4 : sakit

1.4K 79 0
                                    

Hari sudah sore dan para anggota MPK baru saja selesai melakukan rapat.

"bye. hati-hati semuanya." ucap Aira.

setelah semuanya sudah balik, Ardan pun mengambil tas nya dan berjalan menuju Aira.

Ada kursi didepan Aira yang membuat nya kehilangan kendali dan—

BRUKKK!!!

Aira jatuh mendorong Ardan dan seka-sekarang, posisi mereka,

"ASTAGAA!!!!" Pekik Aira didepan Ardan. Aira tersungkur dan jatuh tepat diperut Ardan.

"Ardan, sorryyy! sumpah gue gak sengaja! maaf ya??" Aira berdiri dan meminta maaf kepada Ardan.

"ini semua gara-gara kursi ini. ish." reflek Aira menendang kursinya agar menjauh.

"gak apa-apa elah, lagian gue sans, kok." Ardan merapihkan bajunya.

"aduh." Aira memegang kepalanya yang terasa pening melebihi apapun.

"gue pusing." Ardan segera memegang badan Aira yang hampir jatuh.

"eh, Ra? lo gak apa-apa kan?" tanya Ardan dengan nada panik.

"gue pusing."

"gue anter lo ke rumah sekarang," ucap Ardan sambil menggendong Aira ala bridal style.

"gak usah, gue naik ojek online aja."

"gak! lo sama gue, kalo lo pingsan terus tiba-tiba jatoh dari motor gimana?"

sebenarnya ingin sekali Aira menolak kembali, tetapi apa daya kondisi sedang tidak memungkinkan untuk menolak.

"yaudah."

Ardan menggendong Aira kearah mobilnya yang terparkir di halaman sekolah.

Ardan menidurkan badan Aira disamping kursi pengemudi, lalu langsung duduk di kursinya.

"lo tidur aja, Ra. gue anter lo sampe depan kamar kalo bisa!"

"emang lo tau rumah gue?" tanya Aira.

"enggak."

"anter ke Apart gue aja, di XXX Apartement." ucap Aira.

"lo—" belum selesai Ardan berbicara, Aira langsung memotong.

"gue tinggal sama Abang gue, tapi dia lagi ke Singapore, gue punya rumah, tapi ayah bunda jarang pulang jadi lebih mending gue tinggal bareng Abang." jelas Aira.

"yaudah gue anter."

"tapi lo kan—"

"gue gabakal macem-macem. gue janji!"

.

sesampainya di Apartemen Aira, mereka berdua langsung berjalan.

"ini Unit gue." Aira langsung mengeluarkan kartu dan masuk kedalam.

Unit ini berisi 3 kamar, 2 kamar mandi, dapur luas, 1 walking closet, balkon, dan beberapa fasilitas lainnya.

"mending lo ambilin gue obat pusing di kotak obat samping kulkas, sama air putih." ucap Aira.

Aira langsung berganti baju dengan kaos dilapisi sweater lalu celana pendek rumahan. menyalakan AC dan langsung merebahkan diri.

"Ra? ini obatnya."

"thanks." Aira menerima nya dan langsung minum.
setelah minum, Aira langsung meletakan nya di nakas.

"gue mau nunggu sampe lo tidur." ucap Ardan.

"tapi kan nanti ortu lo nyari." bantah Aira.

"udah! lagian besok sabtu. gue mau jagain lo, emang lo kira bagus anak gadis sakit terus gaada yang jagain?" tanya Ardan.

"iya sih. tapi lo janji kan gak ngapa-ngapain?"

"janji. gue mah orangnya sopan." Ardan meletakan tangannya di dada.

Lama kelamaan Aira tertidur.

Ardan yang melihat kepala perempuan itu tidak menggunakan apa-apa, karena seluruh bantal sedang di laundry pun langsung mengganti baju nya secepat mungkin dan menyandarkan badannya disamping Aira.

membiarkan gadis itu tertidur di dadanya.

"selamat tidur, the first girl." bisik Ardan.

"the first girl that make me fall in love with."

.

hai gaissss!
kenapa gue up nya pendek?
soalnya ada second chapter dari "sakit" jadi please kalian pantengin ya?

ah seriusan Ardan jatuh hati sama Aira secepat itu? entahlah. hati gak ada yang tau. :v

love you guys makasih udah sempetin baca! semoga kalian gak pernah bosen ya!!!

7 Desember 2019
The Fourth Chapter
9:50 PM.

Basketball Girl VS Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang