Tiar pov.
"Lalu apa yang ingin anda bicarakan dengan saya pak?" tanya ku setelah banyak candaan yang keluar dari mulut kita berdua
"Jangan panggil pak saya tidak setua itu panggil saya mas" apa tidak salah dia menyuruhku memanggilnya mas seperti aku adalah orang spesial eh apa apaan aku ini
"Ah baik pak eh mas kalau begitu anda juga panggil saya tiar saja" ucapku agak gugup saat mengucapkan mas uhhh jantung ku ini kenapa berdebar nya cepat sekali apa aku punya penyakit jantung ah gak mungkin ah sudahlah
"Bisa kita bicaranya tidak terlalu formal em kesannya itu terlalu kaku" eh duda ini banyak minta nya ya aku hanya bisa mengangguk sembari menyesap minumanku
"Jadi mas adam apa yang ingin mas bicarakan?" tanyaku lagi kulihat mas adan tersenyum menawan hampir saja aku terpesona dengan senyuman dada ini yaampun otak ku ini
"Begini tiar saga anakku dan juga vino sepertinya sangat dekat dengan mu dan juga sangat manyukaimu karena sikap keibuan kamu" aku mengangguk mendengar setiap kalimat yang terlontar dari bibir nya yang kissable eh apa yaampun
"Lalu mas?" tanyaku lagi
"Apalagi sekarang saga sedang di skors dan adiknya selalu ikut libur jika kakak nya itu tidak sekolah em apakah kamu mau em maksudku untuk menjadi guru privat saga di rumah untuk satu minggu kedepan" mendengar mas adam menyebut aku dan kamu rasanya aku ingin segera menjadi kita hhhhe ehhhhhh yaampun pikiranku udah ngelantur mulu
"Jadi bagaimana bu?" aku tersentak dari khayalanku
"Eh maaf mas, aku bersedia kok untuk membantu saga dan juga vino" jawabku agak kaku berasa gak sopan gitu
"Ah mas senang dengarnya" dia senang emang apa yang aku lakukan hingga jawabanku membuatnya tersenyum dengan mata berbinar
"Em apa kamu ada kesibukan setelah ini?" tanya mas adam kepadaku sebenarnya ada sih tapi karena aku yakin mas adam bakal ngajak aku jalan lebih baik aku tak mengatakan yang sebenarnya
"Ah tidak ada mas saya free hari ini" jawabku lembut ah melihat mas adam tersenyum membuat jantungku berdetak sangat cepatt ah yaampun ini kenapa ya? Tanyaku di hatiku
"Kalau begitu tidak keberatan jika saya bawa kamu jalan sebentar melihat sekitar hhe" tuh kan benar dugaanku mas adam mau ngajak jalan untung aku gak jujur sama duren satu ini
"Boleh" jawabku tak lupa dengan senyuman manisku eaaa hhha
Mas adam tersenyum mendengar jawabanku dan membuatku kembali meleleh di buatnya yaampun senyuman mas adam sungguh mematikan aku gak kuat kalau begini terus.
Kami terus berjalan menyusuri taman yang dekat dengan cafee yang kami pergunakan untuk bertemu tadi.
"Tiar jika saga bikin ulah langsung laporkan saja kepadaku, aku gak mau anakku terluka seperti itu lagi" ujarnya memintaku untuk menjaga anaknya secara tidak langsung, aku cukup peka untuk permintaan mas adam ini, dan yah aku memang menyanyangi saga bahkan aku kadang selalu membedakan sikapku kepada nya dan kepada murid murid ku. Aku mengangguk dan tersenyum hangat pada duda tampan ini.
"Akan saya coba untuk memantau saga" jawabku tak lupa dengan senyuman andalanku moga saja duda ini terpesona hihi.
"Aku senang bisa di pertemukan dengan kamu" aku mengerutkan keningku apa yang duda ini katakan dia beruntung bertemu denganku, yaampun serasa ada kupu kupu beterbangan di perutku aku bahagia.
"Eh maksudku saga iya saga beruntung di pertemukan dengan kamu tiar" gugup mas adam, aduh aku cukup peka kok kalau yang pertama adalah kejujuran yang di katakan mas adam dan saga hanya alibi saja dasar duda satu ini, aku tersenyum menanggapi ucapan mas adam."Saga anak yang baik dan berprestasi dalam bidang tertentu, kurasa saya yang beruntung bertemu dengan anak mas adam" maksudku beruntung bertemu dengan mas adam tambahku dalam hati.
