3. || pulang kuy!

24 4 0
                                    


🎼🎼

Hidupku tanpa cintamu
Bagai malam tanpa bintang
Cintaku tanpa sebutmu
Bagai panas tanpa hujan
Jiwaku berbisik lirih
Kuharus milikimu
Aku bisa membuatmu
Jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta
Kepadaku....
Beri sedikit waktu
Biar cinta datang karna telah
Terbiasa....


°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Sejak kejadian istirahat pertama tadi membuat Senja malas untuk keluar kelas. Dia tau pasti banyak yang sedang membicarakannya karena kejadian itu. Senja sangat benci dijadikan topik trending di SMAnya, padahal banyak orang yang berharap bisa menjadi populer seperti dirinya.

Berbeda dengan Senja, menurut nya dengan menjadi seorang yang populer membuat kita tidak bisa leluasa melakukan hal-hal apapun, karena pasti akan di komentari jelek atau buruknya.

Bagi semua siswa-siswi terlebih siswi, pasti bangga kalo berada di posisi Senja. Karena bisa membuat si Langit Nesta Helendra most wanted yang sangat dingin tertawa dan mencubit pipi nya.

Tidak bagi seorang Senja Ayunda, bangga karena Langit....cih,bahkan Senja tidak pernah berharap bertemu dengannya.

Bertemu dengan Langit hanya akan membuat hidupnya yang tadinya bewarna, menjadi abu-abu. Langit, satu nama yang selalu terlintas di otak Senja yang berhasil membuat Senja frustasi karena benci ditambah emosi.

Seandainya tadi dia-Langit langsung mendekati Senja dan meminta maaf mungkin kejadiannya tidak seperti sekarang. Membuat Senja tersulut emosi, akan menurun kan reputasi sebagai murid teladan, ramah, nan cerdas.

Sejak pelajaran berlangsung Senja sama sekali tidak fokus. Masuk ke telinga kanan lalu keluar ketelinga kiri, sama sekali tidak ada yang menyangkut didalam kepala nya.

Ini Semua karena satu nama....

LANGIT NESTA HELENDRA SANJAYA

lah yang menjadi jawaban atas Semua pertanyaan.

Benci dan sumpah serapah yang bisa diucapkan Senja saat ini. Biasanya Senja orangnya tidak pernah mudah marah, tapi ketika dia sedang berhadapan dengan Langit pasti selalu tersulut emosi. Sosok rendah hati senja tidak ditunjukkan kepada seorang Langit.

Dan benar Langit telah memporak-parik ketenangannya di sekolahan.

Pandangan Senja lurus kedepan tetapi sama sekali tak mendengarkan guru yang sedang mengajar di kelasnya.

Kring..kring...

Bel pulang berbunyi, Senja mendengar bel berbunyi tetapi dia memilih memasukkan buku ke dalam tas, sambil menunggu semua siswa-siswi keluar dari sekolahan. Sudah menjadi kebiasaan Senja agar di lorong tidak begitu ramai sehingga tidak berdesak-desakan.

"Sen lo dijemput?" Tanya Venus ketika mereka sedang berjalan menuju gerbang sekolahan.

"Iya, bang Adit" balas Senja sambil tersenyum kepada Venus.

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang