Awal Perkenalan

81 15 0
                                    


Belum selesai Bara berbicara, Qiana langsung nyelonong masuk dan duduk di bangku yang kosong.

Melihat Qiana yang sedang duduk sambil mengeluarkan hpnya, tanpa pikir panjang bara melangkahkan kakinya, tapi langkahnya terhenti mendengar Fikri sang ketua kelas teriak

"Woii Bu Ida datanggg,"

                    °°°°°

"Pagi anak anak?,"

"Pagi Bu," jawab mereka serempak.

"Maaf ya tadi ibu ada rapat sebentar,"

"Lama juga ga papa Bu," ucap Nathan sambil memainkan pulpennya.

Bu Ida pun langsung menatap Nathan tanpa dibalas tatapnya oleh Nathan.

"Ehh iya ibu lupa kalau sekarang ada anak baru," ucapnya sambil melihat kearah Qiana.

"Sini kedepan, kenalin diri kamu ke temen baru kamu," titah Bu Ida pada Qiana

Mendengar hal itu Qiana berdiri dan langsung berjalan mendekati sosok guru itu.

"Ayo kenalin diri kamu,"

"Iya Bu," ucap Qiana menurut.

"Sebelumnya kenalin nama gue Queensha Qiana Putri Agatha,"

"Buset namanya panjang amat," ucap salah seorang murid.

"Terus gue manggil lu apaan?,"ucap Nathan pada Qiana.

Belum sempat di jawab oleh Qiana Danielpun menyerobot ucapan Nathan.

"Gue panggil lu ratu aja ya?, kan nama lu ada queen queen nan. Atau gue panggil lu Eneng aja, eh jangan deh beda jauh sama nama lu, yaudah gue panggil lu Qiana atau Putri atau Agatha aja,"

"Agatha nama bokap gue," ucap Qiana judes.

Anak sekelaspun menertawakan Daniel yang sedang terdiam malu.

"Gue panggil lu Qiqi aja ya?," Ucap Bara sambil di tatap oleh teman teman kelasnya.

Deg..
Jantung Qiana seolah berhenti, entah pemikiran dari mana sampai Bara ingin memanggil Qiana dengan sebutan Qiqi.
Hal yang biasa sih, tapi Qiqi adalah sebutan cinta pertama Qiana.

"Ada angin apa Bara jadi banyak ngomong ke cewe gitu?,"

"Hampir dua tahun gue sekelas sama Bara, ga pernah tuh liat dia ngomong ke cewek seikhlas itu,"

"Bagian cewek cantik aja baru,"

Pastilah itu jadi perbincangan teman teman kelasnya, pasalnya selama dia sekolah di SMA ini dia ga pernah tuh mau ngomong sama cewek kalau ga penting penting amat.

"Serah lu," ucap Qiana acuh tak acuh.

"Oke," jawaban penuh kemenangan.

"Eh eh jadi kita manggil lu apaan nih?," Ucap Fikri

"Qiana aja, oh iya gue pindahan dari Bandung, gue pindah karna biar deket sama nenek gue.

"Yaudah, kalian udah pada tau kan?, Qiana kamu boleh duduk, kita lanjutkan pelajaran yang kemarin," ucap Bu Ida

                    °°°°°

Kringggg.....
Suara bel memecah keheningan kelas, murid murid yang tadinya lesu menjadi semangat yang tadinya ngantuk jadi segar, siapa sangka kelas unggulan juga sama aja kaya kelas yang lainnya.

                    °°°°°

"Kenalin gue Lala, lu mau istirahat bareng gue ga," ucap Lala

"Boleh boleh kebetulan gue juga ga ada temen di sini," ucap Qiana senang.

"Qiqi istiralah ama gue," ucap Bara nyolot.

"Oh yaudah,"

"Engga engga gue istirahat ama Lala aja, ayo la," ucap Qiana sambil menarik tangan Lala.

                    °°°°°

"Lu tau ga, anak anak kelas pada aneh ngeliat tingkah Bara yang kaya gitu,"

"Maksud lu,"

"Iya, dua kali gue sekelas sama dia, ga pernah tuh dia mau ngomong Ama cewek apalagi deket deket kaya gitu.

"Apaan si biasa kali cowok ganjen ke cewek cantik gitu," ucap Qiana sambil tertawa sombong.

"Ga, Bara itu ga kaya gitu, bahkan dia pernah di tembak sama cewek paling terkenal, cantik lagi di sekolah ini, tapi apa, Bara ga nerima," ucap Lala meyakinkan.

"Udahlah ngapain lagi ngebahas tu bocah," ucap Qiana jengkel,"

"Yaudah deh terserah lu aja, tapi awas ya nyesel lu udah nyia nyiain Bara,"

"Iyahin biar cepet nyampe kantin, ga tahan gue laper,"

Ayoge komenn, vote jugaa:v
Follow: @Risyarizkylufikaa

QianBaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang