[ 08 ] Convallaria.

9.4K 1K 498
                                    


"Jadi—hyung sedang menyembunyikan siapa di sini huh?"

Mendadak, seluruh bising di luar ruangan teredam; membawa sunyi yang menggemakan vokalisasi Sang Putra Mahkota memenuhi sudut.

Namjoon terdiam di tempat, entah mengapa cara bicara Taehyung jelas sekali terselip kecurigaan. Maka ia mendelik menghindari sepasang retina itu, mengambil cangkir teh bekasan Jungkook dan menyeruputnya sedikit; persetan harga diri bangsawan, "Yah ... sejujurnya aku hanya menebak-nebak," ulasan senyumnya berupaya terukir natural, lantas kembali menatap Taehyung setenang mungkin, "Ada keramaian di luar dan kurasa kau akan mengunjungi kamar tempatku menginap malam ini," lalu ia tertawa, halus dan tenang, menunjuk gelas miliknya sendiri yang masih utuh pada Sang Putra Mahkota, "Minumlah, aku membuatkannya untuk mu."

Taehyung sempat mengernyit, tak lantas menerima mentah-mentah ajuan Namjoon, maka pertanyaan selanjutnya yang ia ajukan cukup membuat Jungkook yang bersembunyi di sana semakin tak karuan.

"Tusuk rambut, jepit wanita, dan penutup bra ini untuk apa?"

Sontak Jungkook semakin rapat menutup mulut, berusaha mengontrol alur pernapasannya yang memberat agar tak terdengar, pelan-pelan berjongkok di posisi kemudian meringkuk. Terlebih tatkala Taehyung membuang bra di tangannya dan menyelipkan jemari di sela-sela sekat bambu, 'Bajingan gila! Pergi kau! Pergi yang jauh! Pergipergipergi!' mantaranya dalam hati.

Sementara Taehyung fokus menatap Namjoon, wajah pongahnya mengukir senyum remeh, "Ayolah hyung, tidak perlu tutup-tutupi. Aku tau kau membawa wanita ke tempat ini. Itu tujuanmu datang 'kan? Untuk menyewa gisaeng tanpa sepengetahuan ibunda Selir Kim?"

Mendengar penuturan Taehyung, Namjoon sukes terdiam.

Bungkam yang membawa sunyi tatkala akal logisnya mencerna seluruh anggapan salah adik tak sekandungnya. Maka sambil mengulas senyum, Namjoon langsung mengangguk, mengkonfirmasi kesalahpahaman ini; "Yah, kau benar," ia tergelak kemudian. Memperdengarkan suara berat dan wibawa, "Tapi seharusnya kau tak perlu mengungkapkan segamblang itu. Kau tau ...? Sesekali aku juga ingin membuat rahasia dan berkilah."

Taehyung ikut tertawa, "Oke, salahku," kemudian menurunkan jemari dari celah bambu sekedar membenarkan durumagi yang dikenakannya seiring memutar arah, melangkah mendekati Namjoon, "Aku tidak bisa berlama-lama di sini, ku harus meneruskan pencarian sebelum wanita itu berhasil keluar istana," lantas ia melempar singgungan senyum tipis sebelum menuju pintu, "Nikmati malammu, hyung."

Menyisakan Namjoon yang membalasnya kalem; "Tentu," seiring memperhatikan adiknya menghilang dari tempat ini.

Sementara selepas kepergian Taehyung, ia berhasil menghela napas lega, bahunya merosot lalu menoleh pada tempat persembunyian Jungkook.

"Keluarlah."

Perlahan-lahan, dapat Namjoon saksikan bagaimana pemuda tersebut muncul sambil merangkak pelan-pelan, kepalanya menyelingak curiga ke arah pintu sebelum menghela napas luar biasa ringan; sampai mulutnya terbuka. Maka hal tersebut cukup menjadikan Namjoon tertawa kerenanya.

Lucu sekali.

Jungkook bangkit dari posisi menunjukan penampilannya yang kini lebih beradab sebagai laki-laki, "Terimakasih, aku akan membalasmu suatu hari," ia mengujar, merasa lega akan riasan di wajahnya yang telah sirna. 

"Mau pergi sekarang? Menginaplah. Aku sudah menawarkan tempat untukmu hingga terbit fajar nanti 'kan?"

Akan tawaran itu Jungkook lantas menggeleng ringan, "Tidak, ada seseorang yang harus ku beri pelajaran malam ini juga. Terimakasih untuk semuanya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Deadly NightshadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang