Lewat tengah malam, tepatnya pukul 1 pagi. Perpustakaan yang begitu besar dan sangat sepi. Namun di salah satu sudut ruangan, lampu masih menyala begitu terang.Hanri masih berkecamuk dengan buku tebal yang dari tadi menemaninya menghabiskan waktu. Tidak ada kata lelah bagi Hanri jika membahas pelajaran.
Jika diberi pilihan sekarang, apapun itu Hanri akan lebih memihak pelajaran. Segitu gilanya dia dengan semua pembahasan yang begitu sulit untuk dipecahkan.
2 cangkir kosong dan bungkus biskuit tadi ikut terletak di emperan meja guna menambah kesan kesibukannya. Tempat pelarian yang begitu sempurna.
Sudah mendekati pukul 3 pagi, Hanri keluar dari perpustakaan dengan menenteng beberapa buku. Siapa sangka, saat keluar Hanri malah dikejutkan dengan sosok seorang pria yang berdiri berpangku tangan menyender ke mobil. Memperhatikan Hanri dengan tatapan mengintimidasi agar semua hutangnya dilunaskan malam ini.
Jimin, dia datang. Sudah 3 jam dia menunggu di luar sendiri. Entah karna keangkuhan atau tidak ingin mengganggu, Jimin tidak memanggil Hanri keluar sesaat dia sampai tadi. Padahal dia dapat melempar cermin yang mengurung Hanri saat belajar tadi.
"Ini hotel yang kau bilang" tutur Jimin lebih dingin dari angin malam.
Hanri tidak menjawab malah menekurkan kepala seakan dia sadar salah karna berbohong. Selain itu dia juga lelah berdebat, tidak ada guna juga.
Mengenai bagaimana Jimin bisa menemukannya, karna GPS yang sudah di atur oleh Jimin. Itupun dia lakukan karna permintaan ayah dan ibunya.
"Masuklah"
Hanri dengan patuhnya menyusul Jimin ke dalam mobil dan duduk di samping. Masih diam tanpa kata apapun. Bahkan sampai mobil jalan meninggalkan parkiran tadi suasana masih hening.
Butuh 20 menit sampai di apartment. Hanri sedikit heran karna dia tidak melihat 6 pria yang tadi pagi dijumpainya saat berangkat ke kampus. Hanri fikir mereka akan menginap, ternyata tidak.
Enggan bertanya, Hanri langsung masuk menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Betapa herannya Jimin saat dia duduk di tepi ranjang melihat Hanri keluar dari kamar selesai mandi.
Bahkan Hanri seakan tidak mengubris keberadaan Jimin. Hanri juga menutup pintu kamar kembali dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara.
Mengikuti kekepoan, Jimin keluar dari kamar. Alangkah terkejutnya Jimin mendapati gadis itu duduk di sudut ruangan berkecamuk dengan buku pelajaran lagi.
Handuk kecil berwarna putih digunakan untuk menggulung rambut basahnya agar tidak meneteskan air lagi. Tangannya begitu telaten menggunakan pena, menyalin entah kata apa dari buku tebal yang dari tadi di pandanginya.
"Kau tidak akan tidur?"
Hanri mendongak menemukan tubuh tinggi Jimin sekarang berdiri di samping meja yang sedang dikuasai berbagai macam alat belajar.
"2 hari lagi ada ujian, aku banyak ketinggalan, jadi tidak ada waktu untuk tidur"
Jimin mendaratkan pantatnya di sofa. Layaknya seorang guru les private sedang memperhatikan muridnya belajar. Hanri sendiri duduk di atas karpet lembut beralaskan bantal duduk masih memandangi Jimin.
"Kembalilah ke kamar, aku tidak ingin mengganggu waktu tidurmu" tutur Hanri dengan sopan.
"Sudah berapa lama kau meninggalkan ruangan itu?"
"Ruangan apa?"
"Bahkan tidak ada perubahan dan pergeseran sedikitpun di kamar, apa saja yang kau lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Plans
RomansaJimin; I don't know who you are, just go! Hanri; And leave (19+) Update : 9 PM (Selasa&Rabu)