Bab 4 : Perjalanan ke Barat

34 7 1
                                    

Kami kembali menelusuri hutan, mengambil jalan ke barat seperti sebelumnya.

Curio membuat berbagai perangkap dan tombak dari kayu untuk menangkap binatang buruan. Aku menemukan berbagai umbi-umbian sebagai pengenyang. Aku bersyukur ketika sore harinya Helen menemukan sungai, segera melepas penat dan menghilangkan dehidrasi yang mulai menyerang.

Hari sudah sangat malam ketika kami tiba di perbatasan, kami memutuskan untuk bermalam dan menyalakan api untuk memanggang makanan.

Setelah menghabiskan makan malam, aku menyuruh Helen dan Curio mencari dedaunan lebar. Dan anehnya mereka menurut tanpa banyak bicara. Sepertinya mereka sudah lelah.

Tapi ketika aku menyuruh Helen memanjat pohon, ia mulai protes. Aku tahu apa yang ada di pikirannya itu, walau tanpa menggunakan kemampuanku sekalipun.

"Kita akan tidur di atas pohon Helen Vaughan." Pernyataan itu sudah ku ulang sekitar tiga kali dengan penekanan di setiap akhirnya.

"Kenapa tidak tidur di bawah? Kalau sekedar untuk menghindari binatang buas saja?"

Dia masih menolak.

"Dan pikirmu AL tidak akan menyerang kita di malam hari?"

Ini buruk. Jika dia menolak itu berarti aku dan Curio harus berjaga semalaman. Dan itu akan menghabiskan tenaga kami.

"Aku juga lelah," kataku, "Aku harus berjaga jika kita tidur di bawah, karena hanya aku yang dapat merasakan hawa keberadaan AL. Sementara di atas sana pasukan AL tidak akan mengetahuinya."

"Aku setuju dengan Arthur. Menurutku apa yang dia katakan itu benar." Ujar Curio.

Setelah memikirkan berbagai pertimbangan nampaknya ia dengan sangat terpaksa mengikuti perkataanku.

"Baiklah aku setuju."

"Tunggu Arthur," Curio menghentikanku, "jika kita di atas, angin pasti bertiup lebih kencang dan udara akan lebih dingin. Kau yakin masih bisa hidup?"

Aku menghela nafas panjang, "Kau Pikir untuk apa aku menyuruh kalian berdua mencari daun-daun besar?"

Mereka mulai memanjat di awali oleh Curio, lalu Helen, kemudian aku mengikutinya. Walaupun Helen sedikit kesulitan saat memanjat, kami sampai di dahan yang cukup kuat dan tinggi. Kemudian aku mengajarkan bagaimana cara membungkus tubuh dengan daun juga mengikat sabuk memutari pinggang dan dahan agar tidak jatuh kepada mereka.

Aku cukup mahir melakukannya. Karena hampir setiap malam aku melakukannya.

"Kalian lihat pembatas disana." Ujar Curio tiba-tiba.

"Kita akan melewatinya besok dan memulai pelatihan kita."

Pembatas itu seperti dinding pembatas. Aku ingat, tempat itu adalah pusat ledakan saat itu. Tempat yang tak terjamah oleh AL.

Helen malah mengingat Iago dan Thaisa, menyadari bahwa kami terpisah entah berapa meter jauhnya. Dan mengapa aku malah membaca pikirannya?

"Kita pasti akan bertemu dengan mereka disana. Tapi perjalanan kita mungkin sangat berbahaya, kita tidak tahu kapan dan dimana pasukan AL akan datang."

Aku memejamkan mata, sebelum kemudian tertidur.

#

"Hei, Helen kenapa kau menutup mata begitu?" teriak Curio.

Aku hanya menatap Helen yang tergantung dengan posisi terbalik di atas sana.

"Kau pikir apa? Semedi? Aku ketakutan tahu! Cepat turunkan aku!"

SERVANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang