Peluk

87 10 5
                                    

Tok tok tok...
"Buka aja ga di kunci," saut Qiana.

"Ka di suruh turun,"

"Mau ngapain?," Tanya Qiana.

"Biasanya ngapain?,"

"Makan?,"

"Yaudah,"

"Kamu duluan aja nanti kaka nyusul,"
Memang terkadang sikap Qiana lembut pada Iqbal tapi terkadang juga sikap Qiana seperti monster bagi Iqbal jika dia sedang badmood.

                    °°°°°

"Besok papah udah harus berangkat kerja lagi,"

"Loh bukannya seminggu ya pah?," Ucap Qiana.

"Kira papah si bakal ngabisin waktu lama buat pindahan tapi engga, yaudah papah ga jadi ngambil libur seminggu,"

"Nanti kamu bawa mobil sendiri ya qi, sekolah kamu sama mamah beda arah, jauh lagi, kalau sekolah Iqbal sama mamah kan deket jadi gampang nganternya kalau kamu harus balik lagi nantinya,"

"Engga ah mah, aku mau naik angkutan umum aja, ga tahan kalau nyetir di Jakarta, macet,"

"Oh yaudah terserah enaknya kamu aja," ucap Dina.

                    °°°°°

Kringgg.....
03:00.
"Lah masih jam 3,ko udah bunyi?, Keganggukan tidur gua," gumam Qiana.

Sejujurnya badannya masih lelah, tapi matanya sudah terbuka lebar.

"Nonton film aja kali ya?,"

Qiana berdiri, mengambil laptopnya yang tersimpan di atas meja belajarnya, lalu membawa ke kasurnya dan mengetik judul filmnya.
Sudah tiga film yang ia tonton, tanpa ia sadar jam sudah menunjukan jam 6.

"Loh kenapa ga ada yang ngasih tau gue?,"

Qiana mengambil handuk, dan langsung menuju kamar mandi.
Selesai Qiana mandi ia langsung turun ke bawah dan cepat cepat menemui ibunya.

''lah ko mamah baru bangun,"

"Iya mamah telat, jam 11 kan mamah nganterin papah ke bandara jadi mamah baru tidur,"
"Kamu makan di sekolah aja yah, bibi juga kayanya ga sempet nyiapin makanan,"

"Oh yaudah ga papah deh, aku berangkat sekarang yah,"

                    °°°°°

Saat qiana membuka pagar, Qiana  melihat motor merah terparkir di depan rumahnya.

"Kaya kenal," ucapnya pelan.

Seseorang yang menaiki motor merah itu membuka helmnya, ya dia Bara.

"Elu?,"

"Nih," ucap Bara sambil menyodorkan helm pada Qiana.

"Tau dari mana rumah gue?,"

"Mau telat?,"

Sejujurnya jika masih banyak waktu ia ogah ke sekolah berangkat bareng anak sksd itu.

                   °°°°°

"Lu tau dari mana sih rumah gue," ucap Qiana teriak.

"Apaaa, suara Lu ga kedengeran,"

"Makanya kalau bawa motor santai aja jangan kaya yang pengen ngebunuh gue,"

"Mepet banget waktunya, kalau telat kan berabe,"
"Nanti aja kalau udah nyampe sekolah baru lu tanya tanya gue,"

"Males banget di sekolah gue ngobrol bareng lu,"

"Dah nyampe,"

"Anjirlah masih ada sisa 10menit buat masuk, lu bawa motor kaya lagi kerasukan aja," ucap Qiana melihat jam tangannya.

Murid murid sekolah yang melihat hal itu sontak kaget melihat keakraban kedua murid tersebut.
Bagaimana tidak, Bara laki laki dingin yang bisa di bilang anti cewe, tiba tiba membonceng cewe yang baru satu hari dikenalnya.

Qiana mengeluarkan uang di saku bajunya.

"Nih buat bensin,"

"Gue bukan ojek,"

"Ambil aja, gue ga mau utang budi sama lu,"

"Udah ayo ke kelas," jawab Bara sambil merangkul kan tangannya pada pundak Qiana.

"Apaan si lu," ucap Qiana sambil melepaskan rangkulan tangan Bara.

"Tadi di motor aja lu meluk meluk gue,gue diem, ini sekarang gue cuma ngerangkul aja lu marah,"

Sontak perkataan Bara membuat Qiana diam malu.

"Pipinya jangan merah gitu," ucap Bara

"Eh gue meluk Lu juga karna lu bawa motornya kenceng bangetya, jadi wajarlah gue meluk Lu,"

Bara tertawa melihat tingkah Qiana yang salting.

"Makasiya buat tumpangannya, lain kali ga usah ya lu jemput jemput gue lagi,"





Update lagi yuhuuu:v
Bctlahh bsk ulngnn

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QianBaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang