Lima

21 4 2
                                    

Dia boleh aja pacar lo. Tapi kalo gue jodoh lo, dia bisa apa -Vika Primadona sejagat raya

Belllllll

Upacara hari ini kembali di laksanakan dengan Bu Rosa sebagai pembina, beberapa murid yang ada di barisan sempat mengeluh, emang sih bu Rosa itu kalo ngomong panjanggggg banget kaya laut suez, tapi kalo di dengerin pasti ngerti dan bermanfaat banget, ya asal kuat berdiri aja

Contoh murid yang kuat berdiri tapi ga dengerin adalah Gavin, selalu.
Dia bukan cuma berdiri di barisan bersama biasanya, tapi dia berdiri diantara barisan anak anak nakal yang tidak lengkap memakai atributnya. Tiap sekolah mungkin memiliki aturan yang sama seperti itu, termasuk SMA PANDAWA. Gavin adalah anak kelas XI IPA 3. Sering kali melanggar aturan yang berhubungan dengan atribut, entah memang tertinggal atau sengaja ditinggal.

Gavin kini menjadi sorotan seluruh siswa dan guru, terutama siswi nya. Gavin terlihat lebih menawan karena kini dirinya tersorot oleh matahari, yang membuat para siswi tak bisa menahan dirinya untuk tak melihat seorang Gavin diantara barisan para anak nakal.

Bukan hanya tak lengkap memakai atribut, Gavin juga seringkali di hukum karena datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, dan tak memperhatikan guru yang sedang  menerangkan.

Pa Beni, guru killer yang sering memarahi murid murid yang nakal itu sedang berkeliling dengan mata yang menyorot satu satu pada muridnya, tak terkecuali pada Gavin. Kini Gavin sedang di sorot oleh mata bulat Pa Beni dengan sangat tajam.

"GAVIN! GA BOSEN YA KAMU BARIS DI DEPAN SINI?!" ketus Pa Beni

"Ngga pa, saya ga bosenan soalnya" jawab Gavin dengan kekehannya

"Kamu ini, ditanya serius malah bercanda, kamu fikir saya main main?!" amarah Pa Beni kini mulai memuncak karena jawaban Gavin barusan

Gavin yang malas bertengkar dengan Pa Beni, memilih untuk menunduk saja dan enggan untuk menatap mata Pa Beni

Karena kenakalannya Gavin kini tak boleh ikut pelajaran jam pertama, yang kebetulan jam Pa Beni. Bukannya datang minta maaf, Gavin kini malah senang dan memilih untuk berkeliling sekolah untuk sekedar refreshing agar tidak jenuh dan mengantuk.

"Gavin!" seseorang memanggil dari arah belakang dan membuat Gavin memutar tubuhnya

Gavin hanya menjawab dengan mengangkat satu alisny yang bermakna 'apa?'

"Emm nanti pulangnya bisa anterin gue pulang ga? Motor gue dipake kakak gue soalnya, mau ya ya" pinta nya dengan mata puppy eyes miliknya

Dia adalah wanita yang sama seperti waktu itu, yang diantar pulang oleh Gavin dan menyebabkan pertengkaran antara dirinya dengan Retta

"Ga! Gue sibuk" ketus gavin

"Ah Gavin sibuk apa sih, anter gue pulang sebentar aja emang ga bisa?"
Paksa wanita berambut panjang tersebut

"Gue ga mau Vika!" Sentak Gavin yang langsung berbalik badan dan meninggalkan wanita yang bernama Vika itu

'Tumben banget Gavin ga mau anter gue, pokonya hari ini gue harus pulang bareng Gavin' batin Vika

Satu jam cukup lelah untuk Gavin memutari sekolahnya yang cukup besar itu, dan ia kembali masuk ke kelasnya dengan badan yang berkeringat

Baru dua langkah Gavin memasuki kelas, seisi kelas kini menjadikan Gavin pusat perhatian entah karena ia yang tadi di hukum, atau karena badannya yang berkeringat. Gavin terlalu malas menggubris teman teman yang banyak bertanya tadi dia kemana, melakukan apa, kenapa ia tak meminta maaf saja dan ikut belajar bersama yang lain. Ah itu semua membuat Gavin semakin malas dan memperburuk mood nya yang sedang turun karena bertemu Vika tadi.

Dirga, teman sekelas Gavin yang waktu itu memberi tau Retta bahwa Gavin sedang berkelahi, berjalan  mendekati Gavin yang sedang duduk dengan wajah ditekuk

"Vin, jelek amat tu muka" ejek Dirga yang hanya dibalas sekilas lirikan ujung mata Gavin

"Mood lo jelek amat vin ,kenapa bro?" tanyanya penuh rasa penasaran

"Gue ketemu si curut bau satu itu tadi" akhirnya Gavin memberitau alasan moodnya sangat jelek pagi ini

"Curut bau? Oh maksud lo vika? Kenapa lagi tu anak?"

"Dia maksa anter balik" jelasnya singkat

"Terus lo nolak? Lah kenapa? Dia kan cantik broo, gaada salahnya lah" perkataan Dirga yang membuat Gavin menyernyitkan dahi nya heran

"Udah ah lo banyak nanya kaya tukang baso" Gavin yang malas membahasnya lagi, menepuk bahu Dirga dan meninggalkan Dirga

Ternyata perjuangan Vika untuk diantar pulang oleh Gavin tak sampai disitu, ia melihat gavin menggendong tas Eiger berwarna hitam merah itu sedang menuruni anak tangga dengan pandangan yang kosong

"GAVIN! ayolah gue nebeng ya?" teriak Vika sambil berlari dari lorong dan menuruni anak tangga mengejar Gavin

"Ya tuhan, gue ga mau Vika, nanti pacar gue marah" ucap Gavin dengan nada malas

"Cemburuan amat sih jadi cewe" kesal Vika yang langsung melingkarkan kedua tangannya di dada

"Coba lo yang di posisi pacar gue, cemburu ga lo hah gue tanya?!" bentak Gavin yang langsung meninggalkan Vika seperti kebiasaannya

"Vin! Dia boleh aja pacar lo.Tapi kalo gue jodoh lo, dia bisa apa?" teriak Vika yang tak mendapat respon apa apa dari Gavin

Entah bagaimana lagi Gavin harus menangani wanita seperti itu, yang setiap hari menjadi beban untuk Gavin. Waktu Gavin mengantar Vika pulang, itu karena Bu Rosa yang menyuruhnya dengan alasan Vika sedang tidak enak badan dan tak kuat jika harus mengendarai motornya sendiri. Anehnya, mengapa Bu Rosa harus meminta Gavin yang mengantarnya? Sementara masih banyak siswa lain yang bisa mengantarnya pulang juga, ah dia tak ingin memikirkannya lebih jauh ,ia tak ingin mengurusi hal hal yang menurutnya tidak terlalu penting

Tok tok tok
"Maahhhh Gavin pulangg" teriak Gavin ketika membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci

"Tumben banget kamu jam segini udah pulang?" Jasmin yang merupakan ibu dari Gavin kebingungan karena biasanya anak tunggalnya tersebut pulang diatas jam tujuh malam, tapi ini? Sebelum jam 6 pun dia sudah sampai di rumah

"Iya mah lagi pengen pulang cepet aja" balasnya

"Itu ada surat cinta dari seorang perempuan" Jasmin menunjuk meja tamu

"Dari Retta? Tumben amat" jawabnya dengan menarik ujung bibirnya tipis

"Bukan, tapi dari.."

"Siapa?!"ucapan mamanya yang belum selesai pun terpotong karena Gavin yang sangat penasaran

EVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang