5

1.3K 126 7
                                    

Mike's PoV

Entah kenapa jantungku berdebar sangat kencang..

'Apa aku suka padanya?'
Pertanyaan ini terngiang-ngiang di kepalaku.

"Mike! Yuk makan siang dulu!" panggil kakak dari dapur.

Aku bangkit dari sofa dan pergi ke arah dapur untuk segera makan siang.

"Oh ya, nanti ada seorang tamu lagi yang akan datang untuk makan bareng bersama kita ^^." ucap Kak JB sambil tersenyum.

Tamu?

Ding dong

"Ah, itu dia." Kak JB menuju pintu utama rumah dan membukakan pintu untuk tamu itu.

"Akhirnya, kamu datang juga ^^." Kak JB memeluk tamu itu dan menciumnya di bibir.

Aku benar-benar kaget, kakakku gay? Sejak kapan?

Apa ia tidak tahu kalau masih ada aku dan Aldo di rumah ini?

"Sudah lama ya Jas."
"Iya. Aku merindukanmu, Ri-Rin."
Mereka melanjutkan ciuman mereka.

Pliss...kalau kalian ingin melakukan sesuatu, lebih baik lakukan di kamarmu kak.

(Tapi kalau kalian ingin melakukannya disini, juga gapapa sih sebenarnya.) *jgn lupa, dia fudanshi.

Apa mereka tidak malu?

"Aldo..." bisikku.
Aku mengarahkan pandanganku pada Aldo.

Di—dia merona?
Imut sekali!!!
Ini sesuatu yang langka.

"Mike."
"Ya?"

"Apa...sebaiknya kita cepat selesaikan makanan ini dan pergi?"

"Aku tidak mau menggangu mereka." lanjutnya.

"Baiklah." balasku.

.
.
.
.

"Kakakmu itu gay ya?"

"A—aku juga tidak tahu kalau dia itu sebenarnya gay.."

"Begitu toh.."

...

Hahh...canggung sekali.

Tapi, pemandangan sunset ini benar-benar indah...

Ini spot kencan yang benar-benar cocok.

Pffttt...apa yang aku pikirkan sih? Kencan dengan siapa?

"Ini benar-benar cocok untuk dijadikan spot kencan ya ^^." ujar Aldo seperti bisa membaca pikiranku.

...

"Kak, apa kamu punya pacar?"

"Huh? Kenapa tiba-tiba kamu menanyakan hal seperti itu?"

Apa yang harus kukatakan sekarang?

Tanpa kusadari, jantungku berdetak lebih kencang dari yang kukira.
Aku tidak tahu kenapa, tapi aku takut untuk mendengarkan jawabannya.

"Maaf kalau terdengar lancang atau tidak sopan, tapi aku hanya ingin tahu."

"Kalau kakak tidak mau memberitahu, tidak apa-apa kok. Aku tidak memaksa." lanjutku.

...

Aku memalingkan wajahku. Aku tidak mau melihat wajahnya. Kalau jawabannya tidak sesuai dengan yang kuharapkan, bisa-bisa aku nangis. Aku tidak mau terlihat seperti itu didepannya.

"Aku, untuk sekarang aku tidak punya."

...

Aaaa..aku senang sekali setelah mendengar kalimat itu. Walau sebenarnya, aku tidak yakin mengapa aku merasa senang.

Fujoshi and FudanshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang