Bobon's PoV
...
Suasana di ruangan ini mendadak berubah menjadi tegang.
Aku tidak tahu harus menjawab apa.
Sebenarnya aku masih ingin berkuliah disini. Aku masih mau bertemu dengan pujaan hatiku, Aldo."Aku tidak—" Aku menghentikan perkataanku setelah melihat tatapan papa yang menyeramkan.
Dia hanya bersikap baik didepan orang lain, tidak didepan anaknya sendiri. Padahal, barusan ia bilang kalau aku boleh memilih. Tapi belum sempat aku menyelesaikan jawabanku, ia sudah memicingkan matanya duluan.
Aku tahu, aku tidak akan bisa menolak permintaan papa, jadi kukatakan, "Aku akan mengelola bisnismu pa."
Senyum lebar terlihat di wajah papa, seolah ia sedang mengatakan 'Bagus. Papa tahu kamu pasti akan menerimanya.'
.
.
.
."Sudah satu jam berlalu setelah Pak James dan ayahmu pergi. Tapi, kamu masih saja duduk diam disini. Kamu tidak mau masuk kelas?"
"Aku sedang ingin sendirian, Pak Daniel."
"Aku tidak mau belajar.." rengekku.
"Oke-oke, baiklah."
"Aku tahu, itu pasti berat bagimu. Kamu akan kehilangan masa remajamu..." sambungnya.Pak Daniel tidak tahu, betapa susah payahnya aku mencoba mendekati Aldo. Dan sekarang, aku harus pergi meninggalkannya dengan anak itu, dan menutup rapat-rapat harapan untuk bisa menjadi pasangannya.
"Kenapa...aku harus dilahirkan sepintar ini?" tanyaku dengan suara pelan dan sambil menundukkan kepala.
"Tidak seharusnya kamu mengatakan itu. Banyak orang diluar sana yang ingin menjadi pintar sepertimu." Pak Daniel duduk disampingku dan megelus pelan kepalaku.
...Bukan itu jawaban yang ingin kudengar.
.
.
.
.Mike's PoV
"Mike..M.I.K.E!!"
"Eh,"
"Melamun mulu dah dari tadi. Kenapa? Ada masalah apa? Cerita-cerita dong..."
"Gak kenapa-napa kok."
"Masa sih?"
Ada banyak hal yang ingin aku tahu tentang Aldo. Entah mengapa, aku ingin tahu lebih banyak hal tentang dia. Kalau saja, waktu istirahat lebih panjang, aku bisa bertanya-tanya dan bersama denganya lebih lama lagi.
Hah...benar-benar deh. Bukan pelajaran yang menempel di otakku, tapi malah Aldo yang menempel.
Tapi...ini bukan berarti aku suka Aldo kan?
Ya, ya, ya, sudah pasti bukan begitu.
"Mike, jangan ngelamun terus.." bisik Cecep.
"Hah?"
"Mike!!"
"Eh, iya pak?"
"Kenapa kamu melamun terus? Daripada kamu melamunin yang gak jelas, lebih baik kamu kerjakan tugas yang saya berikan itu."
"Iya Pak Daniel, maaf-maaf."
Kriekk..
Terbukanya pintu kelas.Hm?
Muncul sesosok laki-laki yang sangat-sangat-sangat familiar.
"Pak, boleh ikut saya sebentar gak?"
"Kamu tidak lihat kalau bapak sedang mengajar?"
"Tapi ini penting..benar-benar penting."
Mungkin karena sih Bobon resek itu memperlihatkan puppy facenya yang menurutku tidak ada lucu-lucunya sama sekali, Pak Daniel berhenti mengajar dan meninggalkan semua mahasiswa dan mahasiswinya.
...
Cukup lama Pak Daniel meninggalkan kami semua, dan akhirnya ia balik beberapa menit sebelum pergantian jam berbunyi.
"Sebenarnya, Pak Daniel itu ada hubungan spesial sama Bobon ya?" tanya Bella pada Mike dan Cecep.
