BF

1.2K 162 58
                                    

Tok tok tok!

"Noyaaaaa!" teriak Tanaka yang udah berdiri di depan pintu rumah Noya alias Nishinoya.

"Kok gak ada yang jawab ya?" tanya Tanaka, kepalanya menoleh ke Ennoshita yang duduk di bangku teras rumah Noya sambil memakan pisang goreng di tangannya.

"Masih tidur kali?" jawab Enno.

"Gue gebuk tuh anak kalo masih tidur," ujar Tanaka. Enno bangkit dari duduknya, ia mengelap tangannya yang berminyak ke celana Tanaka.

"Heh, jangan meper di celana gue berengsek!" omel Tanaka sambil menepuk tangan Ennoshita.

"Tanggung lah Tan, celana lu udah dakian gitu, warnanya abu-abu."

"Ya terus menurut lo warna celana lo apaan? Mejiku?" Tanaka melotot ke Ennoshita, suaranya agak meninggi karena kesal. Pasalnya celana sekolahnya itu sudah Tanaka cuci dengan pengharum doni sebanyak satu liter, eh malah dicemari seenak jidat oleh minyak jelantah dari pisang goreng Enno.

"Sssh, udah ngambeknya kapan-kapan aja, ini si Noya kemana dah udah mau jam tengah tujuh buset," kata Ennoshita sambil melihat jam tangannya dengan gusar takut terlambat.

Tanaka manggut-manggut, ia mengetuk kembali pintu rumah Nishinoya.

"Noyaaaaa, Noyaaaaaa buka pintunya Noyaaaaa. Sekolah goblok, mau jadi pinter gak sih lu?!" Tanaka mengetuk pintu rumah Nishinoya dengan penuh nafsu yang kemudian pintu tersebut terbuka menampakkan si pemilik rumah yang namanya sedari tadi diteriakkan oleh Tanaka.

"Guten morgen, kawan!" seru Noya tersenyum sumringah tanpa dosa di depan mereka yang sudah siap untuk meninju mukanya karena kelamaan menunggu.

"Morgan morgen, ngapain aja lu, baru keluar? Lama banget hampir lumutan gue!" omel Tanaka.

"Pisang goreng gue aja sampe habis di sini." Ennoshita menambahi.

"Yeee, kan gue mandi dulu, bro. Luluran, pake masker, baru deh siap ke sekolah," ucap Noya sambil menutup pintu rumahnya. Kemudian mereka bertiga berjalan keluar menuju halte busway. "Gak deng, abis boker."

"Boker mulu," gerutu Ennoshita.

"Namanya panggilan alam gak bisa diganggu gugat."

"Bodo amat." Ennoshita menjawab malas.

"Emak lu ke mana? Tumben gak keliatan dari tadi." tanya Tanaka, Ennoshita mengangguk.

"Pergi ke pasar membeli sayur."

"Cakep, lanjut!" sahut Tanaka dan Ennoshita barengan.

"Apaan yang lanjut?" Noya malah bingung.

Ennoshita ikutan bingung.

Tanaka juga ikutan bingung.

"Itu tadi pergi ke pasar membeli sayur, terus?" Enno menjelaskan.

Nishinoya yang mulai paham bukannya menjawab malah ketawa dulu. Ennoshita dan Tanaka kebingungan pt 2.

"Apaan sih lu gak jelas!" gerutu Ennoshita.

"Lo yang gak jelas," sahut Noya. "Tadi lo nanya emak gue kemana kan?" Noya menunjuk Tanaka dan dijawab anggukan oleh lelaki berkepala botak itu. "Ya udah gue jawab pergi ke pasar membeli sayur, gitu."

Ennoshita berhenti berjalan dan melihat ke bawah, kemudian memungut batu kerikil berukuran sedang. "Ini kalo dilempar sakit loh."

"Oh waw aku takut~" Noya berseloroh sambil berpose seperti orang ketakutan. Kemudian ia berlari ke tangga penyeberangan begitu Ennoshita ingin melempar batu tersebut kepadanya.

Enno berniat untuk mengejar Noya. Tangannya yang bebas menunjuk Noya. "Jangan kabur kau Suripto!" teriaknya pada Noya yang sudah ada di jembatan sambil dadah-dadah ke mereka. Teriakan Ennoshita mengundang perhatian sekitar. Bahkan orang yang sedang menelepon sampai menjeda percakapannya.

"Bentar yang, ada orang gila."

Tanaka menutup mukanya dengan satu tangan, malu sama kelakuan kedua teman bobroknya itu. Tanaka tahu, sebenarnya Enno pasti juga merasa malu karena Enno masih ada warasnya, gak tahu deh kalau Noya. Sebagai teman yang baik, Tanaka berniat untuk membantu Enno untuk menutupi rasa malunya.

Dimulai dari Tanaka menepuk pundak Ennoshita.

"...Hentikan Sergio, buang batunya, biarkan dia pergi."

Hening.

"Ih, anak sekolah jaman sekarang pada stres ya yang, kasian."

Dan berakhir dengan mengorbankan dirinya agar terlihat malu-maluin di hadapan orang-orang sehingga Ennoshita tidak merasa malu sendirian. Ingat, best friend never let you do stupid things alone.

Friendship goals :")

---

ENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang