[ 04 ] Ranuculus.

4.4K 1K 251
                                    


Rembulan separuh gugur menghias permadani angkasa, Jungkook membatu pada posisi; terbelalak akan kehadiran Sang Putra Mahkota di ambang pintu.

"Kutanya sekali lagi," Taehyung mendesis, sekembar hazel yang berpendar itu menjelaskan ancaman dari ikrar dominasi, "Siapa yang mau kau tusuk dari belakang?"

Sejanak, tertanam hening cukup lama. Jungkook kelu dalam diam membiarkan beku menggerayam di antara keduanya, embus angin menggoyangkan kain-kain pada ruangan begitupun durumagi juga baji yang Taehyung kenakan, hingga masa manakala Sang Putra Mahkota melangkah masuk.

Atmosfer melebur akan gertakan diktatoral.

Maka tatkala pria ini berhenti menjejak, Jungkook mengerjap sebab sosok itu terdiam beberapa saat sebelum berjongkok dan mengamit dagunya paksa, "Kau ... Si bodoh tadi 'kan?"

Jelas Jungkook mengerjap; apa?

Apa katanya tadi?

Sambil mendengus Jungkook menarik kepalanya ke lain arah, melepas jemari Si putra Mahkota; "Siapa yang bodoh?!"

Lantas hal ini terlampau cukup menjadikan Taehyung lagi-lagi mengemban pertanyaan, sementara retinanya penuh akan tanda tanya ketidakpercayaan tentang beraninya manusia rendahan ini. Saat memperhatikan jemarinya yang tak lagi menyentuh wajah itu, Taehyung mengernyit bosan, "Kau tentu saja, bocah sial."

Membuka mulut kesal, Jungkook mendelik asal-asalan ke berbagai arah sebelum mendengus memperhatikan tampang ini kembali, "Sebagai bangsawan mulutmu tidak berpendidikan sama sekali, Wangja-nim," ia menekan panggilan di belakang; jelas sekali hanya mengolok-olok Sang Putra Mahkota.

"Hei," Taehyung bersuara sekali, maka ketika Jungkook menyadarinya ia menemukan pria itu telah melotot keji. Sepasang mata indah tersebut hanya menunjukan kekejaman dan pemakaman, "Pikirmu ... kau sedang bicara pada siapa?"

Akan tetapi, hal yang mengherankan adalah Jungkook hanya tertegun beberapa saat sebelum mengerjap banyak sekali; "Putra Mahkota? Pangeran? Yah, apapun namanya, kau anak pertama dari permaisuri Raja Taehoon 'kan? Kenapa? Mau pamer?"

Tanggapan yang sanggup menjadikan Taehyung mengernyit dalam.

Anak ini idiot ya?

Tak ingin meladeni lebih lanjut atau membuang waktu beberapa lama lagi, Taehyung melangkah ke atas tempat tidur, mendudukan diri dan berucap terakhir; "Pergi dari sini selagi aku berbelas kasih."

Namun Jungkook yang terduduk di dekatnya justru menoleh, mempertemukan atensi mereka tanpa gentar, "Aku diperintahkan berada di sini sepanjang malam," akunya lalu mengendik bahu.

"Aku tak peduli apapun alasan dan keperluanmu, atau tunjangan dana yang kau dapat dari Yang Mulia. Jika kubilang pergi, pergilah."

Maka Jungkook terdiam. Beberapa lama sunyi kembali tercipta diantara keduanya, ia memperhatikan bagaimana Taehyung melepas pakaian dan mulai bersiap menjemput alam mimpi; membiarkan raga kokoh atasnya terlihat jelas. Bagaimana kulit tannya yang panas, ruas-ruas tulangnya yang mengancam dan struktur ototnya yang gagah.

Jungkook pikir, bentuk tubuh Sang Putra Mahkota tidak lah lebih baik darinya. Namun entah mengapa perpaduan dari seluruh yang sosok itu miliki dalam raganya sungguh-sunguh menawan dan sarat sensualitas.

Mendebarkan, hingga mampu mengacaukan akal sehat.

Lantas, tepat tatkala Taehyung merebahkan diri di atas tilam, tiba-tiba saja dua pertanyaan  dalam otak menjadikan Jungkook begitu penasaran; "Hei, tuan. Kau tidak impoten 'kan?" setelah menjadikan Taehyung menoleh cepat kepadanya, Jungkook hanya mengerjap santai; "Apa punyamu besar?"

Deadly NightshadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang