"Hey, Sephia."
Saya terbangun. Saya dapat rasa ada tangan yang sentuh bahu saya. Bukan Lucy tapi orang lain. Cahaya malap. Saya dapat rasakan ada titisan air ke pipi saya. Ada apa ini?
"I'm sorry."
Hangat dan mendamaikan. Saya masih mamai. Mengantuk dan berusaha untuk bangun namun tubuh itu halang saya. Saya terbaring semula.
"Lucy ada dengan Bob. Dia mabuk."
"What?"
"Sshhh."
Saya dapat rasa jari dia sentuh my lips. Titisan air tu terasa lagi. Dia berpeluh ka?
"Stan... ley."
He kissed my lips. Passionately. I'm drowning.
"Sephia... Sephia. You drive me crazy."
"Don't do this to me, please."
Saya tolak dia perlahan. Dia bangun dan buka lampu. Saya terkejut. He just wearing a tights warna hitam. Saya berkedip-kedip mata sebab silau. Saya tengok jam di handphone. Pukul 2 pagi. Punya lama saya terlelap.
"What do you want from me?" Saya tahan hati tengok dia yang berdiri depan saya.
"Kenapa Sephia? Whats wrong?"
"Tiada apa-apa. Jangan buat begini, please. Saya nda selesa." Muka saya rasa hangat macam mau meletup.
"Kamu marah saya? Kenapa?"
Aduh, suara dia bertanya tu ba. Bolehkah jangan menggoda.
"Tidak. Saya cuma rasa nda selesa." Saya baring balik dan tarik selimut.
"Saya tahu apa jadi dengan kamu past few years."
Saya terkejut.
"Now you use that untuk ugut saya?" Saya bangun dan tatap muka dia. Kemarahan saya membuak tiba-tiba. Lelaki semua sama! Kurang ajar!
"Siapa cakap?"
"Lelaki semua sama. Gunakan hal macam tu untuk pijak maruah perempuan. Saya jatuh cinta sama orang yang salah masa tu. Itu bukan kerelaan saya. Saya diugut, dihantui bayang mereka setiap masa. Kamu semua sebagai kaum lelaki sepatutnya melindungi kaum macam saya bukannya ambil kesempatan dan jadikan hamba seks."
"You done talking?"
Saya nda sedar bila masa saya menangis. Damn!
"Are you done?" He asked me.
Saya lap airmata saya dan mau baring semula tapi he grab my hand and kiss me one more time. He hug me tightly. I push him tapi dia dorong tubuh saya ke katil.
"Stop, Stanley... stop."
"No."
Dia pegang muka saya dan kiss lagi. Saya makin lama makin tenggelam. Dia tau titik kelemahan saya. Saya dapat rasa tangan dia makin menjalar, membelai belakang tubuh saya. Just warm and nice.
"Tak semua lelaki tu sama." He whispered.
"You... you fuck with any woman you like."
"Yes I am. I fuck them all." He stare at me.
"Stop it." Saya tolak dia tapi nda berjaya. Oh, damn!
"But I treat them like a Queen not a slave."
"Fuck boy." Saya jeling.
"Yeah, I am and you like me, right?"
"Mimpi."
YOU ARE READING
HOPE
RomanceSephia. Dia wanita biasa yang punya kisah lalu. Kisah lalu yang mereka gunakan untuk memijaknya hingga ke peringkat paling bawah. Hanya satu keinginannya. Dia inginkan kebahagiaan abadi.