BAGIAN 3

816 33 0
                                    

"Ohhh...."
Rangga menggeliatkan tubuhnya, sambil merintil lirih. Pelahan dibuka kelopak matanya. Pendeka Rajawali Sakti ingin bangkit, tapi seluruh tubuhnya seperti remuk, dan kepalanya terasa berputar saat mencoba mengangkat kepalanya. Setelah rasa pening mulai menghilang, pelahan-lahan tubuhnya digerakkan lalu duduk bersila.
"Uh...!" Rangga mengeluh.
Rangga merasakan napasnya begitu sesak, dan seluruh rongga dadanya seperi remuk. Kembali Pendekar Rajawali Sakti itu memejamkan matanya. Pelahan-lahan ditariknya napas dalam-dalam, kemudian dihembuskan kuat-kuat. Beberapa kali dia melakukan hal yang sama, sampai rongga dadanya terasa longgar
"Aaahhh...," Rangga mendesah panjang sambi membuka matanya pelahan-lahan.
Pendekar Rajawali Sakti Itu menggerak-gerakkan tangannya di depan dada, untuk mengerahkan hawa murni. Kemudian ditariknya napas panjang, lalu pelahan-lahan dihembuskan melalui mulut. Kedua telapak tangannya merapat di depan dada.
"Yaaah...l"
Sambil berteriak nyaring, Rangga menghentakkan tangannya hingga merentang ke samping. Kemudian tangannya bergerak ke atas dan ke bawah pelahan, semakin lama semakin bertambah cepat. Sesaat kemudian. Pendekar Rajawali Sakti itu melompat bangkit berdiri. Kembali dirapatkan tangannya turun sehingga sejajar tubuh.
"Huuuh...!" desah Rangga menghembuskan nafas panjang. Setelah melakukan beberapa gerakan disertai pengerahan hawa murni, Rangga merasakan tubuhnya kembali segar. Dan napasnya pun sudah kembali berjalan teratur. Namun, titik-titik keringat terlihat membanjiri seluruh wajah dan lehernya.
Rupanya tadi dia berusaha sekuat daya untuk mengusir rasa sakit di dada. Sebentar Pendekar Rajawali   Sakti itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Baru disadari kalau dirinya berada di dalam sebuah gua yang sangat besar dan lapang. Pemuda berbaju rompi putih itu melangkah ke luar. Seketika hatinya tertegun begitu melihat Rajawali Putih mendekam di samping mulut gua ini.
"Khraghk!"
Rajawali Putih mengepakkan sayapnya sambil berkaokan keras. Rupanya burung Itu ingin menyambut gembira kedatangan Rangga yang bisa putih kembali seperti sediakala. Rangga menghampiri burung rajawali raksasa itu. Langsung diulurkan tangannya, lalu dipeluknya leher burung raksasa itu.
“Terima kasih, Rajawali Putih," ucap Rangga setengah berbisik.
"Kherrrkh...!" Rajawali Putih mengkirik lirih.
Rangga melepaskan pelukannya. Sebentar diperhatikannya burung raksasa itu, kemudian dialihkan pandangannya ke ujung jari kakinya. Tampak ada tiga butir batu kerikil yang tertata rapi. Kembali dipandangnya Rajawali Putih. Saat itu Rangga langsung tahui kalau dirinya sudah tiga hari berada di sini. Jadi, selama itu pula dia tidak sadarkan diri.
Rangga mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi pada dirinya, sehingga sampai tidak sadarkan diri begitu. Kini Pendekar Rajawali Sakti ingat kalau tiga hari yang lalu bertarung dengan Ranti, seorang gadis cantik putri bungsu Prabu Raketu. Rangga mengakui ketangguhan gadis itu. Tapi dia terlalu mengalah.
Namun ada sesuatu yang tidak bisa dimengerti Pendekar Rajawali Sakti itu, yakni mengapa Ranti menyerangnya. Bahkan ingin membunuhnya. Lagi pula ketika berpisah dengan rombongan gadis itu, jaraknya terlalu jauh. Dan rasanya tidak mungkin Ranti bisa datang secepat itu
"Hhh...!" Rangga menghembuskan napas panjang.
Terlalu banyak pertanyaan melintasi benaknya, namun tidak mudah dicari jawabannya. Penyelidikkan di Kerajaan Kedung Antal, terpaksa terputus gara-gara Ranti yang begitu bernafsu ingin mengalahkannya.  Meskipun gadis itu tidak menyebut nama Rangga ataupun nama Pendekar Rajawali Sakti, tapi pemuda berbaju rompi putih itu sudah bisa menebak kalau Ranti sudah tahu banyak tentang dirinya.
"Rajawali, antarkan aku kembali ke Kerajaan Kedung Antal," pinta Rangga.
"Khraghk...!"
"Hup!"
Rangga langsung melompat naik ke punggung burung rajawali raksasa itu. Sekali mengepakkan sayapnya, burung rajawali raksasa itu sudah melesat tinggi ke angkasa. Rangga berpegangan erat pada leher burung rajawali raksasa itu. Ada rasa nyeri pada dadanya, Ketika Rajawali Putih melesat ke angkasa. Langsung disadari, kalau luka dalam di dadanya belum sembuh benar.
"Hhh! Tenaga dalam Ranti luar biasa sekali...!" keluh Rangga dalam hati.
Sementara Rajawali Putih terus meluncur menuju Kerajaan Kedung Antal. Hanya sekali-sekali sayapnya mengepak, namun kecepatan terbangnya sungguh luar biasa.

40. Pendekar Rajawali Sakti : Pemburu KepalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang