Prolog

206 20 13
                                    

NB : Atas dasar permintaan Si Anu, aku pun menbuat cerita di bawah ini, di buku ini, eh apa ya sebutannya entahlah. Yang penting aku mendidisikan ini untuknya yang tak mau disebutkan namanya :'v

Aku hanyalah pemuda sekolah menengah atas biasa, yang kehidupannya biasa saja. Hanya saja wajahku menjadi daya tarik tersendiri bagi para siswi di sekolah.

Karena wajahku ini juga banyak penjilat yang menyebut dirinya sebagai teman memanfaatkanku. Tentu saja aku benci itu. Tapi, ini semua hanyalah sebuah permainan takdir.

Ya... aku benci dunia dimana protagonis yang diam dianggap sebagai penjahat. Sedangkan penjahat yang bersuara dianggap sebagai pahlawan. Tapi, aku hanyalah manusia biasa. Aku bukan Dia yang menciptakan dunia ini.

Aku sering mengutuk diriku sendiri, dan mungkin ini adalah saat untuk menyesalinya. Aku tidak tahu kapan aku bisa berlari. Sedari tadi pun aku sama sekali tidak berfikir untuk berhenti.

Sangat luar biasa. Lagi-lagi nasib buruk menimpaku.

Aku terus berlari di tengah hutan belantara ini. Aku berusaha menapakkan kakiku dengan benar. Tapi lagi-lagi kenyataannya aku hanyalah manusia biasa. Aku bukan Tarzan yang sudah biasa hidup di hutan.

Setiap hari aku harus hidup dalam pelarian. Lari dari mereka yang menyebut dirinya sebagai ‘AL’

Aku tidak tahu dari mana mereka berasal. Tapi yang jelas mereka memburu kami, semua manusia yang berkemampuan khusus.

Aku tidak tahu jelas tentang mereka. Mereka memakai baju seperti robot alien berwarna hitam dengan garis merah.

Setiap hari mereka menyerang orang berkemampuan khusus sepertiku di seluruh dunia. Pada akhirnya mereka membatasi wilayah di bumi ini.

Mereka yang ditakdirkan sebagai manusia biasa tinggal di dalam area terlindung yang mereka sebut Terra. Sedangkan kami tinggal diluar benteng yang mereka buat. Mereka menyebut area ini sebagai zona merah. Tentunya ‘AL’ melarang semua masuk ke area ini, hanya anggota ‘AL’ yang boleh masuk.

‘AL’ merupakan sebuah misteri bagi umat manusia. Mereka hanya datang dengan bendera kapal perang mereka yang berwarna hitam dengan logo berwarna merah. Logo itu juga berada di pesawat tempur dan lencana yang mereka pakai. Di setiap benak umat manusia, mungkin bertanya-tanya siapa mereka.

Ya semua ini terjadi akibat teknologi yang sangat berperan penting. Dan juga ledakan itu.

Ledakan yang memunculkan kami yang memiliki kemampuan khusus.

Mereka menyebut kami, Servant. Dan kenapa mereka menyebut kami Servant?

Aku tidak bisa lagi merasakan kakiku. Benar-benar kaku seperti kayu. Jika aku tahu kemampuanku, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Setidaknya jika aku tidak termakan oleh rayuan palsu mereka yang menyebut diri mereka teman, ini tidak akan terjadi.

Manusia mulai menantang akan kekuasaan-Nya. Teknologi dan pengetahuan mereka mulai membuat mereka lupa siapa yang menciptakan mereka. Sungguh ironis jika melihat dunia ini benar-benar hancur. Tapi itu wajar bagiku.

Aku tidak melihat akar yang menjulur di depanku, yang ada akhirnya membuatku terjungkal.

Aku tak tahu apa kemampuanku? Didunia ini ada banyak kemampuan supranatural yang dimiliki oleh para Servant.

Lalu aku yang sudah tidak bisa menggerakkan kakiku lagi ini, dikejutkan oleh api yang melalap seluruh makhluk terbuat dari besi itu.

“Hei kau baik-baik saja?”

Ya aku mendengar suara itu, tapi aku tidak melihat siapapun disana.

Aku hampir lupa. Ini adalah salah satu dari kemampuan supranatural, Telepathy.

Aku mendengar suara itu sebelum aku benar-benar kehilangan kesadaranku.

SERVANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang