"eh!eh!eh!stop dulu bentar dong"teriak Carra dengan menarik baju seragam sekolah yang digunakan Langit.Dengan tiba-tiba Langit pun mengentikan laju kendaranya,dan menurunkan kedua kaki menyangga motornya.
"kenapa siih Ra?"tanya Langit menatap Carra yang hendak turun dari motornya dengan berpegangan pada tas Langit.
"tunggu,tunggu bentar aja"ucap Carra menatap Langit sekilas,lalu melangkahkan kakinya mendekat kearah penjual es parut dipinggir jalan.
Langit memperhatikan gerak gerik wanita yang terlihat sangat bahagia itu.Tak berhenti menerbitkan senyumnya. "berapa mang?"tanya Carra kepada penjual es parut yang mengulurkan tangannya dengan kantong plastik untuk menahan es itu agar tidak jatuhan.
"3 ribu aja neng"Carra mengeluarkan uang 5 ribu,memberikannya pada penjual es parut itu. "makasih ya mang"ucap Carra melangkahkan kakinya kembali kearah Langit.
"neng...ini kembaliannya ketinggalan atuhh"ucap penjual es parut yang berjalan kearahnya.
"gapapa...untuk amang aja,bonus dari saya"ucap Carra yang kemudian menaiki motor Langit kembali. "aduh...nuhunn pissan neng"
Carra menganggukkan kepalanya lalu tersenyum "duluan mang"ucap Carra yang diikuti klakson dari Langit yang mengiringi ucapan Carra tadi.
Langit menatap wajah gadis yang berada dibelakangnya itu dari kaca spionnya.Terlihat sedang sangat berbahagia,dengan menyesap es parut yang ada ditangannya itu.Ingin sekali memarahi wanita itu,es yang ia beli itu berwarna-warni dibuat dipinggir jalan yang terbuka,dari es pula,kemungkinan ia bisa pilek dan semacamnya itu sangat besar.
Carra menatap kaca spion yang terlihat bila Langit sempat menatap kearahnya lalu berpaling ketika ia menatap spion itu "mau?"tanya Carra memajukan kepalanya kepundak kiri Langit agar terdengar olehnya.
"ogah!ntar sakit tau rasa lo!"ucap Langit yang cukup terdengar ditelinga Carra.
"ogah beneran nih...tadi liat-liat karena pengen kan lo...udah jujur aja"ucap Carra.Yang dibalas dengan jawaban 'ogah' lagi dari Langit.
"kerkelnya dirumah siapa sih emang?"tanya Carra sembari menyesap es parutnya.
"rumah Dara"
Carra mengangguk-anggukkan kepalanya,lalu kembali fokus pada es yang berada ditangan kanannya itu.Panasnya cuaca membuat es parut itu terasa begitu menyegarkan ditenggorokkan Carra.
Brum!Brum!suara motor menggema didepan motor Langit membuat Carra menatap serius siapa yang berulah sok keren itu. "iye knalpot mahal iye!!"teriak Langit kedepannya dengan membuka kaca helmnya.
Merasa terpanggil,kedua pengendara motor itu menoleh sekilas kebelakang,lalu kembali menancap gasnya hingga suara knalpot dari motor itu semakin kuat.
"pegangan Ra"ucap Langit yang membuat Carra otomatis menarik lengan baju samping kiri langit dan tangan kanannya menahan es seraya memegang tas Langit kuat.
Dengan kecepatan yang entah berapa,motor milik Langit berhasil berada ditengah antara kedua motor yang ternyata Bima dan Nanta lah yang mengendarainya.Bima dan Nanta membuka helmnya sedikit.
"wehh kuat juga tuh bawa Carra ngebut,ga kena gebuk Carra,lu"ucap Bima menatap Carra yang kembali menikmati es parutnya yang tersisa sedikit lagi.
"udah dikasi kode ga akan ngamuk dia"balas Langit yang dibalas tatapan kesalnya kearah Bima,Langit,dan Nanta.
Carra menurunkan tangannya dan menatap kearah Bima dan Nanta bergantian "kalian berdua gitu-gitu tadi buat apa?biar dilihat keren?berisik tau ga"omel Carra pada Bima dan Nanta. "ngetes doang,ya ngga Bim"jawab Nanta tanpa membalas tatapan Carra,yang langsung dijawab anggukkan dari Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Shield
Teen Fiction"senyummu adalah tempat dimana kumenemukan bahagia walau hanya sebatas memendam saja,dan ntah kenapa itu terasa sangat berharga"-Langit "kamu adalah sosok pelindung yang selalu menerbitkan senyum tanpa kembalinya mendung"-Carrest