"Hm? Kok lu bisa tahu nama anak yang tadi?" tanyaku.
"Yaiyalah. Dia kan anaknya Pak Heru, si pemilik perusahaan besar yang merupakan temannya rektor kita juga, Pak James." balasnya.
"Oh,"
Ya, aku tahu orang yang bernama Pak Heru itu. Tapi aku tidak pernah tahu kalau Bobon adalah anaknya.
"Eh, jadi gimana? Lu pada masih belum ngejawab pertanyaan gue nih."
"Pertanyaan lu yang mana?" Cecep buka suara.
"Yang tentang Bobon sama Pak Daniel. Belum jawab pertanyaan gue, si Mike udah main nanyak balik lagi."
"Oh..kalo tentang itu...gue pernah denger dari murid-murid yang lain kalau Pak Daniel sama Bobon tuh memang menjalani hubungan khusus. Katanya, banyak yang pernah ngelihat Pak Daniel sama Bobon datang ke rektorat tiap hari."
"Katanya. Berarti belum pasti bener dong."
"Ya emang belum pasti bener. Emangnya gue dukun apa? Kalau mau yang pasti bener tuh, tanya langsung sama orangnya aja."
"Tapi kalau tanya langsung kan juga belum pasti bener."
"Ya terserah lu lah, yang penting gue udah jawab pertanyaan lu yang tadi kan? Yodah jangan nyerocos mulu. Ditutup bentar mulut lu itu."
Hoh..begitukah? Kalau mereka berdua menjalin hubungan spesial...artinya Bobon sudah tidak akan menggangguku dan Aldo lagi kan?
.
.
.
.JB's PoV
"Rin, aku benar-benar minta maaf. Aku mengecewakanmu lagi."
"...Kamu tidak perlu meminta maaf. Walupun kamu meminta maaf sambil sujud didepan kakiku, aku tidak akan pernah memaafkanmu."
"Tapi, aku sudah terlanjur mencintaimu."
"Itu salahmu. Selama ini, kamu tidak pernah membalas cintaku. Dan sekarang, kau malah meminta-minta untuk dimaafkan? Maaf, tapi aku sudah membuat kesepakatan.
Aku tidak mau melihat mukamu dihadapanku lagi."Jebyurr...
"Aaaahh!!"
Aku terbangun di ranjang kamarku.
Lagi-lagi, aku mimpi buruk...
Aku mengelus pelan rambut Rian yang sedang tidur disampingku.
...
Kenapa aku memimpikan itu? Aku harap itu tidak akan terjadi di dunia nyata.
"Aku tahu, kamu tidak akan meninggalkanku lagi, iya kan?" tanyaku pada Rian yang masih tertidur pulas.
Aku harus bagaimana? Rasanya sesak saat memikirkan hal itu.
"Eh,"
Bruk!
Rian menarik tanganku yang awalnya masih ada di atas kepalanya.
Aku pun terjatuh ke dalam pelukannya yang begitu hangat.
"Kamu kenapa? Mimpi buruk lagi?"
"Kamu tidak perlu takut. Aku ada disini, disampingmu. Dan akan selalu ada disisimu." lanjutnya.Ia mencium bibirku dan mengecup keningku.
"Kamu tahu? Menerimamu adalah pilihan paling tepat yang pernah kubuat."
"Haha." Dia mengelus pipiku dengan lembut.
"Mencintaimu juga pilihan yang tak akan pernah kusesali seumur hidupku."
.
.
.
.—tbc
[19/1/20]
KAMU SEDANG MEMBACA
Fujoshi and Fudanshi
Romance❌Homophobic❌ Homophobic ---> menjauh saja sanahh!!! Anda salah tempat!!! Aku Mike, seorang fudanshi yang sudah lama berteman dengan seorang fujo. Tiba-tiba saja teman fujoku ini mengambil fotoku yang sedang melakukan hal memalukan. "Kalo lu gak m...