Mas adam kembali tersenyum mendengar jawabanku hari inu mas adam terlalu sering tersenyum membuat dadaku cenat cenut bahagia haduhhhh semoga mas adam jodohku doaku dalam hati hahhah konyol sekali kamu ini tiar yaampun.
"Hari sudah sore mas, saya pamit pulang" pamitku padahal aku ingin berlama lama dengan mas adam tapi mau bagaimana lagi tugasku menumpuk, hari ini pasti aku bakalah bergadang huft tapi tak apa nikmati saja.
Aku dapat melihat raut wajah mas adam yang meredup kecewa tapi dengan cepat dia mengontrol mimik wajahnya agar terlihat baik baik saja aduhh mas so tegar banget kamu ini aku ini lulusan psikolog tapi aku tersesat malah jadi guru hidupku udah absurd ternyata.
"Biar aku antar tiar" tawarnya aku gak tau itu tawaran atau pernyataan karena nada bicara mas adam yang hanya datar saja.
"Tak usah mas takut merepotkan" tolakku halus
"Tak apa tiar, tidak merepotkan sama sekali kok" yasudahlah karena mas adam maksa aku terima sajalah wkwkwk lumayan buat pdkt.
"Kalau begitu makasih pak" ujarku aku pun mengikuti mas adam menuju parkiran
"Berjalan di sampingku tiar" titahnya sambil meliriku yang sedari tadi berjalan di belakang tubuhnya.
******
Suasana malam yang sepi di kediaman adam karena sang anak bungsu yang meramaikan rumah sudah pulas tertidur karena kelelahan bermain sedangkan saga memanfaat hari liburnya dengan bergadang bermain ps semalaman.Adam membuka pintu kamar anak sulungnya "saga tidur, jangan main ps terus nanti mata kamu rusak" ucap adam perhatian
"Nanti dad tanggung bentar lagi menang " bantah saga masih asik dengan permainan di depannya itu adam berdecak kesal dengan segera ia mencabut kabel dan tv yang di gunakan untuk bermain ps pun berubah menjadi gelap alias modar eh mati maksudnya.
"Ih dad kenapa dimatiin sih lagi seru juga" rajuk saga kepada ayahnya
"Besok kamu bisa main lagi sekarang kamu tidur" titah adam tak terbantahkan saga pun dengan terpaksa menuruti sang daddy.
Adampun menyelimuti saga sampai bahunya dan tak lupa mengecup kening saga
"Selamat malam" saga tersenyum menerima perlakuan ayahnya itu.
"Malam" balas saga lalu menutup matanya bersiap untuk menuju alam mimpi
Melihat saga yang sudah memejamkan matanya ia pun beranjak setelah menghidupka lampu tidur dan mematika lampu utama di kamar saga.
Memang berat menjadi seorang adam di usianya yang masih terbilang muda harus di tinggalkan oleh istrinya dan menjadi single parents untuk kedua anaknya, ia harus memerankan dua peran sebagai ayah dan juga menjadi seorang ibu.
Walaupun begitu ia tahu bahwa anaknya lebih menginginkan peran seorang ibu, karena seorang ibu takkan pernah tergantikan walaupun telah tiada.
TBC
MAKASIH UDAH MAU NUNGGU CERITA ABAL ABAL AKU INI GUYS MAAF KALAU TYPO BERTEBARAN HHE AKHIRNYA UP JUHA SETELAH SEMPAT HIATUS BEBERAPA WAKTU LALU
HINGGA BANYAK YANG PROTES MINTA AKU UNTUK CEPAT UP
OKEY GUYSS
THANK YOU AND I LOVE YOU
JANGAN LUPA TEKAN BINTANGNYA YA GUYS
SEE YOU
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY [HIATUS]
Randomtak terbayangkan oleh seorang gadis yang menikah dengan duda yang memiliki 2 buntut yang satunya udah SMA dan yang satunya berumur 5 tahun. "mommy" "hah? maaf de saya bukan mommy kamu" "hiks mommy jangan tinggalin aku lagi" "eh dek jangan nangis don...