•
•
•Seokjin itu tidak matrealistis, hanya sedikit oportunis ditambah realistis. Jadinya ya begini— memperlakukan adik angkatnya si gisaeng muda jejadian itu dengan sadistis.
Itu pembelaan dirinya yang ia katakan barusan di hadapan salah satu gisaeng terbaiknya yang sedang kurang enak badan, Bae Joohyun.
"Hojang-nim, tidakkah kau merasa takut? Jika kaisar tahu bahwa gisaeng yang bermalam dengan anaknya ialah seorang pria maka kau juga bisa ikut dipenggal," Joohyun mengingatkan.
Namun Seokjin tetap berlagak santai sambil menghitung kepingan emas di peti-peti yang di berikan kaisar padanya. Alam liar imajinasinya mulai melincah, menyusun rencana masa depan tanpa perlu susah payah menjadi Hojang lagi. Ingin menikmati hidup dengan emas-emas ini.
Total lupa bahwa ia bisa saja dikubur hidup-hidup oleh Jungkook karena murka.
"Hei, Joohyun! Jangan secemas itu pada Jeon Jungkook! Ingat tidak, dia pernah jatuh ke sumur sedalam belasan meter dulu saat remaja? Aku sampai menangis karena mengira ia akan pergi bersama malaikat maut ke nirwana. Aku bahkan menghabiskan sekantung emas untuk mendesain nisannya. Tapi tahu-tahu ia muncul ke atas lubang sumur sambil tertawa... Bocah itu memanjat. Jungkook itu licin. Akalnya banyak dan tidak takut apapun kecuali tidak mendapatkan asupan untuk mulut dan perutnya."
"Tapi Hojang-nim... "
Suara ketukan di pintu utama Gyobang menyita perhatian. Seorang pelayan membuka dengan tergesa mengingat hari yang sudah di penghujung malam. Seokjin bersama Joohyun bersegera melangkah ke sana, mendapati penasihat Park bersama dua peti emas— lagi???
Seokjin menyesal, kenapa Jungkook harus jadi lelaki?
Jadi lelaki saja, dia dapat lima peti emas.
Apalagi jadi perempuan?
Kaya akan jadi nama tengahnya..."Apakah aku mengganggu?" tanya Park Jimin setelah membungkuk dan mengucap salam. Seokjin menggeleng, menyilakan penasihat tampan itu afar duduk di sebuah pondok.
"Tentu saja tidak! Gyobang senantiasa terbuka untuk anda, Penasihat Park! Anda ingin minum apa? Atau—"
"Ahh, tidak! Aku hanya ingin mengantar ini... " ia menunjuk pada dua peti emas yang ia bawa.
"Kaisar tiba-tiba memintaku menambahkan ini padamu. Sebagai ganti dari keberadaan gisaeng cantik itu untuk menjadi teman pribadi pangeran di istana."Di titik ini, sejenak Seokjin melupakan soal emasnya. Dia berusaha menelaah setiap kata yang tersampaikan dari bibir penasihat kerajaan itu.
"Maksudnya?"
"Ehemm," Jimin berdehem sejenak sebelum tersenyum sambil menguntai kalimatnya, "jadi, intinya kaisar merasa puas karena pelayanan gisaeng Jeon Jungsoon. Aku tidak tahu pasti karena aku belum menginjakkan kaki di istana pribadi pangeran. Malam ini tempat itu ditutup. Kaisar membiarkan kedua pasang anak manusia itu untuk saling mengenal tanpa interupsi siapapun."
"Lalu?" Seokjin makin penasaran.
"Ya, itu tadi. Desas-desus dari pengawal tadi sempat kudengar jika kaisar merasa sangat bersuka cita. Sebab yang terjadi malam ini benar-benar di luar ekspektasinya. Beliau mengira bahwa putera mahkota dan gisaeng hanya akan terlibat oleh satu dua patah kata dalam percakapan membosankan. Mengingat bagaimana dinginnya putera mahkota dengan seorang wanita. Tapi... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Deadly Nightshade
Fanfic『 taekook, joseon, suspense, historical 』 Sang Putra Mahkota mencintai mendiang istrinya terlampau dalam, hingga masa manakala Baginda Raja memerintahkannya mencari pasangan hidup baru; maka di malam pesta perjamuan putri-putri kerajaan negeri l...