Rumah Melati

13 2 0
                                    


Hujan yang deras sepulang dari kami sekolah. membuat kami berteduh di pekarangan rumah salah warga desa.
di desa kerukunan antar penduduk masih terjalin dengan erat sehingga saat kesulitan penduduk desa dengan senang hati membantu.

Di pekarangan rumah yang tumpangi berteduh menawarin kami minuman dan mempersilahkan masuk ke rumahnya sambil menunggu hujan reda.

" ayo masuk dulu nak, " ucap pemilik rumah yang kami tumpangi untuk berteduh.

" Terima kasih, kami di sini saja" ucap kami bersamaan.

" hujan masih deras nak dan jalanan masih banjir, memang kalian tinggal di desa mana?" tanya pemilik rumah

" kami tinggal di desa Jati Luhur pak" kata Ilmah

" oh berarti kalian masih jauhnya jalanya untuk pulang" ucap bapaknya.

" masuk saja dulu nanti seragam kalian basah! Kalau di luar terus" ajak pemilik rumah.

" ayo sudah masuk" ucap Titin sambil berjalan masuk.

Di dalam rumah kami di suguhkan teh hangat oleh pemilik rumah, kami berbincang- bincang hingga hujan mulai reda.

" terima kasih ya pak" ucap kami semua sambil menyalami pemilik rumah yang kami tumpangi berteduh.

" ya nak sama- sama " ucap bapaknya dengan tersenyum.

" bapaknya baik ya? " kata Titin.

" iya" ucapku bersamaan dengan Ilmah.
Irfan hanya diam dan fokus berjalan

Beberapa meter dari kami berjalan kami melihat Melati dan ira di depan kami. Ira yang melihat kami berada di belakang-nya memperpelan langkahnya.

" hey Melati " ucap Irfan yang sudah ada di sampingnya.

wajah melati pucat dan jalanya seperti orang sempoyongan membuat Ira mememgang bahu melati untuk tidak terjatuh.

" Melati kenapa?" tanyaku

"Melati sakit, tapi tetap mau sekolah" ucap Ira teman Melati yang satu desa.

Aku sedikit kagum dengan Melati walaupun dalan keadaan sakit. tidak menyurutkan niat buat tetap sekolah.
Melati yang tadi hanya tersenyum saja dengan wajah pucatnya.

" sini biar kami antar saja ke rumahmu" ucap Irfan yang membantu memegang bahu Melati.

" gak usah fan," ucap Melati dengan lembut.

" gak apa- apa melati, iyakan cin?" tanya Irfan padaku.

" iya gak apa- apa melati kamu kan lagi sakit," ucapku singkat.

Aku yang melihat Irfan memegang bahu Melati seperti tidak terima hatiku begitu panas dan ingin melarang Irfan pergi ke rumah melati.
tapi aku tidak bisa mengatakanya karna yang di lakukan Irfan niatnya baik ingin membantu.

Desa Melati yang terlebih dulu di lewati sebelum sampai ke desa kami
Karna desa tempat tinggal Melati berada sebelah selatan dari desa kami

" Fan aku pulang duluan ya! Karna sepulang sekolah aku harus temani ibu ke mantri desa karna adiku sakit" ucap Ilmah

" iya gak apa- apa Ilmah kamu duluan saja" kataku dengan melihat Ilmah.

" ya duluan saja, biar aku, Ira dan Cinta yang antar Melati biar Titin yang nemanin kamu pulang." jelas Irfan.

" kalau gitu kami duluan" ucap Titin berlalu pergi.

" iya hati- hati" ucapku pelan.


****

CINTA SEMENDUNG AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang