Cerita yang Menjadi Nyata

624 57 10
                                    


Tahun 1998, sebagai seorang kontraktor bangunan, aku mendapat tawaran untuk pembebasan lahan di wilayah utara Finlandia. Saat itu, aku dan timku tengah menebang hutan lebat di sekitaran kota kecil Kuttura, tempat kakekku dibesarkan dulu, untuk mendirikan sebuah mall komersil disana.

Ketika kami sibuk bekerja, salah seorang pegawaiku melapor bahwa ia menemukan sebuah sumur tua yang masuk kedalam area pembangunan kami. Aku-pun tidak memiliki pilihan, selain memanggil alat berat untuk menghancurkan sumur itu. Excavator milik perusahan kami datang, dan mulai mencangkul sumur itu beserta tanah disekitarnya. Betapa terkejutnya kami semua, di tanah sekitar sumur itu kami mendapati tiga buah tengkorak dan tulang belulang anak kecil. Aku langsung menghentikan pekerjaan kami, dan segera menelepon polisi setempat.

Tim forensik dan polisi segera mengidentifikasi tiga kerangka jenazah itu, mereka menyimpulkan usia kerangka itu sekitar 70-80 tahun. Yang membuatku merinding adalah kondisi keranga jenazah-jenazah itu saat ditemukan. Salah satu keranga jenazah nampak tertancap sebuah panah tepat di tengkorak kepalanya, jenazah lain nampak terpisah antara badan dan tengkoraknya, seolah ia mati karena kepalanya putus. Satu jenazah sisanya, nampah utuh, seolah ia terkubur hidup-hidup selama 70tahun. Sungguh mengerikan! Seketika aku teringat kembali cerita kakekku Will saat aku masih kecil. Aku langsung meneleponnya, dan membawanya menuju ke kamar jenazah rumah sakit, tempat tiga kerangka itu diamankan.

Kakekku langsung menangis. Ia jelas mengenali siapa ketiga jenazah itu. Ted, Maria, dan Josep akhirya ditemukan, setelah beberapa dekade lamanya. Aku tidak percaya apa sedang aku saksikan ini. aku mengira cerita kakek, saat aku masih kecil itu, hanyalah bualan belaka. Bagaimana mungkin tiga orang anak kecil bisa terkubur sedalam itu di tanah, apalagi ditambah cerita terowongan misterius itu, hal itu sangat tidak nyata. Kakek Will kemudian dimintai keterangan kepolisian. Ia kemudian menceritakan sama perisis seperti apa yang ia ceritakan padaku. Tentu polisi sulit mempercayainya, begitupun aku sampai saat ini. Polisi kemudian menyimpulkan kasus ini dan menceritakan pada media, bahwa tiga jenazah ini adalah anak kecil yang tertimbun longsor pada tahun 1920an, tentu dengan menutupi fakta bahwa ada jenazah yang kepalanya tertembus panah.

Seteleah beberapa hari berlalu, kami kemudian melanjutkan kembali proyek pembebasan lahan, setelah mendapat ijin dari kepolisian. Excavator tim kami kemudian kembali mencangkul sisa sumur disekitar lokasi ditemukannya kerangka-kerangka anak kecil itu. Kami terkejut setengah mati. Sekali lagi, kami menemukan kerangka jenazah orang dewasa lengkap dengan jubah dan helm besinya.

Ah... sepertinya aku harus minta maaf kepada kakek Will. 

Sumur Ditengah HutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang