Dibawah Sana

572 52 0
                                    


Cahaya rembulan bersinar begitu terang malam itu, sehingga tidak butuh waktu lama, Ted berhasil menemukan sumurnya. Josep yang badannya paling tinggi diantara mereka, melompat kedalam sumur lebih dahulu. Ted sempat menjatuhkan obornya untuk menerangi pandangan Josep, namun sepertinya itu tidak perlu. Mata Josep telah tertuju pada cahaya terang di ujung terowongan, sama seperti saat Ted waktu itu. Josep lalu berteriak kegirangan, menandakan bahwa terowongan itu benar-benar ada seperti yang Ted ceritakan. Ted kemudian menggendong Will kecil kebawah sumur untuk kemudian ditangkap oleh Josep. Maria menyusul melompat, sebelum kemudian Ted juga turun menyusul mereka. Mereka lalu memulai petualangan cilik mereka menelusuri terowongan.

Ted berada di depan rombongan sambal membawa obor, Maria berjalan dibelakangnya, ia nampak ketakutan sambil terus memegangi bahu Ted. Sambil mengandeng Will, Josep terus mengawasi arah sumur di belakang, takut bila tiba-tiba ada orang desa yang mengikuti mereka. Dengan bantuan cahaya obor, dinding-dinding terowongan itu dapat terlihat jelas. Karena tinggi terowongan itu, kepala Josep hampir dapat menyentuh langit-langit terowongan, sehingga membuatnya sedikit merunduk sepanjang jalan. Suara-suara aneh itu kembali muncul, Ted memberitahu mereka bahwa ini pertanda bahwa mereka sudah dekat dengan ujung terowongan. Dengan begitu bersemangat, mereka kemudian mempercepat langkahnya hingga keluar dari terowongan.

Sama persis seperti ketika Ted sampai di desa aneh itu, saat itu juga siang hari. Namun kali ini, suasana disana begitu berbeda. Mereka menyaksikan banyak sekali orang berpakaian jubah besi kerajaan saling membunuh satu sama lain dengan tombak dan pedang mereka. Pedang dan perisai saling beradu, pasukan berkuda saling bertabrakan, mayat dan darah berserakan dimana-mana. Apa yang terjadi? keempat anak kecil itu hanya bisa diam terpaku dan menonton keributan itu. Pandangan Ted kemudian mengarah ke desa yang Ted lihat kemarin. Desa itu telah terbakar habis, asapnya menjulang tinggi mencakar langit. Perang! Mereka tengah melihat peperangan di mulut terowongan.

Karena terlalu fokus melihat peperangan yang ada dihadapan mereka itu, mereka tidak menyadari bahwa salah seorang prajurit berjubah besi menoleh kearah mereka. Dengan pedang yang terhunus prajurit itu kemudian menghampiri Ted dan kawan-kawan. Josep yang pertama menyadari, ia berteriak ketakutan berusaha memberitahu teman-temanya. Namun kaki-kaki mereka seperti tertancap ditanah, tidak bisa bergerak. Mereka hanya menatap ngeri Prajurit berjubah besi itu tanpa bisa melakukan apa-apa.

Hampir saja prajurit itu dapat meraih Ted, tiba-tiba seorang ksatria berkuda, mengenakan baju dan helm besi, melintas dan menebas kepala prajurit itu. Kepalanya menggelinding, putus dari lehernya, darah seketika memancar membasahi baju Ted dan Maria. Seketika itu juga, Will melepaskan genggamanya dari Josep dan berlari ketakutan, kembali kedalam terowongan. Ksatria berkuda itu kemudian turun dari kudanya, lantas menghampiri mereka. Menyadari bahwa Ksatria berkuda itu juga hendak membunuh mereka, Josep langsung menarik tangan Ted, yang berlumuran darah itu, untuk kembali ke dalam terowongan.

Beberapa langkah di belakang Ksatria berkuda itu, ada seorang ksatria pemanah. Ia sepertinya juga menyadari kehadiran Ted dan kawan-kawan. Ksatria pemanah itu kemudian melepaskan anak panahnya kearah terowongan. Panah itu menusuk tepat di kepala maria, yang terlambat berlari, menembus tulang tengkoraknya. Maria tersungkur jatuh tidak bernyawa. Melihat hal itu Ted dan Josep berteriak histeris, namun karena Ksatria berkuda itu mengejar, mereka tidak berani menolong maria, mereka semakin mempercepat larinya masuk kedalam terowongan. 

Ksatria berkuda itu terus mengejar Ted dan Josep kedalam terowongan, meski hanya separuh badannya saja yang dapat masuk karena ukuran kecil terowongan itu. Tidak kehabisan ide, Ksatria berkuda itu kemudian melempar pedangnya kearah ted, dan berhasil menebas lehernya. Kepala Ted melayang, lalu menggelinding tepat di kaki Josep.Melihat kepala temannya terpenggal dihadapannya, Kaki Josep melemas, ia tidak lagi punya kekuatan untuk berlari. Sambil menatap tangannya yang berlumuran darah Ted, Josep duduk tersungkur sambil menangis histeris. Ksatria berkuda itu terus merangkak dan berusaha meraih Josep.

Jauh didepan mereka, Will kecil terus berlari meski tanpa penerangan. Cahaya matahari yang awalnya menyinari jalannya mendadak meredup karena tertutup badan ksatria berkuda yang berusaha masuk kedalam terowongan itu. Will tidak berani menoleh kebelakang, Ia terus berlari meninggalkan teman-temannya. Saat ini, ia hanya bisa berlari tanpa arah, pandangannya gelap, ia tidak tahu apa yang ada disekitarnya. Will juga tidak tahu bagaimana nasib teman-temannya kini. Yang ia bisa lakukan hanya terus berlari, hingga akhirnya dahinya membentur sesuatu di depan.

Will jatuh terduduk, ternyata dinding sumur yang ia tabrak. Will telah sampai di dasar sumur lagi, dimana dari atas sumur nampak banyak warga desa sudah menanti. Mereka semua kemudian mendapati Will muncul tiba-tiba dari dalam sumur. Mereka kemudian kaget bercampur bahagia. Tentu, mereka sudah mencari keempat anak itu selama 2 minggu, namun tidak menemukan hasil. Setiap hari, Seluruh warga desa bergantian mengecek sumur itu, belajar dari pengalaman Ted yang hilang beberapa minggu yang lalu. Malam ini mereka beruntung, akhirnya salah satu dari keempat anak itu ditemukan.

Seorang warga desa tanpa ragu melompat kedalam sumur dan menggendong Will. Will kemudian mengamati dinding-dinding sumur, terowongan itu tidak ada! Will menangis sekencang-kencangnya, sambil menunjuk salah satu dinding sumur, tempat seharusnya terowongan itu berada. Namun warga desa itu keburu mengangkat Will ke atas. Ibu dan ayah Will lantas memeluk erat anaknya yang terus menangis itu. 

Pelukan itu tidak bertahan lama, segera kemudian ayah Josep, Maria dan, Ted, menarik Will dengan wajah marah. Ketiga ayah itu menanyakan keberadaan anak mereka pada Will. Namun Will kecil hanya bisa menangis, ia tidak dapat menjelaskan apa yang telah terjadi, sambil terus menunjuk kearah sumur. Ketiga ayah itu lantas melompat kedalam sumur, sambil terus meneriaki nama anak mereka, berharap keajaiban datang.

Namun Josep, Maria, dan Ted tidak muncul kembali, Meski mereka menunggu seminggu berikutnya, dua minggu, setahun, duatahun, mereka tidak pernah kembali. Seolah sumur itu telah menelan mereka untuk selama-lamanya.

Sumur Ditengah HutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang