Pukul 07.15 am
Gadis dengan rambut sebahunya,berjalan dengan sangat amat santai di bagian koridor sekolah.
Bahkan ia tak merasa jika sekarang sudah sangat terlambat. Ia tak pernah takut dengan apapun, selama menurut ia benar.
Namun ia tak sadar,jika yang ia lakukan sekarang adalah sebuah hal yang buruk. Mengingat ia terlambat masuk, dan dengan gampangnya ia menyepelekan itu. Hingga tiba di pertengahan jalan memasuki kelas...
"HANGGINI JIHAN PRAMATA?!"
Teriak seseorang dari arah belakang.Membuat gadis yang di panggil itu berhenti.lalu memutar tubuhnya menghadap ke arah seseorang yang meneriakinya sepagi ini.
"astaga, bapak kenapa teriak-teriak si? Anggi kan gak ngapa-ngapain." Ucap nya dengan tampang tak berdosa.
Lawan bicara yang di sebut bapak itu mendelikan matanya, dan kembali memarahi murid yang keterlaluan ini.
"ndasmu gak ngapa-ngapain! Kamu ini anggi,kamu terlalu banyak menyepelekan nasehat seseorang. Sehingga kamu bisa menjadi seegois ini." Ucap sang guru tersebut
"kapan kamu merubah diri kamu ini anggi, jangan semena-mena disini. Bapak tau ini sekolah punya keluarga mu, tapi tolong kamu hargai perarturan yang ada di dalam sekolah ini anggi, kamu mengerti kan?" lanjut bapak itu dengan suara yang di pelankan sedikit.Gadis tersebut menahan amarahnya yang sedari ia tahan,bahkan tanganya terkepal. Ia sangat tak suka jika orang lain,atau siapapun itu mencampuri urusannya. Ia sangat tak suka, ia tau dirinya memang seorang gadis yang bebal, tapi ia juga tak bisa menapik nya.
Dari pada ia menyakiti sang guru. Ia memilih untuk pergi ke kelas dengan tangan terkepal.
Ia memasuki kelasnya, yang memang sedang free class, ia tau kelasnya sedang free class maka nya, ia datang agak siang dan membuatnya terlambat.Namun tiba-tiba di pertengahan jalan tadi seseorang baru saja membuat mood nya menjadi buruk.
Dengan hempasan kasar, ia duduk dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan."lo kenapa nggi? Tumben. Ada masalah? Kusut banget tau ngga lo?."
Tanya salah satu sahabatnya yaitu farrah wicaksono.Farrah adalah sahabat anggi sejak SMP, ya jadi ia tau sedikit-sedikit tentang kehidupan anggi yang rumit. Anggi ngga Cuma punya farrah tapi ia juga punya syerina anggun, sahabat yang ia kenali sejak masuk sma ini bersama farah.
"mood gw ancur hari ini, gara-gara pak.cahyo yang ngebahas tentang hal pribadi gw, lo tau sendiri kan gw paling ngga suka, saat orang lain bahas tentang hal yang menurut gw privaci."
Sahut anggi dengan nada yang terkesan sangat tidak suka."gw tau, ya.. tapi sampe kapan lo harus kaya gini terus nggi. Lo nggk cape emang nya? Lo ngga bosen ngebully orang terus? Ngga bisa klo ngga dateng sekolah siang? Kenapa nggi? Gw pikir-pikir emang udah saat nya kita berubah. Dan gw harap juga lo mau berubah."
ucap farrah dengang sikap dan sifatnya yang dewasa diantara sahabat-sahabatnya."gw belom bisa berubah, sorry. Ini gw far, gw ya tetep gw. Gw ga mau jadi orang lain, tapi gw janji sama lo. Gw bakal berubah kalo gw udah cape sama kehidupan gw ini, dan sampe gw dapet orang yang buat gw bener-bener paham apa artinya kehidupan."
Sahut anggi yang dibalas anggukan oleh farrah"gimana lo, itu terserah lo nggi. Yang penting lo masih dalam batas wajar. Tentang janji lo, lo harus tepatin itu. Gw tunggu kapan pun itu tiba nantinya. Dan gw beserta syerin bakal terus ada buat lo, alwasy." Ucap farrah yang dihadiahi senyuman oleh anggi.
Setelah banyak berbicara, anggi kembali menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan. Yang kemudian di balas dengan gelengan kecil dari sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GITAN
Novela Juvenil"kalau kamu takut dengan dunia dan masalahnya, sama saja dengan kamu meragukan tuhanmu. Tapi kalau kamu berani menghadapi segalanya, itu tanda nya kamu yakin akan tuhan mu." -Atqan Barran "gue gak pernah takut sama apapun, bahkan gua gak pernah ragu...