"Kadang kala, Tuhan mempertemukan kita pada persimpangan jalan yang sulit untuk kita pilih dan kita tempuh. Namun, pada akhirnya kita harus memilih dan menjalaninya bagaimanapun pahit jalan yang harus kita lalui itu. tapi, Tuhan selalu menghadirkan kebahagian diakhir perjalanan panjang penuh perjuangan yang kita lalui itu."
— Wendy Son —
.
.
.
@John F Kennedy International Airport — New York
"Semuanya sudah kau bawa?" tanya Yuri ketika Wendy duduk, menatap jam tangannya. Gadis itu hanya mengangguk singkat.
"Tidak ada yang ketinggalan, kan?" tanya Yuri memastikan sekali lagi.
"Tidak ada," jawab Wendy, ia menoleh ke arah kakak sulungnya. "Semua barang sudah unnie cek?"
Kwon Yuna yang sedang mendengarkan musik melalui earphone nya menoleh ke arah Wendy, "Kau bilang apa?" tanya Yuna melepas sisi kanan earphone miliknya.
"Barang unnie tidak ada yang ketinggalan? Sudah di cek semua?" Wendy memperjelas pertanyaannya.
Yuna hanya mengangguk, lalu kembali memasang earphone miliknya ke telinga.
Wendy menatap ke seluruh penjuru bandara, orang–orang tampak ramai berlalu lalang. Berulang kali ia mengedarkan pandangannya, namun ia tak kunjung mendapati apa yang ia cari.
"Apa mungkin, dia tidak datang?" batin Wendy dalam hati.
"Kau menunggu seseorang?" tanya Yuri.
Wendy mengangkat sebelah alisnya, "Mmh ya, tapi sepertinya dia tidak akan datang—"
"Siapa memangnya?" mata Yuri menyipit penasaran.
"Seorang teman,"
"Pesawatmu berangkat dua puluh menit lagi, kan? Kenapa tidak check in sekarang saja?"
"Aishh— santai saja, aku masih menunggu," ujar Wendy memandang seluruh penjuru bandara yang sangat ramai malam itu. Namun ia masih belum mendapati tanda kedatangan seseorang yang ia tunggu.
Satu menit berlalu...
Dua menit berlalu...
Lima menit berlalu...
Sepuluh menit berlalu...
Nihil
Tidak ada tanda–tanda ia akan datang.