Chapter 2

1.2K 103 7
                                    

Jiwon memandang malas bangunan sekolahnya dari depan gerbang, ia sangat tak bersemangat untuk pergi ke sekolah, selain karena kejadian saat sarapan tadi, ia juga tak tahu harus mengatakan apa pada Krystal sahabatnya, karena harus membatalkan janji untuk menginap, bagaimanapun ia merasa tak enak tidak bisa menepatinya.

Dengan langkah gontai, ia memaksakan dirinya untuk memasuki bangunan sekolah dan mulai berjalan menelusuri koridor.

BRUKK

"Maaf," katanya saat tak sengaja menabrak seseorang yang berjalan di depannya, karena terus menunduk saat berjalan.

"Tidak baik melamun saat berjalan," mendengar suara baritone dari seseorang yang sangat dikenalnya, Jiwon langsung menengadahkan wajahnya untuk melihat orang itu. Sebuah senyuman tersungging di bibirnya begitu manik matanya bertemu dengan manik mata seseorang yang ternyata seorang pemuda.

"Sekali lagi maafkan aku,"

"Sudahlah tak apa, kau masih saja canggung padaku" timpalnya sembari balas tersenyum. "Ke kelas bersama?" Jiwon langsung mengangguk mengiyakan. Dan akhirnya kedua-nya pun melangkah menuju kelas mereka di lantai 2 gedung sekolah tersebut.

Dan saat ini Jiwon benar-benar bahagia bisa berada didekat sang pemuda, jantungnya berdebar begitu kencang, keringat dingin juga membanjiri telapak tangannya, bahkan senyuman tak pernah hilang dari bibirnya selama perjalanan menuju kelas.

Menurutnya paginya tak begitu buruk, karena sekarang semangatnya seolah datang kembali.

###

Pagi ini Soohyun sudah berada di ruang ganti studio salah satu stasiun televisi swasta untuk mengisi acara variety show. Dan tentu saja di sana ia bersama Hobin sang manajer. Soohyun hanya duduk tenang di kursinya, sementara Hobin terlihat asyik dengan ponselnya, sampai akhirnya, sang manajer membuka suara karena merasa ada yang aneh dengan aktor-nya.

"Kenapa?" tak mengerti dengan pertanyaan sang sahabat, Soohyun memandang heran ke arahnya. "Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu? Ada masalah?" lanjutnya, seolah mengerti tatapan heran yang ditujukan padanya.

"Tidak, aku baik-baik saja," jawabnya singkat.

"Benar?"

"Hmm... hanya sedikit lelah dan mengantuk,"

"Ckk... kau begadang lagi?" tanyanya kemudian, belum pemuda yang ditanya menjawab ia kembali melanjutkan. "Sudah kubilang, hilangkan kebiasaan buruk itu. Begadang sangat tak baik untuk-"

"Hey-heyy... aku belum menjawab, tapi, kau sudah menasihatiku seperti itu," interupsi si pemuda dengan sedikit kesal.

"Aku kan hanya mengingatkan,"

"Aku tahu, tapi, setidaknya beri aku waktu untuk menjawab,"

"Jadi?"

"Ahh... sudahlah, lupakan saja," katanya yang memilih untuk memejamkan matanya.

"Ckk... kebiasaan,"

###

"Kau terlihat senang sekali pagi ini," Jiwon kembali mengembangkan senyumnya ketika mendengar perkataan Krystal.

"Begitulah," balasnya dengan singkat.

"Biar kutebak, pasti karena Minho. Iya 'kan?"

"Shhttt... jangan terlalu keras. Bagaimana jika nanti dia dengar?" ujar Jiwon sembari melihat ke arah pemuda yang dimaksud.

"Tenang saja, dia tak akan dengar, bangkunya saja ada di pojok sana," Krystal mengerling malas ke arah Jiwon, memang apa salahnya jika Minho tahu? Malah itu bagus, jadi, sahabatnya itu tak perlu memendam terus perasaannya. Itulah yang kini dipikirkan Krystal.

Hope!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang