Ya, Aku Mengerti Tuhan

19 3 0
                                    

Dek, besok Mama sepertinya belum bisa pulang dan dampingi kamu di acara perpisahan sekolah. Gak apa ya sayang, Mama masih harus tinggal di di Batam 2 minggu lagi. Uang jajan sama kebutuhan kamu besok Mama transfer. Jangan lupa setrika pakaian sendiri ya, terus kalau abis masak atau makan jangan lupa dicuci piringnya. Jaga diri kamu baik – baik ya sayang. Love you my little baby, Dalhammiya Lestari.

Mama-

"Mama, ya. Dia cuman mikir kerja kerja dan kerja. Aku gak butuh uang Ma, aku butuh Mama disini nemenin aku dirumah, seperti dulu sebelum Papa meninggal. Kita masih bisa ketawa bareng, nonton drakor sampe nangis – nangis gak jelas, ngobrolin cowok yang naksir sama aku. Sekarang apa!?" 

Ku lempar hp ku tepat mengenai foto keluarga kecil yang dulu pernah mengisi hariku. Keluarga yang sempat memberi kehangatan, kasih sayang, dan cinta yang begitu besar kepadaku. 

Aku pikir hanya aku yang paling bahagia di dunia, aku pikir hanya aku yang Mama dan Papa cintai. Ternyata itu hanya pikiran ku yang berbicara dan hatiku yang terlalu bahagia. Ada yang lebih dicintainya mereka berdua yaitu, 

pekerjaan.


.

.

.

.

.


6 tahun yang lalu Papa meninggal karena penyakit jantung dan workaholic nya akan pekerjaan yang tak memiliki kata istirahat. Walau begitu, setiap hari Minggu pukul 4 sore Papa selalu punya kualiti time nya bersama aku dan Mama. Walaupun hanya 30 menit, Papa masih bisa mencium keningku sambil bercerita tentang masa kecilnya.

Hari Minggu, tepat pukul 3 sore Papa dikabarkan meninggal karena penyakit jantungnya disaat ia sedang mengendarai mobilnya. Lalu mobil yang sedang dikendarai Papa menabrak tiang listrik di dekat pasar dan meledak membakar isi pasar.

Tidak sedikit korban berjatuhan pada saat itu. Karena hal itu Mama harus mengganti rugi atas korban dan barang – barang yang terbakar disana, yang mana membuat Mama bekerja seperti Papa. 


Hatinya yang mati dalam pekerjaannya


Saat itu aku baru berumur 12 tahun, dan saat itu aku sedang menunggu Papa di teras rumah. Tapi pada saat itu Mama bilang katanya Mama mau ke kantor Papa untuk menjemputnya.

 Aku yang tidak tahu apa – apa pada saat itu hanya mengganguk dan menunggu dari jam 4 sore sampai adzan maghrib berkumandang.

Tepat pukul 8 malam suara mobil Mama terdengar, tetapi Mama tidak datang sedirian ada beberapa teman Papa dan Paman ku yang merangkul Mama sedang menangis dengan histeris. Sebelumnya belum pernah aku lihat Mama menangis sampai seperti itu. 

Saat itu Mama langsung menuju kekamarnya diikuti Paman dan teman Papa tadi. Aku tidak mengerti apa yang terjadi saat itu, dan aku juga tidak mengerti kenapa Mama pulang bersama Paman, Papa kemana? Apa yang terjadi saat aku tidak disana?

Setelah kejadian itu tidak ada lagi yang namanya Quality time jam 4 sore. Aku selalu melihat Mama sibuk mondar – mandir dengan kertas dan laptop keparatnya itu, terkadang Mama juga sering menitipkan aku kepada Paman. Walaupun saat itu aku masih ditemani dengan Sepupu kembarku, Asiyah dan Aisyah. Tapi sebegitu pentingkah pekerjaan Mama itu?

Ya, Aku Mengerti TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang