16.고지말(Lies)

2.6K 258 21
                                    


Hari yang panjang dan sangat melelahkan bagi Hanri. Kesibukannya semakin menjadi jika akan menghadapi ujian semester. Sudah satu minggu dia menghabiskan waktu di perpustakaan kampus membahas ulang semua materi.

Belum lagi dengan beban fikiran yang dibawanya kemana-mana. Sudah tiga minggu berlalu semenjak Jimin mengucapkan kalimat di malam itu.

Bahkan sekarang Hanri juga sangat jarang bertemu dengan Jimin karna dia sudah kembali bekerja. Hampir tiga hari Jimin sama sekali tidak pulang ke rumah.

Beberapa hari terakhir Hanri juga dihujani beberapa masalah yang harus ditahannya sendiri. Seberat apapun dan sesulit apapun Hanri masih memilih untuk menyimpannya sendiri.

Mulai dari dia tidak sengaja mendengar pembicaraan beberapa orang staf yang saat itu mencurigai dia adalah perempuan simpanan Jimin. Hingga kenyataan tentang berita kehamilannya yang sudah berumur dua minggu.

Hanri menyembunyikan itu dari semua orang, terutama Jimin.

Jimin tidak boleh mengetahui hal yang akan mengganggu kehidupannya. Hanri tidak ingin menjadi pengacau yang sempurna dalam karir Jimin.

Besok, belum lagi Hanri harus mengantar sahabatnya ke bandara. Han Yiahn dia akan kembali ke amerika setelah sekian lama berlibur di korea.

Begitu menakutkan dan sangat mengejutkan bagi Hanri menerima kenyataan yang sedang dijalaninya.

Malam ini, Jimin masih belum bisa pulang ke rumah. Bahkan pesan pagi tadi juga belum dibaca oleh Jimin.

"Yoboseyo...."

"Kau belum tidur?"

"Aku baru selesai belajar eomma"

"Kau baik-baik saja?"

"Mm......"
"Eomma, aku ingin tidur sekarang, selamat malam"

"Baiklah, tidur yang nyenyak dan jangan sampai kelelahan"

"Mmm....."

Hanri mengakhiri panggilan dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Fikirannya begitu lelah memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini.

Rasanya begitu menakutkan setiap kali terngiang dan memikirkan semua perkataan orang tentang dirinya. Begitu memuakkan untuk teringat hal yang sama dalam kesendirian.

Pukul sebelas di siang hari, Hanri bergegas menelusuri stasiun bandara. Menemui Han Yiahn sekaligus melepas sahabatnya itu kembali ke amerika.

Cukup lama berkeliling sampai tubuh tinggi itu terlihat di tengah keramaian dan sudah bersiap untuk berangkat.

"Ya! Han Yiahn!"

Hanri menggenggam outer Yiahn setelah berhasil mencapainya. Begitu erat seakan tidak ingin membiarkan sahabatnya pergi.

Hanya senyuman manis dan hangat yang disuguhkan oleh Yiahn. Dia bahkan sedikit membungkuk dan memegang kedua sisi bahu Hanri.

"Mianhae...."
"Kau juga tahu kalau aku harus melanjutkan pendidikan, lain kali aku akan kembali dan menemanimu"

"Nappeun sekkie"

Han Yiahn kembali tersenyum, merangkul tubuh itu dan memeluk erat di dalam kungkungannya. Bahkan tangannya juga mengusap lembut kepala belakang Hanri.

Big PlansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang