Tengkulak

10 2 0
                                    


Setelah habis memanen padi. Petani akan menjual panen mereka kepada tengkulak desa yang masih ada kerjasama-nya dengan juragan Kadir.

Tengkulak desa membeli hasil panen penduduk desa yang kebanyakan bekerja sebagai petani di sawah mereka sendiri atau bekerja di sawah orang lain. tengkulak membeli hasil panen petani dengan harga yang sangat murah. Petani tidak pernah protes karna kalau langsung dijual di kota maka butuh ongkos lagi buat ke kota jadi petani tidak ada pilihan lain selain menjual ke tengkulak desa.

" cin nanti temanin aku jual hasil panenku ke tengkulak desa ya? " ajak irfan sambil berjalan dari pulang sekolah.

" iya fan nanti aku temanin" jawabku singkat.

" loh, fan kemarin kamu belum jual hasil panen" tanya Titin

" belum tin, kemarin ramai makanya hari ini saja aku jual" ucap Irfan.

" tengkulak itu membeli panen ibuku dengan harga murah kemarin " kata Ilmah dengan kesal.

" ya sama saja hasil panen ibuku juga di beli dengan harga yang sangat murah" timpal Titin.

" tapi kita gak ada piliha lain selain menjual kepada tengkulak desa" ucapku.

" itu sudah" tutup Titin

" kami duluan ya, " ucap Titin dan ilmah. di jalan mendekati rumahnya.

" ya hati- hati " jawabku. Irfan hanya senyum saja sama mereka.

" nanti uang hasil panen aku sisihkan buat beli buku tentang Koreografi" kata Irfan sambil menungguku untuk jalan beriringan dengan-nya. karna tadi aku jalan selalu di belakangnya.

" Buku tentang Koreografi fan," tanyaku.

" Iya cin," ucap Irfan.

" Tapi beli di mana fan" tanyaku lagi.

" Di toko bangunan" ucap Irfan seperti  menahan tawa.

" Hah! toko bangunan" tanyaku heran.

" haaa,,, haaa," tawa Irfan meledeku.

" ya gak mungkin lah Cin, beli buku di toko bangunan" kata Irfan dengan melihatku.

" Ya siapa tahu ada di toko bangunan " ucapku sinis.

" kita belinya di pasar Cinta Putri Rahayu, karna seminggu yang lalu saat aku ke pasarku liat buku tentang Koreografi, di karenakan uangku kemarin kurang jadi tidak beli bukunya." Jelas Irfan yang menjelaskan panjang lebar seperti radio yang sering kita dengar.

" Oh, nanti aku temanin" ucapku.

" tapi fan, ibuku melarang kalau aku pergi ke pasar kalau tidak dengan ibu karna pasarkan jauh?" kataku pada Irfan yang jalan di depan.

" ya sudah nanti Cin, nanti aku pergi sendiri saja belinya" ucap Irfan meyakinkan.

" tenang aja Fan nanti aku bilang sama ibu, pasti di izinkan kalau pergi sama kamu." Kataku menatap Irfan.

          
                            ****

Sepulang sekolah aku mengantarkan makanan siang ke sawah buat Ibu dan ayah setelah itu kami akan makan bersama di tengah pondok sawah.

" Bu aku boleh kan nemani Irfan membeli buku di pasar" ucapku selasai makan.

" buku apa Irfan yang mau beli"  kata ibu dengan lembutnya.

" kurang tahu juga bu karna aku lupa nanya buku apa yang mau beli" ucapku bohong.( maafkan Cinta bu berbohong) batinku

" ya sudah Cinta boleh pergi tapi hati- hati di jalan" kata ibuku dengan senyum.

" boleh kah Cin kamu pergi? " tanya Irfan yang menunggu di luar rumah

" ayo fan, kita pergi " ajakku yang terlebih dulu jalan.

Di pasar yang dengan jam di batasi membuat kami langsung mendatangi penjual buku yang berasal dari kota.

" fan di sini banyak pilihan bukunya." tanyaku sambil memilih buku tentang Koreografi.

" ini aja sudah Cin, ini lebih bagus" ucap Irfan dengan memperhatikan buku itu.

" iya fan itu aja" ucapku

Irfan memilih buku dengan judul cara- cara menjadi seorang Koreografi yang baik.

" makasih ya bang " ucap Irfan setelah membayar bukunya.

Di perjalanan Irfan begitu senang dengan buku yang baru di belinya.

" cin ini kan belum terlalu sore, bagaimana kalau kita ke Air Terjun dulu membaca buku ini dan mempraktikannya." Ucap Irfan.

" ayo sudah fan, ku juga mau basuh muka di Air Terjun itu karna langsung segar wajahku kalau kena Airnya." Kataku sambil berjalan santai.

Di Air Terjun Irfan begitu serius membaca setiap lembaran itu.
Sedangkan aku menulis tentang keindahan desa ini buat di lombakan nanti.

" Cin coba kamu liat, ini gerakan aku ini contoh dari buku yang baru kita" pinta Irfan yang menyuruh liat gerakan barunya yang diikuti dari buku.

" Aku yang memperhatikannya gerakan-nya ketawa karna Irfan mulai tadi selalu salah. tapi lama - kelamaan mulai bisa mengikuti gerakannya dengan benar.

" Prok,,,prok,,," bunyi tepuk tanganku yang melihat Irfan berlatih menari dengan bagus.

" wow, Fan tarianmu itu bagus, pasti nanti kamu bisa menjadi seorang Koreografi terkenal." Pujiku dan menyemangati Irfan.

" terima kasih, terima kasih penggemar setiaku." Canda Irfan yang tiba- tiba mengelus kepala.

Pipiku lagi- lagi bersemu merah karna  Irfan yang tiba- tiba mengelus kepalaku.

" Fan ayo sudah kita pulang " ajakku yang melihat langit sore sudah mulai gelap.

" oh, iya bagaimana cerita sudah selesai belum? " tanya Irfan

" sebentar lagi selesai kok fan, ayo kita pulang " paksaku

" Ayo Cin!" Ucap Irfan

Catatan

Tengkulak desa : tempat penjualan hasil panen yang di tuju petani.

Jangan lupa saran dan votenya teman- temannya untuk saya bisa bersemangat menyelesaikan cerita # cinta semendung awan#

CINTA SEMENDUNG AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang