5. || Benci jadi Cinta?

23 3 0
                                    

Langit berjalan dengan gaya cool nya menuju parkiran bersama sahabatnya untuk pulang. Dia agak tersenyum tipis ketika mengingat kejadian tadi siang. Senja... Senja... Mudah banget dikerjain, katanya dalam hati. Perasaan Langit begitu senang ketika bisa mengerjai seorang Senja. Membuat gadis itu marah sekarang sudah menjadi salah satu hobi baginya, padahal dari dulu Langit tidak pernah merasakan hal seperti ini bersama orang lain. Hanya Senja lah yang bisa membuat Langit seperti ini.

"Oyy lang... Main kyu! Ke rumah gue" ajak Alam ketika mereka sampai di parkiran.

"Mls" datar Langit sambil memakai helm nya dan jaketnya.

"Sama temen dingin, kalo sama Senja aja hangatnya gak ketulung!" sahut Angkasa. Langit langsung naik ke motornya tanpa memperdulikan sahabatnya itu.

"Tuh kan! Emang sama Senja dikasih obat apa sih, " kata Alam, Angkasa tertawa. Langit langsung melajukan motornya,

"Gue duluan!" pamitnya sambil melajukan motornya, Alam dan Angkasa mengangguk sambil menatap kepergian Langit heran.

"Lam... Taruhan yuk!" ajak Angkasa ketika Alam akan memakai jaketnya.

"Buat?" tanya Alam

"gue yakin Enggak lama lagi Langit pasti suka tuh sama Senja," kata Angkasa sambil tersenyum.

"Menurut gue, Langit tuh cuma main-main aja sama si Senja. Lagian Venus sama Senja juga cantikan Venus," balas Alam

"Oyy cinta tuh enggak mandang cantik apa jeleknya, cinta tuh memandang sifat. Lihat aja sifatnya Senja, wiuh baiknya.... Banget. Kalo gue jadi Langit gue udah gercep" kata Angkasa sambil membayangkan jika dia jadian sama Senja.

"Gue tau! Tapi gue kok kayak enggak yakin sih!"

"Gue akan yakinin elo, jadi... Taruhannya?" tanya Angkasa, Alam berfikir tak lama lalu mengangguk.

"Sip... Gue beliin bakso selama satu minggu, terus gue juga akan mendukung mereka kalo emang jadian beneran" kata Alam.

"Gue pastiin" jamin Angkasa, lalu tersenyum "BAKSO GRATIS..... GUE DATANGGGGGG" Teriak Angkasa, membuat Alam malu, karena banyak siswa-siswi yang sedang menatap mereka.

(^~^)(^~^)(^~^)(^~^)(^~^)(^~^)

Langit mengendarai motornya dengan kecepatan dibawah rata-rata, sambil menikmati segarnya udara. Karena habis grimis menguyur jalanan. Dia berhenti di depan rumah mewah miliknya. Dia memarkirkan motornya di depan rumahnya. Lalu turun sambil melepas helmnya, lalu berjalan masuk dengan meninting jaketnya.

Langit langsung naik ketangga rumahnya, tanpa melirik, atau bahkan menyapa perempuan yang sedang menonton TV di sofa ruang tengah.

"Baru pulang?" tanya basa-basi perempuan itu sambil mengemil cemilan di meja.

"huh pencitraan!" ketus Langit sambil masih berjalan menuju kamarnya.

Perempuan itu hanya geleng-geleng kepala, tidak mengerti dengan jalur pikiran anak ini. Perempuan itu adalah ibu, lebih tepatnya ibu tiri dari Langit. Langit benci, paling benci dengannya. Menurut jalur pemikiran nya, dia orang yang telah merebut ayahnya dari ibu kandungnya.

Langit... Kapan kamu mau nerima ibu jadi mama kamu bang, mama sudah mencoba menjadi mama yang baik buat kamu. Seandainya kamu mengerti bang! Ibu mu lah yang sebenarnya salah - batin Sendu Fira ibu tiri Langit.

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang