Delapan

13 4 1
                                    

Tuhan tidak menciptakan bidadari untuk disandingkan dengan seekor babi -Gav  in Retta heart

"Gausah sosoan gombal vin, ga mempan! " ujar Retta, ia berbohong karena malu dan tak ingin Gavin mengetahui bahwa dirinya berhasil membuat pipinya merah merona

Gavin yang sudah menyelesaikan sarapannya itu, segera minum dan terdiam menatap pacarnya yang sedang bermain ponsel di hadapannya

"Rettaaaa" panggilnya dengan sangat lembut

Retta menyimpan ponselnya di atas meja dan menatap kembali mata Gavin

"Tumben manggil nya lembut amat, biasanya kaya toa masjid" ujar Retta heran

"Gue-"

"Mo cerita apa?" potong Retta yang ternyata sudah mengetahui apa yang ingin pacarnya katakan

"Masih aja lo peka banget ta, pacar gue duh" jawab Gavin seraya memuji pacarnya yang di balas senyum simpul dari Retta

"Kemarin, Sabrina ngirim surat kesini dan isinya ngancem gitu deh nanti gue tunjukin ke lo, kalo sekarang gue males ngambilnya mager hehe" kekehnya pada Retta

"Ngancem apaan emang?" tanya Retta penasaran

"Dia.. mau ngirim foto gue waktu masih pacaran sama dia dulu ke lo ta, dan fotonya kan eumm jauh lebih mesra dari foto foto gue sma lo" paparnya dengan hati hati karena takut Retta salah faham mendengarnya

"Oh. Hahahahaaha" Retta yang tiba tiba tertawa terbahak bahak

"Lah apanya yang lucu ta? Gue aja kesel banget"

"Jadi Sabrina mau ngirim foto itu biar gue cemburu gitu? Gabanget vin elah please deh" jawab Retta dengan sangat meyakinkan

"Serius lo? Gue takut- "

"Gue cemburu terus kita berantem lagi gitu?" lagi lagi Retta memotong perkataan Gavin karena sudah mengetahui apa yang akan Gavin ucapkan

"Vin, emang lo masih sayang sama dia? Ya kalo lo masih sayang pasti gue cemburu. kalo engga kan, buat apa gue cemburu? Berarti gue ga percaya dong sama lo kalo kaya gitu" Ucap Retta yang berusaha meyakinkan Gavin

"sayang? YA NGGA LAH!" jawab nya dengan sangat ketus

"sebenernya kan kalo dibanding gue, Sabrina tuh lebih cantik dan diincar banyak lelaki"

"Jangan bandingin dia sama diri lo, itu ga akan setara! Tuhan tidak menciptakan bidadari untuk disandingkan dengan seekor babi, ta. Inget itu! Mmm lo bidadarinya ya btw dia babinya, jangan kebalik" jelas Gavin yang tak suka jika pacarnya membandingkan dirinya dengan mantannya yang sangat ia benci

"Kalo dibandingin sama manda yaa gimana yaaa, lo kalah sihh . Secara, manda kan gue bawa ke salon seminggu 4 kali" ejek nya pada Retta

"Kurang ajar lo! Gue hantem juga lo lama lama" ancam Retta karena tak terima

"Jangan Elah. Kalo gue mati, nanti lo jadi janda emang mau? nanti lo nangis bombay gue tinggalin" tanya Gavin dengan sangat percaya diri

"ngapain juga gue nangisin lo. Kalo lo mati yaa gue cari lagi" jawab Retta yang tak mau kalah

"Cari apaan? Cowo baru? Gile ya pacar gue udah maen mo berpaling aja nih"

"Ih bukan! Cari tanah kuburan biar mati nya bareng sama lo!" kali ini Retta yang ingin membalas Gavin dengan membuat pipinya merah merona, namun semua itu gagal karena Gavin yang malah marah pada dirinya

"jadi lo mau bunuh diri gitu cuma buat nemenin gue? Dosa tau Ta! Ga boleh. Dengerin gue, masa depan lo tuh masih panjang, gaboleh main bunuh diri gara gara cowo doang. Jangan kaya gitu ya bocah ku" papar nya sangat panjang

"omongan lo kaya yang mau mati sekarang aja, sosoan kaya ustadz lagi lo, solat aja masih bolong bolong. Emang itu ga dosa?!" cibir Retta yang di balas kekehan oleh Gavin

"Ya udah nanti kita solat lagi bareng ya, gue bakal jadi imam yang bener deh janji, ga akan kaya waktu itu hehe" pinta nya pada Retta

Jujur saja, Retta pernah solat ashar berjamaah bersama Gavin. Namun pada rakaat yang ketiga, Gavin malah lupa rakaat dan menanyakan rakaatnya pada Retta yang sedang menjadi makmumnya. Sangat memalukan bukan? Makanya, Retta sangat ragu saat Gavin kembali mengajaknya untuk solat berjamaah. Tapi apa salahnya dicoba kan, siapa tau dia tak akan mengulanginya lagi.

Asiknya mereka mengobrol, membuat mereka lupa bahwa sedari tadi ada yang memperhatikan keduanya berbincang.

"Gue salam aja ga di denger, bagus ya kalian berdua!" kesal Riza pada Retta dan Gavin

"heh kentut monyet nih, berarti lo dari tadi ngupingin gue sama Retta?!" ketus Gavin yang bukan malah meminta maaf pada Riza

"Ya iyalah. Gue denger janda janda gitu apalah gue ga ngerti"

"Baguslah. Bocah tuh ga usah ngerti dulu ya masalah rumah tangga" Ejek Gavin

"Songong lo! Kaya yang udah nikah aja" balas Riza yang tak terima ejekan dari Gavin

"doain aja, 5 taun lagi gue nikah sama dia" ucap Gavin yang malah meminta doa dari Riza

"Gue secepatnya nyusul deh kalo gitu" balas Riza tak mau kalah dari Gavin

"Lo mau nikah sama siapa? Nenek sihir di perempatan?" Gavin yang semakin menjadi jadi berhasil membuat Riza dan Retta tertawa terbahak bahak karena ocehannya

Jika mereka bertiga sudah berkumpul, apapun akan mereka perbincangkan. Mulai dari lahir, kehidupan, sampai kematian gaakan ada abisnya. Jika bisa dibilang, mereka adalah Bff dari kecil, jadi sudah tak heran jika mereka akrab seperti ini. Dalam sebuah persahabatan lelaki dan wanita pasti tidak ada yang murni, contohnya Gavin dan Retta kan? Pada usianya yang menginjak 15 tahun atau kelas satu SMA, keduanya saling mengutarakan isi hatinya dan dimulai lah hubungan spesial yang masih terjalin sampai saat ini.

Pada awalnya, Riza memang merasa risih dan tidak enak karena selalu menjadi nyamuk pada awal masa Retta dan Gavin pacaran, namun kelamaan sesuatu hal yang dibiasakan menjadi terbiasa kan, dan itulah yang dirasakan Riza. Karena sudah terbiasa, jadi ya dia tidak merasa risih lagi, malah terkadang ia menjadi penengah ketika kedua sahabatnya bertengkar dalam hubungannya. Huft, kesabaran extra memang sangat harus dimiliki oleh seorang Riza Febry Sadewa

EVER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang