Dasar Cewek Galak

7.7K 209 32
                                    

Pagi-pagi rumah keluarga Arkan selalu ramai sekali. Bukan ramai karena banyaknya orang, tetapi ramai kerena si kembar yang selalu ribut. Ada saja hal yang membuat mereka berdebat. Dari rebutan kaus kaki sampai rebutan tempat duduk. Mereka selalu ingin duduk di samping Bundanya. Kalau sudah begini Arkan lah yang mengalah dengan anak-anaknya. Untung saja adik bungsu mereka masih belum bisa melawan, kalau sudah maka isi kepala Arkan akan keluar setiap pagi.

"Ih, Bunda Kakak nih nakal banget sih. Adek duluan 'kan tadi duduk. Harus Adek dong yang di ambilin makannya!"

"Kan adil sih, Dek. Kalau kamu duduk deket Bunda, Kakak duluan yang diambilin makannya."

"Nggak! Pokoknya Adek!"

"Kakak!"

"Adek!"

"Kakak!"

"Ad-"

"UDAH! Nih buat Kakak, Nih buat Adek. Makan yang banyak ya. Cepetan makannya atau nggak Abang tinggal!" Alby dan Ruby pun mengerucutkan mulutnya kesal sambil menatap Abangnya.

"Apa liat-liat? Adil, 'kan? Nggak ada satu pun yang diambilin Bunda. Lagian udah gede juga masih aja manja. Malu tuh sama Iyas," cibir Ganesha.

"Udah udah, makan. Jangan ribut terus. Udah jam berapa ini nanti telat," ucap Arkan menyudahi keributan ketiga anaknya.

"Iya, Abang, Kakak, Adek makan ya. Nanti kalian telat," tambah Diba.

"Suapin, Bun," ucap Alby dan Ruby serentak.

Arkan dan Ganesha refleks menepuk jidat masing-masing melihat begitu manjanya Alby dan Ruby. Padahal umur mereka sudah tiga belas tahun tapi tetap saja tingkahnya masih seperti balita.

Hari ini adalah hari di mana Ganesha masuk kuliah pertamanya. Dari semalam dia begitu semangat. Menjadi mahasiswa adalah hal yang paling dinantinya selama ini. Namun ada satu hal yang membuatnya menjadi sedikit menyesal tumbuh terlalu cepat. Kenapa? Semakin besar, bundanya semakin takut kalau dirinya jatuh cinta dengan wanita lain.

Jelas saja, Ganesha memiliki wajah yang sangat tampan, putih, tinggi, dan berbadan atletis berkat sering olahraga bersama sang ayah. Karena itu juga dulu Ganesha di sekolahnya menjadi idaman para cewek-cewek. Bahkan ada yang sampai memberikan makanan atau paket hadiah ke rumah. Tapi tidak ada satu pun yang di tanggapi oleh Ganesha.

Arkan dan Diba juga sangat melarang keras anak-anaknya berpacaran baik itu waktu sekolah ataupun sudah tamat. Kalau memang sudah waktunya dan menemukan wanita atau lelaki yang pas lebih baik menikah saja dari pada harus berpacaran. Arkan dan Diba tidak mau anak-anak mereka mengikuti zaman sekarang yang terlalu bebas. Untuk itu Diba sebagai ibu mereka sangat tegas dan pengawasan pun tak pernah lepas dari ketiganya, iya tiga. Karena anak keempat mereka masih batita. Mana mungkin sudah mengenal apa itu pacaran.

Si kembar Alby dan Ruby sudah berusia tiga belas tahun dan mereka sekarang baru naik ke kelas tiga SMP. Walaupun mereka sudah cukup besar, tapi jiwa kekanakan itu selalu melekat di diri keduanya. Apalagi dengan Diba, tidak bisa tidur kalau tak ditemani dulu bahkan makan juga masih sering minta suapin. Oh, tunggu. Ganesha yang sudah mau berumur tujuh belas tahun saja masih manja. Tetapi dia tahu batasan. Dia akan manja ketika tidak ada adik-adiknya. Kalau ada sudah pasti dia jadi bahan olokan dari mereka berdua.

***

Selesai sarapan, Ganesha, Alby, dan Ruby pun berpamitan berangkat. Lagi dan lagi perdebatan terjadi. Kepala Ganesha sudah hampir pecah saat ini. Bisa tidak dia tukar tambah si kembar dengan yang lain?

"Kakak di depan!"

"Adek!"

"Kakak!"

"Adek!"

My Senior is My WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang