Juragan Kadir

86 4 0
                                    


Di desa yang asri segar nan sejuk. pemandangan yang masih tampak hijau membuat yang menetap di desa ini tak ingin pergi dari sini.

Tapi tidak dengan ayah cinta dengan keinginan yang bulat membuat keputusan buat merantau ke kota

" hidup kita akan begini saja terus, bu! kalau hidup kita mengandalkan hasil dari upah membajak sawah dan mengambilkan kayu bakar untuk orang lain. belum lagi utang kita yang sudah menggunung sama juragan kadir." Keluh ayah cinta pada istrinya yang asyik menjahit baju robek milik cinta.

Cinta yang sedari tadi meniup bambu untuk apinya tidak padam biar nasinya cepat masak. mendengar percakapan orang tuanya. menjadi sedih karna perjalanan menuju kota bukanlah jarak yang dekat butuh sepuluh jam buat sampai ke kota.

Terkadang kawanan penjahatpun memanfatkaan kondisi jalanan yang sepi buat merampok kendaraan yang lewat. karna cinta sering dengar dari penduduk desa sini. makanya mereka kalau ingin pergi atau merantau ke kota. mereka akan numpang di mobil yang akan menuju kota secara ramai- ramai. Jadi kawanan rampok tidak berani mendekati mereka.

" Sudah pak kita sabar aja dulu," ucap ibu menenangkan ayah.

" Apa yang bapak bilang itu betul, hidup keluarga akan begini saja terus, kalau mengantungkan upah dari orang lain yang cukup hanya buat makan. tidak bisa melunasi hutang, seandainya sudah kerja ku akan membantu ayah dan ibu, tapi apa yang bisa ku lakukan? " fikirku

Pagi hari penduduk desa. sibuk pergi ke sawah ada yang bercocok tanam di sawah sendiri atau membajakan sawah orang lain. hanya sebagian saja warga penduduk desa sini yang punya sawah sendiri. yang lainnya sawah juragan kadir.

Pak kadir seorang juragan tanah di desa sini, selain mempunyai tanah yang banyak. sawahnya pun berhektar- hetkar luasnya di desa.

Ayah dan ibu bekerja di sawah juragan kadir, karna penduduk sini lebih senang membajak sawahnya sendiri di banding menyuruh orang lain, mereka susah kalau memberi upah pada orang lain merekapun membeli sawah pada kadir harus hutang dulu.

Aku yang baru duduk di tiga kelas SMP, hanya membantu ibu dan ayah menggarap sawah setelah pulang sekolah. derasnya hujan terkadang membuatku tidak bersekolah karna jalan yang ku lalui banjir dan sering terjadi longsor.

" jadi kamu ingin meminjam uang lagi," tanya juragan kadir sambil mengisap rokok yang ia pegang.

" iya juragan, saya butuh uang buat buat kelurga saya makan, karna beberapa hari ini sawah yang mau di bajak sedang tidak ada, jadi saya tidak dapat upah juragan" ucap ayah dengan memelas.

" kamu saya pinjamkan, tapi ingat utang yang lalu-lalu harus kamu bayar juga di tambah dengan kelipatan-nya kalau kamu tidak bayar kamu tau kan apa akibatnya.?" Jelas juragan kadir dengan suara kerasnya.

Aku yang menemani Bapak meminjam uang hanya berdiri di depan pintu. Karna kalau di dalam aku sedikit risih, antek- antek juragan kadir terkadang menggodaku.

" Bapak pinjam uang lagi sama juragan kadir? Tanya ibu yang kelelahan habis mencari kayu bakar buat orang lain.

" iya bu, mau sama siapa lagi kita pinjam kalau bukan juragan kadir. Bapak pinjam uang buat membeli makanan buat kita, kasihan juga cinta bu kalau lauknya selalu daun singkong Cinta kan dalam masa pertumbuhan setidaknya kita bisa membeli ikan buat Cinta" jawab ayah dengan termenung.

" Oh iya bu! baju seragam sekolah Cinta juga sudah sobek ya? sekalian belikan." ucap ayah memberi ibu uang yang tadi di pinjam dari juragan kadir.

Pasar di desa cuma ada di hari Sabtu dan minggu, pedagangnya ada dari yang berasal kota atau Penduduk Desa sini, yang mereka jual sesuai dengan kebutuhan penduduk Desa. Jadi ramai di kunjungi. Jarak Desa ke pasar lumayan jauh membuat penduduk sini harus pergi lebih awal buat ke pasar, karna jam-nya juga di batasin dari 06.00 Pagi sampai dengan 04.00 sore.

" Bu apa ini uang dari pinjaman juragan kadir bu? tanyaku di sela-sela perjalanan menuju pasar.

" iya uang bapakmu pinjam dari juragan kadir, ibu juga sudah sering beritahu bapak jangan sering pinjam uang sama juragan Kadir." Jelas ibu yang lagi mengelap keringat di dahinya. karna kami berjalan kaki menuju pasar, kendaraan di desaku masih sangat langkah. hanya orang- orang kaya di desa yang mempunyai kendaraan.

Ibu tidak senang jika ayah harus selalu meminjam uang dengan juragan kadir. karna semua penduduk desa di sini tahu bagaimana sifta juragan kadir sifatnya yang serakah, pemarah, jika terlambat membayar utang maka barang yang diihatnya berharga akan di ambilnya dari orang peminjam uangnya. Ku masih ingat kejadian dua hari yang lalu. juragan kadir dan antek- anteknya mengamuk di rumah ibu Narsih.

" mana uang yang sudah kamu janjikan?, kamu bilang hari ini!" tanya juragan kadir sambil mengisap rokoknya.

" maafkan, saya juragan kemarin anak saya yang kecil sakit. jadi uangnya saya pakai buat pergi ke mantri desa, juragan" jawab bu Narsih sambil menunduk.

" Apa! jadi hari ini kamu tidak bisa membayar hutangmu." Tanya juragan Kadir sambil memukul dinding rumah bu Narsih yang sudah reot.

" ma...maafkan, saya juragan tapi saya janji akan usaha membayar hutang dengan cepat." Ucap suami bu Narsih yang baru datang dari luar bersama Ayu.

" Alesan!, orang seperti kalian itu, hanya bisa janji. tapi bodoh dalam membayar saya tidak mau tahu pokoknya hari ini kalian harus bayar"
Kata tuan Kadir sambil memperhatikan Ayu yang berdiri di samping ibunya.

"Kalau tidak, maka barang di rumah kalian saya ambil, tapi percuma apa yang bisa di ambil dari rumah jelek ini" ucap juragan Kadir dengan kasar

Bu Narsih dan suaminya hanya bisa diam saat Juragan Kadir menghinanya karna walaupun mereka melawan. tak ada gunanya karna juragan Kadir begitu di takuti di desa ini, karna selain kaya raya juragan Kadir juga mempunyai Antek-antek yang banyak dengan tubuh tinggai besar sehingga kalau ada yang membangkang pada juragan Kadir maka antek- antek itu akan memukul habis pada orang yang membangkang.

****

Antek- antek : orang- orang kepercyaan buat melakukan sesuatu.
Mantri Desa : seseorang yang bisa mengobati orang sakit( khusus Desa)





-
































CINTA SEMENDUNG AWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang