4. || Memohonlah, Senja Ayunda!

14 3 0
                                    


"Turun, gue obatin lebam di wajah elo" suruh Senja kepada Langit, ketika sampai di depan rumah elit Senja.

"Engak usah khawatir, gue baik-baik aja" balas Langit, sambil melepas helm yang dipakainya.

"Hah, khawatir? Sama elo? Enggak usah kePD an deh! Gue cuma mau ngobatin luka lo, " balas sinis Senja sambil menunjuk Langit dengan telunjuknya.

"Bilang aja kalo mau modus, megang-megeng muka ganteng gue!" Langit dengan wajah sok nya sambil menaikkan kedua alisnya, membuat Senja bergidik jijik.

"Udah.... Mau enggak gue obatin? Kalo enggak mending cepet-cepet pergi deh! Gak ngenakin pemandangan aja" kata Senja sambil mengibaskan tangannya.

"Enggak ngenakin pemandangan tapi sayang kan!" ucap Langit menggoda Senja Membuat Senja melotot.

"Sayang-sayang mbahmu...!" jijik Senja, sambil mengalihkan pandangannya. "Udah cepetan!" terusnnya sambil menarik lengan Langit.

"Iya-iya, gak sabaran banget deh!" Langit sambil tertawa melihat ekspresi Senja.

Senja menarik tangan Langit masuk kedalam rumahnya. Dia menyuruh Langit untuk duduk di sofa mahal milik Senja. Langit menurut, dia menyenderkan tubuhnya. Merasa sangat lelah, melawan 3 preman sekaligus, terlebih luka di wajahnya cukup perih.

"lo disini dulu, gue ambilin kotak P3k di dapur!" seru Senja sambil Berjalan menuju Dapur. Langit hanya mengangguk meng-iyakan.

Tak lama kemudian, Senja datang dengan membawa kotak P3k. Dia langsung duduk di sebelah Langit. Dia membuka betadin lalu dioles kan pada kapas. Dengan pelan-pelan Senja mengoleskan betadin diatas kapas tersebut kewajah memer Langit disebelah bibir, pipi, dan matanya.

"ish..." ringis Langit ketika Senja mengoleskan kapas ke luka di bibirnya.

"Sakit ya... Sorry, soalnya gue gak tau" ucap Senja pelan.

"Sedikit!" balas Langit sambil meringis menahan perih.

"Liat gue..." pinta Senja. "Biar enggak sakit lagi!" terusnnya sambil tersenyum.

"Yang ada gue akan makin sakit huh," kata Langit sambil tersenyum mengejek, Senja hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.

"Udah, gue kasih hansaplas ya, yang di sudut mata" Langit mengangguk, membiarkan Senja menempelkan hansaplas di sudut matanya.

"Udah sana pulang!" pinta Senja ketika dia sudah menempelkan hansaplas itu.

"Oke gue pulang, tapi jangan kangen!" goda Langit, membuat senja menjitak kepalanya.

"Makan tuh kangen" ucapnya ketika menjitak kepala Langit. Langit meringis sambil tertawa.

"Lo udah pulang dek!" kata seseorang yang sedang menuruni tangga, lalu terkejut melihat orang yang ditanyain sedang tertawa bersama seorang cowok.

" elo siapa? Berani banget ndeketin adek gue" kata orang itu lagi, dia adalah abangnya Senja Aditya putra Pratama.

Senja berhenti tertawa lalu beralih menatap Adit sekilas, lalu menarik tangan Langit ke depan pintu. Senja marah, begitu marah kepada abangnya satu itu. Seandainya Langit tadi tidak datang menolong nya, apa jadinya seorang Senja.

"Eh... Dek-dek! Mau kemana oyy" teriak Adit sambil menyusul Senja keluar bersama Langit, sedangkan Langit bingung sebenarnya ada apa ini! Langit hanya menurut ketika ditarik oleh Senja keluar.

"Udah malam elo harus pulang, enggak baik lama-lama dirumah gue!" ketus Senja kepada Langit, entahlah hari ini dia merasa mood nya buruk.

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang