Author: Idew Hwang
..
.
"Kau tidak tidur?"
Wendy menahan tangannya di udara, bibirnya menyentuh pinggiran cangkir berisi kopi kental yang dibuat Lisa.
"Aku tidur." Jawabnya. Setengah berbohong, ia hanya tidur selama dua jam.
"Kau tidak ahli berbohong, Wendy-" Gumam Lisa. Menyesap kopinya dalam diam sembari menunggu roti panggangnya matang dari toaster. Gadis itu berdiri membelakangi kabinet dapur, hanya memakai tshirt dan hanya mengenakan celana jeans pendek.
Wajah Wendy terlihat lelah, ada lingkaran hitam di kantung matanya. Ia segera menyentuh matanya dan menatap bayangan wajahnya pada piring, sama. Kantung matanya juga menghitam.
"Aku sudah bosan menatap wajahku sendiri dengan kantung mata hitam menyeramkan, dan aku baru saja melihatnya di wajahmu." Lisa tersenyum tipis. "Ada apa, hm?"
Wendy ingin menceritakan semuanya. Semua yang ia rasakan, semua yang ia pendam seorang diri. Ia tidak bisa tidur karena sesuatu yang entah tidak dapat ia ingat dengan jelas.
"Tidak ada." Itu adalah jawaban terakhirnya. "Hanya sedikit lelah karena pekerjaan." Ia mengetuk kepalanya sembari tersenyum meyakinkan.
"Well, baiklah."
Mereka diam beberapa saat, lalu keheningan itu pecah ketika mendengar suara erangan kesal dari balik salah satu kamar.
Kwon Yuri keluar dengan mata setengah terbuka, menggerutu sambil berjalan menuju dapur. Sudah merupakan kebiasaan bagi Lisa dan Yuri menginap di apartemen kecil milik Wendy. Entah bagaimana, tetapi Wendy menyukai kehadiran keduanya yang berisik namun bisa juga tenang dan menyenangkan.
Kwon Yuri mempunyai apartemen mewah di kawasan Manhattan tetapi gadis itu lebih menyukai bermalam di apartemen kecil Wendy dengan alasan tak masuk akal.
Well, Kwon Yuri adalah putri sulung dari pemilik Golden Shop. Ayah Yuri adalah bos dari Lisa dan juga Wendy.
Tapi sebenarnya Yuri juga yang membantu Wendy mendapat pekerjaan di Loews Corp,
"Sial, hey Wendy- apa kau yang semalam menendang kepalaku dengan kakimu itu? Aishh-" Gerutu Yuri sambil memegangi kepalanya.
Lisa menaikkan alisnya. Menahan tawa geli.
Wendy mengusap bibirnya dengan punggung tangan, mengambil tas laptop dan map-map berisi designnya di atas meja.
"Aku berangkat." Pamitnya canggung.
"Heyyy aku belum selesai bicara, yakhhh," protes Kwon Yuri.
"Byee sampai nantiiii,"
Dan Wendy segera pergi, berpura-pura tak mendengar tawa keras Lisa di belakangnya.
.
.
.