Kembali ke tujuan, kami telah membeli semua yang diperlukan kecuali informasi.
"Permisi~~"
"Permisi.. " aku dan Irsan memasuki Serikat Petualang dimana informasi gratis dijual.
"Ada yang bisa saya bantu untuk adik-adik? " tanya resepsionis dengan ramahnya. Mbaknya cantik.
*Saya mau tanya, kak.. "
"Ya. Apapun untuk gadis lucu sepertimu.. "
"Kakak bisa saja.. " Irsan malu.
"Jadi? "
"Begini, kak, saya dan teman saya mau mengunjungi kediaman paman saya di wilayah barat. Apa kakak tahu apa yang terjadi disana? Saya dengar dari bibi di wilayah barat 'lumayan' berbahaya.. "
"Jadi keluargamu tinggal di tempat berbahaya itu ya.? Hm tunggu sebentar.. "
"Eh.. " Irsan sempat menatap ke arahku seraya mengeluarkan jari jempolnya.
Dia memanfaatkan kebaikan orang dengan sifat polosnya. Kurasa tidak masalah karena kami tidak melakukan semacam hal buruk juga..kan?
Mbak resepsionis kembali dengan bujuk tebal penuh selipan kertas kecil sebagai alat penanda, membuka satu halaman dan mulai membacanya.
"Ini dia informasi terbaru yang kami diterima. Adik-adik harus berhati-hati selama di perjalanan nantinya dan jika bisa sewalah beberapa petualang untuk menjaga aman. Wilayah barat saat ini penuh dengan hewan-hewan liar dan beberapa monster diberitahukan nampak berkeliaran disana juga.. "
"Ada lagi? " tanyaku menambah.
"Kelompok penjahat bernama Topeng Bandit dikabarkan memiliki markas disekitar sana tapi tidak usah khawatir karena Ksatria Jubah Putih ditugaskan untuk melawan mereka, tapi tetap waspada dengan sekitar. Dan juga ada rumor bangkitnya ras iblis... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Terkirim Ke Dunia Lain Sebagai Pahlawan. Tapi Aku Adalah Penyihir Hitam???
FantasyDeva Ardansyah seorang pemuda biasa yang terkirim ke dunia lain untuk menjadi pahlawan dengan keahlian sebagai 'Penyihir'... Seperti tertera dibuku cerita yang dibaca. Saat itu ia tengah mengantuk kemudian tidur. Saat dirinya bangun tanpa ia sadari...