2

1.7K 173 21
                                    

Mike's PoV

"Sini."

"Duduk sini, aku pangku." sambung Aldo sambil menepuk-nepuk pahanya yang keras.

Glekk.. Aku menelan ludahku.

Apa aku coba kesana ya?

Aku pun datang menghampiri Aldo yang sedang duduk di atas ranjang itu.

Puk...A-aku duduk di pangkuan Aldo!!
Terasa agak canggung sih sebenarnya.
Aku harus memulai pembicaraan.

"Umm..kak, tangan kakak kenapa di gips gitu?"

....Dia tidak menjawab. Jangan bilang aku dikachangin :")

Tiba-tiba, aku merasakan tangannya berada di pinggangku.

"Ahh!!"
Upss, aku tidak sengaja.

"Ternyata kamu sensitif ya?" bisiknya tepat di telingaku.

Aku bergidik.

"Kamu gak perlu tau kenapa tanganku di gips seperti ini. Tujuanku menyuruhmu duduk dipangkuanku tuh bukan itu."

Aku memejamkan mataku.
Ahhh!! Dia benar-benar membuatku deg-degan.

Huh? Aku tidak merasakan tangannya di pinggangku lagi.

"Udah kuduga, ini nggak akan berhasil."

?

"Bangunlah Mike."

Aku pun bangun dari pangkuannya.

"Bagaimana pun caranya, aku nggak akan bisa mencintai seorang pria."

"Maksudmu?"

"Sorry, tadi aku cuma ingin mengetes apakah aku akan deg-degan jika berada sangat dekat denganmu...dan nyatanya tidak."

Apakah itu berarti....ciuman yang tadi siang itu juga cuma untuk mengetes?

"...Okelah kalau begitu. Udah kuputuskan. Mike." panggilnya sambil memegang kedua tanganku.

"I-iya?"

"Tolong bantu aku agar aku bisa menyukai pria."

....Lagi-lagi, aku dimintai hal-hal yang aneh.

.
.
.
.

"Bell, Cep, gue harus gimanaaa.."

"Gimana apanya? Justru bagus dong kalau dia minta bantuan lu. Makin gampang kalau lu mau deketin dia." balas Bella yang sedang memainkan handphonenya.

"Bagi lu kan gampang. Kalau bagi gue susah. *hiks."

"Jadi, lu mau ngedeketin si Aldo?" tanya Cecep yang baru diberitahu oleh kedua orang itu.

"Bukan karena kemauan gue, tapi karena paksaan."

"Emangnya buat apa sih Bell? Sampe-sampe lu minta Mike buat pacaran sama Aldo?"

"Gak kenapa-kenapa sih. Cuma pengen aja ngeliat mereka bersama. Lucu aja gitu."

"Kenapa lu milih Aldo? Kenapa gak gue aja?"

"Lu tuh lebih cocok jadi uke tauk. Kalau lu uke, Mike uke, terus siapa yang jadi seme hah?"

"Tapi bukannya uke x uke itu imut yak?"

"Iya sih, tapi gue tetep pengen liat Mike sama Aldo, titik gak pake koma."

"Udah-udah, kalian tuh ngapain sih? Bantuin cari solusi dong. Kalian malah berantem mulu."

"Wkwkwk...iya-iya.
Jadi...si Aldo itu minta lu buat ngedeketin dia sama cowok?"

"Iya..

Eh, tunggu! Dia kan minta dideketin ama cowok, berarti gue bisa deketin lu ama Aldo dong." sambung Mike yang bahagia setelah menemukan sebuah solusi.

"Mike.., walau lu sujud-sujud, nyembah-nyembah di depan kaki gue sekalipun, gue gak bakal mau ngelakuin itu."

"Lah? Kenapa? Pokonya gue gakmau aja."

"Udahlah Mike, deketin diri lu sama Aldo aja. Selesai kan?" sambar Bella.

Ck...justru aku mau kalian nyari solusi supaya aku gak berurusan dengan orang itu lagi.
Dia benar-benar tidak baik untuk kesehatan jantungku.

"Lagipula, ngapain sih dia pake minta dikenalin ke cowok segala? Dia mau jadi gay? Apa gimana?"

"Kayaknya...ada hal lain deh yang ngebuat dia jadi pengen mencintai sesama jenis." jawabku.

Ya...kalau ku lihat dari wajahnya sih...kayaknya dia mengalami trauma? Idk...itu cuma perkiraanku.

"Ekhemm...mong-ngomong kita gak pulang nih? Udah jam enam loh. Udah mau hujan juga lagi." tanya Bella sehabis melihat langit gelap dari jendela.

"Yodahlah. Yuk pulang, gue gak bawa payung."

"Umm...gue bawa sih, tapi cuma muat buat berdua." sambar Bella sambil mengeluarkan payungnya dari sebuah tas selempang.

"Makanya, yok pulang. Keburu hujan. Kalau udah hujan, berabe kita." ucapku sambil mengambil tas ranselku.

.
.
.
.

Jedarrr!!!!

Oukeee....sepertinya kita telat. Hujan turun sangat deras, bahkan sampai ada petirnya!!

Sekarang bagaimana ini?
Total kita ada bertiga, total payung yang kita miliki adalah satu.
Harus ada satu orang yang mengalah!

"Ekhem..sekarang...gimana kalau kalian berdua suit aja?" tanya Bella sambil menggoyang-goyangkan payungnya.

"Ide bagus."
Setidaknya, ini cukup sportif.

"Batu, gunting, ker-"

"Mike sama gue aja." Tiba-tiba saja seorang pria datang dan memegang pundak Mike. Pria itu adalah Aldo.

"Udah, daripada kelamaan main mainan anak kecil, mending kamu ikut aku pulang"

I—ikut aku pulang katanya?

Aldo membuka payung hitamnya dan mentenggerkan tangannya di pinggangku.

"Kalian berdua hati-hati ya..." ucap Aldo sambil memelukku. Kita berdua meninggalkan Bella dan Cecep.

"Mike, masuk." Aku dan Aldo tiba di depan sebuah mobil hitam.

"Kamu gak mau masuk? Perlu aku gendong?"

"Hah? Gak usah."
....Sepertinya percuma saja aku bicara, dia melakukan apapun sesuai yang dia mau. Ia membuka pintu mobil dan menggendongku masuk ke dalam mobil.

Cklek..
"Rumahmu dimana?" tanya Aldo sambil menyalakan mesin mobil.

"Rumahku deket sini kok. Cuma lurus terus sampai pertigaan, belok kanan, lurus sampai lampu merah, belok kiri, lurus teruss. Sampai di jalan buntu, belok kanan."

"Ummm...okeh?" sepertinya Aldo terlihat bingung.

Kk..ternyata dia imut juga kalau lagi bingung kayak gini.

"Kalau gitu, kita berangkat ya."

"Iya."

.
.
.
.

"Hmm?" Ku buka mataku perlahan. Sinar matahari nenusuk mataku, membuatku tidak bisa membuka mata dengan sempurna.

...Haahhhh!!!??? Ini dimana ya? Ini bukan rumahku!!!

Kriekk..
"Mike? Udah bangun?"

Su-suara itu!! Aku mengenali suara itu!!
Aldo!! Itu suara Aldo!!

.
.
.
.

tbc

[1/12/19]

Fujoshi and FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang