Empat

24 7 2
                                    

Selamat malam minggu. Masih betah bikin gue nunggu? -Claretta

Malam minggu ini, Retta pulang ke rumahnya yang berkisar sejauh 8 km dari kediaman neneknya. Retta harus kembali menabung rindu pada Gavin, mau bagaimana lagi, sudah resiko manjalani hubungan tidak satu sekolah. Claretta adalah pelajar di salah satu SMA yang cukup terkenal di Bandung, SMA BRATAWIJAYA. Anak kelas XI Ips 2 yang paling males kalo udah dengerin wali kelasnya ngomel ,menjenuhkan ujarnya .

"Udah malem gini ,si Gavin kemana sih? Ngilang aja terus emang nya dia pikir dia tuyul? Udah botak, suka ngilang gt aja" gerutu Retta sambil menunggu kabar dari Gavin

Terlalu lama dan lelah menunggu, Retta memutuskan untuk mengerjakan tugas saja, fokusnya kini buyar karena getar ponsel nya

Dirga:"Ta, Gavin berantem"

Notifikasi yang awalnya membuat Retta tersenyum karna ia kira dari pacarnya kini berubah menjadi kecemasan, bimbang, tak mengerti harus berbuat apa. Retta mencoba menghubungi Gavin pun tak terbalas, ya iyalah orang lagi berantem gimana mo bales pikirnya kemudian. Retta yang takut pacar nya kenapa napa, ia tak tinggal diam, ia langsung menanyakan kabar pacarnya pada teman pacarnya

Claretta:"Ga,gimana keadaan Gavin?dia luka parah?"

Dirga:"ngga ta, kapan sih ketua geng kita kalah"

Claretta:"huft, syukurlah kalo dia ga kenapa napa"

Dirga:"emm..Iya ta, lo khawatir banget ya sama dia?"

Read

Untuk apa Dirga menanyakan hal seperti itu padanya ,toh seharusnya dia tau sendiri bahwa gamungkin Retta ga khawatir dapet kabar bahwa pacarnya berantem, itu hal bodoh yang dia pertanyakan dan ga penting buat Retta bales lagi

Malam itu Retta rasanya tak ingin memejamkan mata, dia masih terus terfikir akan pacarnya. Apakah dia benar benar aman? Apakah dia benar benar ga terluka? Untuk apa jam segini dia masih di luaran sana? Semua fikiran itu terus memutari otak Claretta, dan membuatnya resah

malas untuk berbasa basi, Retta pun langsung menghubungi sang kekasih dan berharap dapat fast respon

Claretta:"selamat malam minggu, masih betah bikin gue nunggu?"

sebenarnya claretta ingin sekali menanyakan keadaan Gavin, tapi ia tau pasti jika dia langsung menanyakan itu, mereka akan langsung bertengkar dan entah akan berakhir bagaimana

Benar saja, Gavin tak membuka ponselnya malam itu, tak peduli dengan notif dari siapapun, mungkin ia sedang tak ingin di ganggu, atau mungkin dia sedang menghindari seseorang.

06.04
Pagi ini, Retta rasanya malas sekali untuk beranjak dari tempat tidurnya, dia memilih untuk tetap memejamkan matanya setelah semalamam terus kepikiran lelaki tak tau diri yang dicintainya itu. Namun ternyata matanya tak bisa terpejam lama ketika ia melihat ada notif dari sang kekasih di layar ponsel nya

Gavin:"bangun nyet tidur mulu lo nax setan"

Kerasukan setan apa Gavin pagi itu, setelah hilang semalaman dan tiba tiba membangunkan Retta seperti itu, benar benar pacar sialan, gumam Retta

Claretta:"Y"

Gavin:"tumben amat jutek bos"

Claretta:"males gue sama lo, ilang teross"

Gavin:"hehe, tadi malem adaa.."

Claretta:"ada apa? Perkumpulan anak iblis? Lo ketua nya gitu?"

Gavin:"tau aja lo setan, makin sayang deh gue"

Claretta:"terus lo berantem sama siapa? Anak kuntilanak ?"

Gavin:"anak pocong biasa cari masalah minta di sentil"

Claretta:"yauda gue juga mau cari masalah ah biar lo sentil"

Gavin:"iya kalo di sentil, kalo malah di cium gimana?"

Claretta:"BERISIK YA LO!"

Gavin:"ga usah senyum senyum sendiri ah nanti makin manis"

Read

'sialan parah tu anak, bisa aja bikin gue melting setelah kesel dan amarah gue memuncak, ga pernah bisa emang gue tuh marah lama lama ke dia' batin Retta setelahnya

Minggu pagi adalah rutinitas biasa Gavin sunday morning ride atau lebih dikenal dengan sebutan 'sunmori' . Gavin sangat suka balapan, bahkan dia sampai masuk club balap resmi walau latihan nya ga rutin. Retta tak pernah cemburu dengan hobi Gavin yang senang motor, balapan, bahkan Gavin lebih memprioritaskan balapan sebelum Retta. Bagi Retta, selama dia di duakan dengan hobi ia rela dan baik baik saja, tapi jika di duakan dengan wanita lagi, entah apa yang akan dilakukannya, mungkin saja langsung memutuskan hubungannya dengan Gavin yang terbilang sudah cukup lama? Atau malah membolehkan Gavin untuk menduakannya dengan wanita lain?

Bangun, makan, mandi, kembali tidur, bangun, belajar, tidur. Itu saja yang bisa Retta lakukan hari ini, karena dia sendiri tak tau harus melakukan apa. Sampai akhirnya, dia memilih chattingan dengan lelaki lain, hanya sekedar untuk menghilangkan rasa jenuh. Toh teman Retta juga bukan hanya wanita kan? Dan dari kecil pun Retta lebih banyak teman lelaki

Minggu sore adalah hal terburuk yang Retta paling benci, karena terlalu dekat dengan hari senin. Tapi untungnya sore itu hujan , dan membuat senyum Retta mengembang seketika. Retta memang sangat menyukai hujan, tak ada alasan baginya untuk tak berada di bawah hujan. Ia keluar kamar dan menuju balkon rumahnya, disitulah biasanya dia menikmati hujan, memang air hujan tak begitu ke arahnya, tapi kelamaan ia akan basah juga kan karena airnya?

Hujan sore itu tak se deras yang ia harapkan. Tapi tak apa, turun hujan pun ia sudah bersyukur, karena sejenak ia bisa meluapkan masalahnya dan air matanya akan jatuh bersamaan dengan air hujan, tidak akan ada orang yang tau bukan? Itulah tujuan Retta menunggu dan sangat menyukai hujan

Retta berdiri memegangi pagar balkon rumahnya seraya berkata
"vin, andai lo bisa disini sekarang, nikmatin hujan ini sama gue, lo baik baik di belakang gue ya, gue sayang sama lo. kemarin, sekarang, besok, dan entah sampai kapan" Retta berbicara seolah hujan akan menyampaikan pesan itu pada kekasihnya bahwa ia sangat menyayanginya

EVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang