FATE-Debaran....

103 3 0
                                    


Awalnya hanya khawatir, dan lama-lama peduli. Kemudian kok aku jadi rindu gini.

Mohon koreksinya
Happy reading 💜💜

"Ibu kasian liat non kaya gini. Lihat udah Sampek segini loh non. Ibu yang jaga non dari kecil aja gak pernah mukul jangankan mukul sekadar dorong badan non aja gak tega ibu." ucap Bu Isah selalu pengurus panti lainnya sambil mengoles minyak ke pundak Kaila yang membiru.

Bu Isah adalah pekerja dirumah Kaila, sedari Kaila bayi Bu Isah sudah bekerja disana. Tapi dia hanya datang pagi sampai siang untuk kebersihan, setelah itu kembali ke panti untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengurus panti. Atau lebih tepatnya Harman mempercayainya untuk mengelola panti ini. Diantara semua aset perusahaan serta toko-toko. Ada 3 panti asuhan selain di Jakarta ini adalah kepemilikan Harman.

Dan Kaila selalu datang disana untuk sekedar menjumpai Bu Isah, atau bermain dengan anak-anak disana. Dia menganggap panti itu adalah rumah kedunya. Awalnya Kaila tidak menyukai mereka, tapi lambat laun dia mulai terbiasa dengan suasana anak-anak itu. Wajah tanpa dosa, sikap yang tidak dibuat-buat. Suka ya suka nggak ya nggak. Gk ada yang disembunyikan semuanya murni dan suci. Dan pastinya kebahagiaan mereka saat seseorang peduli pada mereka.

"Ck, Ibu tau Kaila gadis kuat kan. Buktinya masih bertahan sampai sekarang." timpalnya dengan tawa terpaksa. Ibu Isah sangat dekat dengan Kaila, Kaila tau Bu Isah sangat tulus menyayanginya, makanya Kaila sangat mempercayainya. Tidak ada rahasianya yang tidak diketahui Bu Isah.

"Kaila sangat berharap, Ibu dipanjangkan umur. Dan..." Kaila mendekatkan tubuhnya ke arah Bu Isah yang tampak sudah separuh baya dengan wajah yang sangat menenangkan. Kemudian memeluknya kuat yang langsung membalas pelukan Kaila. Perlahan air mata sudah terbendung dikedua pelupuk mata Kaila.

"Bu Isah akan selalu di pihak Kaila. Bukan dia ya. Apapun yang terjadi." lirihnya dengan suara bergetar.

"Janji anakku." jawab Bu Isah sambil menghapus bulir airmata yang sudah mengaliri pipi mulus Kaila.

Kaila kemudian tersenyum sembari melepaskan pelukannya.

"Yaudah cukup sedih-sedihnya hari ini. Besok Kaila datang lagi ya Bu. Kaila pergi dulu kedepan. Udah janji tadi mau main bareng anak-anak." yang tentunya langsung mendapat anggukan dari Ibu Isah.

Langkah yang begitu berani, dan pastinya mood yang sudah sangat membaik walaupun tangan kanan yang dibalut oleh gips itu terasa nyeri, seketika kembali saat Kaila melihat tubuh tinggi yang sangat dikenalinya itu. Berdiri gagah menatap nya datar. Yang bertambah dengan keterkejutannya disebabkan anak-anak yang memperkenalkan dia dengan bangganya.

Kaila sering mendengar anak-anak kalau mereka punya guru yang selalu datang kesana setiap hari. Tapi dia tidak pernah mengubris itu karna diapun tidak sering datang kesana, dan tidak terlalu memperdulikan siapa orang-orang yang sering datang berkunjung ke panti apalalgi guru sekalipun. Selama panti itu masih berjalan baik dan anak2 tercukupi kebutuhannya sudah cukup bagi Kaila. Namun kini dia sedikit menyesali kedidakpeduliannya.

Kaila mendengus kesal dan menatap lekat kearahnya dengan penuh kebencian. Dan kembali membelalakkan matanya saat Ellard melambai kearahnya dengan senyum mengintimidasi.

Tanpa pikir panjang dan tidak lagi mempedulikan janjinya pada anak-anak, Kaila membuang wajahnya dan berjalan menuju gerbang keluar. Dan semakin membuat dia kesal adalah ternyata Ellard berjalan menghampiri nya. Kaila mencoba berlari namun kakinya yang masih nyeri sulit membuat nya berlari.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang