Riuh tepuk tangan terdengar begitu ramai,ketika sang penyanyi jalanan itu menyelesaikan petikan gitar terakhirnya.
"suaranyaa baguss bangettt mbaakk!!"teriak salah satu wanita yang duduk dimeja sudut ruangan.Yang disambut dengan sautan bahwa mereka setuju dengan apa yang diucapkan wanita itu.
"yang baju navy memikatt hati dehhh"saut salah satu pria dari meja lain.
"yang baju pink lebih memikatt hatiii!!itu bang Reg keknya suka juga dehhh"ucap salah satu pria lagi dimeja terdepan yang dekat dengan stage.
Michele dan Carra hanya saling pandang,tersenyum bersama.Niat mereka maju hanya untuk menyanyi,just it.Karena itu pun atas pintaan Derren yang jahil membuat request nama mereka berdua untuk bernyanyi bersama dengan penyanyi cafe itu.
Michele dan Carra pun kembali ke meja dimana teman-temannya ada disana."sumpah suara kalian yahuddd bangeddd bebb"ucap Feisya ketika Michele dan Carra duduk kembali dikursi mereka.
"iyaa,ngena bangett die gue deh"saut Dara yang dibalas dengan senyum terimakasih dari Carra dan Michele.
"gue mah jelek,itu sih karena suara Carra doang yang jadi ngenakkin"saut Michele kepada teman-temannya .
Carra menggelengkan kepalanya "nggakk lahh,kita kan barengan nyanyi nya,makanya jadi bagus"saut Carra yang dibalas dengan tawa kecil dari teman-temannya.
Mereka kembali berbincang-bincang dengan topik yang bermacam-macam.Feisya kembali menatap kearah penyanyi yang sedang memainkan gitarnya,sembari menyanyikan lirik-lirik lagu yang ia bawakan.Feisya mulai curiga kala pandangan pria itu sangat tertuju pada Carra yang sibuk tertawa dengan yang lainnya.
Ya,Feisya mengerti.Pria itu menyukai sahabatnya itu.Ingin dia memotong pembicaraan diantara teman-temannya yang sedang berlangsung.Tapi mungkin itu akan merusak suasana diantara mereka.Feisya cukup melihat saja,apa yang akan dilakukan pria itu untuk mendekati sahabatnya.
"hayuklah bubar,kemana kek"usul Nanta yang mulai bosen disana.Lagipula,minuman dan makanan mereka sudah sama-sama habis.
Bima menatap sekelilingnya sekilas "ke timezone aja gimana?"usul Bima yang dibalasi anggukkan setuju dari para wanita.
"Cowok-cowok gimana nih?"tanya Bima kepada Langit,Nanta,Derren,dan Danish.
"gue mah ayo aja"saut Derren
"yaudah,ayo lah"putus Danish yang mulai berdiri dari tempat duduknya,dan mengeluarkan kunci motornya dan memasukkan handphonenya kedalam saku.
Carra,Michele,Dara,dan Feisya pun ikut berdiri dan bersiap untuk melangkah keluar dari cafe itu.
"Fei,lo bareng gue apa yang lain?"tanya Danish yang tadi pergi bersama dengan Feisya.
"ama lo ko"balas Feisya yang mengikuti langkah Danish.
Michele dan Dara yang tadi berangkat bersama pun,melangkahkan kaki mereka menuju parkiran bersama.
Sedangkan Carra bersama dengan Langit,dan Derren,Bima dan Nanta berjalan terakhiran tepat dibelakang Carra dan Langit.
"handphone ada?"pasti Langit kepada Carra yang memiliki kebiasan pelupa.
Carra menganggukan kepala sembari mengangkat tasnya.
Dikala mereka melangkahkan kaki keluar dari cafe,seseorang berbicara dengan nada suara yang lumayan besar,hingga lumayan bisa terdengar jelas."Bang Regg ga grecep nih,keburu keluar juga cewek cantiknya".Dan setelah itu terdengar sorakan yang tertuju pada Bang Reg yang tentu saja membuat Carra menolehkan kepala kearah penyanyi tadi,yang ternyata balas menatapnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Shield
Teen Fiction"senyummu adalah tempat dimana kumenemukan bahagia walau hanya sebatas memendam saja,dan ntah kenapa itu terasa sangat berharga"-Langit "kamu adalah sosok pelindung yang selalu menerbitkan senyum tanpa kembalinya mendung"-Carrest