Chapter 1 : Morning Routine

2.4K 159 48
                                    

🎉Yeaaayy.. Chapter pertama akhirnya datang juga🎊

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca yaa, karena tinggalkan jejak setelah membaca itu jauh lebih enak daripada di tinggal ngilang gitu aja pas lagi sayang - sayangnya wkwkkk.. 😂😂😂

Dibaca sampai paling bawa yaa hehe..

Terimakasih

Happy Reading

Tidur Uci harus terganggu karena tangisan putra bungsunya Juna yang menggelegar di pagi buta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidur Uci harus terganggu karena tangisan putra bungsunya Juna yang menggelegar di pagi buta. Uci bangkit dari pelukan hangat Satya untuk menghampiri si bungsu. Jujur sebenarnya Uci sangat lelah sekarang. Semalam dia menunggu Satya pulang dari lembur kerjanya tapi sayang saat sang suami sudah pulang dan mereka hendak tidur, Juna rewel dan tidak mau tidur. Akhirnya Uci membiarkan sang suami mandi dengan air hangat yang sudah di siapkan, lalu Satya tidur lebih dulu sementara ia menjaga si bungsu.

 Akhirnya Uci membiarkan sang suami mandi dengan air hangat yang sudah di siapkan, lalu Satya tidur lebih dulu sementara ia menjaga si bungsu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satya sempat sedikit terganggu mendengar tangisan Juna dan pergerakan Uci yang mencoba turun dari tempat tidur. Dengan lembut Uci mengusap pipi Satya untuk menenangkan. Uci tahu Satya masih sangat lelah. Akhir – akhir ini suaminya selalu lembur. Lihatlah matanya sampai berkantung seperti panda. Sebenarnya kondisi kurang baik bukan hanya di alami Satya, Uci juga mengalaminya, bahkan bisa di bilang kondisi Uci lebih buruk daripada kondisi Satya. Mata Uci yang juga berkantung, bibir tipis merahnya agak pucat, wajahnya pun tidak sebersinar dulu.

Setelah Satya kembali tenang dalam tidurnya Uci segera bangkit untuk ke kamar putranya yang tengah meraung – raung memanggilnya.

"Iyaa sayang nda datang" ucap Uci saat memasuki kamar anaknya. Dan melihat wajah lucu putra bungsunya yang dipenuhi air mata.

"Jagoan kecil nda kenapa heum ?" tanya Uci menggendong dan menimang Juna sambil menepuk – nepuk punggung bocah yang sekarang menyembunyikan wajahnya di ceruk lehernya.

"Juna lapar yaa ?"

Juna tidak menjawab namun, Uci merasakan jika si bungsu menganggukan kepalanya. Uci tersenyum anaknya yang satu ini memang nafsu makannya sangat besar. Walaupun tubuhnya kecil tapi nafsu makannya dan susu nya sangat kuat.

Keluarga Dirgantara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang